- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 236
Agatha sudah melatih kemampuannya dengan baik untuk mengamati perkataan dan ekspresi orang.
Dia jelas merasakan adanya ketidaksenangan dari Harvey.
“Jadi, begitu. Sebelumnya aku nggak begitu yakin.”
Harvey malas menjelaskan dan berkata, “Bibi Mina, silakan mulai.”
“Baik, Tuan Harvey.”
Karyawan kebersihan itu mulai bekerja seharian. Agatha menatap Bibi Mina dari atas sampai bawah
dan tampak umurnya sudah tidak muda lagi, jadi tidak mungkin dia memiliki hubungan dengan Harvey.
Setelah itu, Agatha pun mulai memainkan
ponselnya.
Selena memaki Harvey habis–habisan di dalam hatinya.
Tidak masalah kalau membiarkan Agatha pergi, tetapi sekarang malah membiarkan
seseorang untuk bersih–bersih ruangan. Apa Harvey ingin Selena mati lebih cepat?
Namun, bagaimana bisa Bibi Mina datang bersih–bersih di waktu seperti ini? Selena
merasa ada yang tidak beres.
Selena ingin menatap Bibi Mina lebih lama, tetapi sekarang Bibi itu malah
membelakanginya dan dia hanya bisa melihat tubuh kurus itu.
Bibi Mina juga mengenakan topi untuk menutupi sebagian besar wajahnya. Topi itu
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
mana bisa melindunginya dari terik matahari di dalam ruangan?
Waktu pun berlalu, kemudian Selena melihat Bibi Mina membersihkan kaca dan
hendak membersihkan rak buku di sampingnya.
Bagaimana kalau Bibi Mina menemukan Selena?
Awalnya Selena hanya datang untuk melaporkan pekerjaannya, tapi sekarang
malah tidak masuk akal kalau ketahuan seperti ini.
Selena sakit kepala dan buru–buru mengambil ponsel untuk mengirim pesan pada
Harvey.
Namun, Selena menyadari bahwa dia memblokir WhatsApp seseorang. Selena hanya bisa mengirim
SMS.
Ponsel di meja bergetar, seolah–olah Harvey sudah mengantisipasi hal ini. Dia bahkan tak
mengangkat kepalanya.
Harvey sengaja! Selena berani yakin bahwa orang ini sengaja melakukannya!
Setelah membombardir sepuluh SMS pada Harvey, Harvey masih tidak
memedulikannya.
Selena hanya harus menelepon Harvey, tetapi dia hanya melirik ponselnya dan
menunduk.
Sialan!
Selena merasa sangat panik sampai melompat–lompat. Harvey bertingkah seperti
tidak terjadi apa–apa.
Bahkan Agatha pun menyadari ada yang tidak beres ketika melihat Harvey dan
berkata, “Harvey, ponselmu berdering.”
Harvey menekan tombol senyap dan membalas, “Nggak apa–apa. Itu hanya telepon
yang mengganggu.”
“Oh ya? Kenapa orang zaman sekarang bermuka tebal dan terus–terusan menelepon.
Biar aku yang urus.”
Η
Agatha jelas tidak percaya. Harvey memiliki nomor pribadi dan biasanya dia tidak membocorkannya
pada orang lain. Bagaimana bisa ada panggilan yang
mengganggunya?
Agatha menutup bukunya dan berjalan menghampiri Harvey. Sebelum Agatha sampai di hadapannya,
Harvey sudah mengangkat telepon itu dan berkata, “Halo.”
Selena menjawab dengan suara berbisik, “Jangan main–main.”
Harvey terkekeh dan membalas, “Menarik, ‘kan?”
Ketika memikirkan Selena menggaruk–garuk telinga dan pipinya, Harvey merasa
sangat menarik.
Bagaimanapun juga, Harvey sudah terbiasa melihat Selena yang muram dan sudah lama tidak melihat
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmekspresi lain di wajah Selena.
Selena menghela napas di dalam hati dan hanya berkata dengan suara lembut.” Harvey, kumohon.
Jangan main–main.”
Setelah mengatakannya, seketika sikap Harvey berubah. Dia melirik Agatha yang
mendekat dan berkata, “Oke.”
Agatha melihat Harvey menutup teleponnya dan masih tidak tahu dengan jelas siapa yang menelepon
Harvey. Harvey sudah menaruh ponselnya ke dalam saku.
Harvey sama sekali tidak berniat untuk menggoda Selena. Dia melirik ke arah Agatha dan berkata,
“Aku baru ingat sebentar lagi ada rapat. Kamu pulanglah dulu.”
“Nggak apa–apa. Aku bisa menung
Sebelum Agatha menyelesaikan kalimatnya, Harvey sudah menelepon saluran
dalam kantor dan Chandra dengan cepat muncul di depan pintu.
“Nona Agatha, mari saya antarkan pulang.”
Agatha tidak bisa berkata apa–apa lagi dan disuruh keluar begitu saja.
Selain Agatha, karyawan kebersihan juga disuruh keluar. “Bibi Mina, hari ini
kamarnya nggak usah dibersihkan. Bibi bisa pulang kerja dulu.”
Bibi Mina tertegun, lalu ekspresi wajahnya kembali normal dengan berkata, “Baik.”
Pintu kantor ditutup kembali, lalu Selena ditarik keluar oleh Harvey. Tubuhnya.
ditekan oleh seorang pria di meja kantor.
“Selena, kamulah yang memprovokasi diriku.”