- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 235
Agatha tanpa sadar ingin bertanya apakah itu karena Selena, tetapi dia menelan
kembali pertanyaan itu.
Ketika melihat petunangan mereka berdua sudah di depan mata, Agatha tidak ingin membuat masalah
lebih lanjut sampai membuat Harvey menunda waktu
pertunangan mereka.
Harvey bilang bahwa dirinyalah yang menggigitnya, yang artinya memang dia
sendiri.
Meskipun itu ada hubungannya dengan Selena, Agatha tidak ingin menyebut nama
orang itu di hadapan Harvey.
Akhir–akhir ini kelakuan Harvey sangat aneh. Dulu ketika menyebut nama Selena, matanya dipenuhi
dengan rasa kebencian yang sulit disembunyikan.
Namun, beberapa bulan terakhir, perasaan Harvey pada Selena sudah berubah lagi.
Dia mulai peduli dengan wanita itu lagi.
Mereka berdua belum mendapatkan buku nikah. Tanpa buku itu, Agatha tidak ingin memperdebatkan
masalah ini dengan Harvey.
“Aku kebanyakan ngomong. Oh ya, ini kue buatanku sendiri. Kamu cobalah. Enak,
nggak?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Agatha meletakkan kue itu satu persatu ke kotak makan. Ketika Harvey meliriknya,
dulu Agatha biasa membuatkan kue–kue itu untuknya.
Entah dari mana Agatha mendapatkan informasi kesukaan Harvey. Setidaknya
penampilan luarnya mirip dengan buatan Selena.
Ketika Harvey mengamati kue itu, Agatha merasa sedikit bahagia dan buru–buru
berkata dengan ramah, “Aku akan buatkan kopi untukmu.”
Selena melihat situasi di luar melalui celah dan bisa melihat interaksi mereka
berdua.
Selena merasa agak aneh. Sama sekali tidak ada perasaan saling mencintai di antara
mereka berdua.
Ketika melihat Agatha yang sibuk jalan ke sana ke sini, dia malah mirip seperti seorang dayang istana
yang berusaha menyenangkan hati Harvey.
Sementara itu, Harvey mengambil sepotong kue dan memikirkan Selena. Dia sudah lama tidak makan
kue buatan Selena.
Ketika menggigitnya dengan lembut, bagaimanapun itu bukan aroma kue buatan Selena. Harvey pun
meletakkan kue itu kembali.
Agatha memegang cangkir kopi dengan wajah kecewa dan bertanya, “Apa nggak
enak?”
Harvey menyetujuinya dan membalas, “Lumayan. Aku nggak lapar.”
Agatha meletakkan kopi itu dan tidak memaksa Harvey.
“Aku tunggu kamu sampai pulang kerja.”
Jantung Selena berdegup kencang. Kalau begitu, bukankah Selena juga tidak bisa
pergi?
Harvey pasti tidak akan menyetujui Agatha.
Namun, tak disangka Harvey tak menatap Agatha dan berkata, “Terserah.”
Agatha berdiri di samping rak buku dan melirik ke arah buku–buku di rak.
Agatha menatap jendela lagi untuk beberapa saat, kemudian melihat orang–orang berjalan di bawah
seperti semut.
Tiap hari Harvey bekerja di tempat seperti ini, seolah–olah dia adalah seorang dewal yang bisa
mengatur hidup dan mati semua makhluk hidup. Ternyata rasanya
sungguh menyenangkan.
Begitu memikirkan bahwa mulai sekarang Agatha berdiri di panggung yang setinggi
ini, suasana hatinya pun membaik.
Suasana di ruangan pun hening, lalu Harvey mulai angkat bicara,
“Aku suruh orang untuk mencari dua guru agar bisa mengajari Harvest berbicara
dan membaca.”
Selena tidak membalas. Anak ini baru berusia satu tahun, tetapi sudah mulai belajar. Apakah Harvey
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmbisa lebih kejam dari ini?
Agatha juga merasa hal ini tidak pantas dan membalas, “Bukankah dia masih terlalu
kecil?”
“Nggak.” Harvey menjawab dengan santai, “Shearly bisa mulai belajar setelah umur
tiga tahun.”
Agatha menghela napas. Tanpa sadar Agatha lebih memperhatikan Shearly.
Saat ini, pintu terbuka dan seorang office girl datang untuk bersih–bersih.
Agatha juga baru pertama kali melihatnya. Alisnya menunjukkan sedikit tidak
senang dan berkata, “Siapa yang menyuruh masuk tanpa ketuk pintu? Apa kamu
nggak lihat sekarang pukul berapa? Saat direktur lagi ada tamu, kamu malah datang
bersih–bersih. Apa kamu nggak tahu aturan?”
Ketika mendengar suara Agatha, Selena buru–buru mendongak melihat orang yang
datang.
Karyawan kebersihan itu merapikan penampilan tubuhnya dan tampak sangat
kurus.
“Maaf, aku lihat sore ini Tuan Harvey tidak ada jadwal, jadi aku datang untuk bersih-
bersih. Aku nggak tahu kalau ada Nona Agatha di sini.”
Selena terkejut. Itu artinya karyawan kebersihan ini paham betul jadwal kegiatan
Harvey.
Sebelum Agatha kehilangan kesabarannya, Harvey langsung berkata, “Bibi Mina
kuberi wewenang untuk langsung masuk. Kenapa? Kamu keberatan?”
CON BUNDLE: get more fro