We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 529
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 529 Selena yang sedang menikmati sup sontak menoleh ka arah Lian, menunggunya hingga menutup telepon.

Setelah itu, dia bertanya, “Ada masalah di rumah?” “Adik saya ditabrak sampai kakinya patah pas lagi di jalan pulang. Nyonya Selena, saya.

Tanpa menunggunya selesai bicara, Selena langsung menyela, “Aku kasih kamu waktu libur dua hari. Kamu boleh pulang dan urus adikmu dulu. Sekarang yang paling penting kesehatan adikmu.” “Terima kasih Nyonya, tapi Anda “Ada banyak dokter, pelayan, dan pengawal di sini. Mereka semua bisa menjagaku, Memangnya aku kenapa? Gini saja, aku akan meminta departemen keuangan buat menggajimu lebih awal.” “Nyonya, nggak perlu.” “Cepat sana berangkat, nggak perlu sungkan. Aku akan minta seseorang buat mengantarmu ke rumah sakit.” Selena memberi isyarat pada Nolan, memintanya untuk mengantar Lian dan menghubungi dokter bedah lebih dahulu.

Sejak awal dia sudah tahu bahwa Nolan menyukai Lian. Namun, sayangnya anak ini hanya memikirkan Lewis.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Selena tak dapat menilai Lewis, tetapi dia yakin kalau Nolan sangat baik. Jadi, dia ingin membukakan peluang untuk pria itu.

Seraya beranjak pergi, Selena mengedipkan mata pada Nolan, membuatnya tesipu dan mempercepat langkahnya.

Sambil menikmati embusan angin dan memandang laut fghgan Selena tak henti mengelus perutnya.

Beberapa saat kemudian, Benita datang untuk mengambil piring dan mengingatkannya, “Nyonya, sepertinya bentar lagi hujan. Ayo, masuk dulu.” Selena memandang awan gelap yang menggantung di atas kepalanya, “Ya, pasti sebentar lagi hujan deras.” “Baiklah.” “Ayo, biar kubantu. Berdiri pelan-pelan, ya.” Selena memegangi perutnya yang sudah membesar, sedangkan Benita menopang lengannya. Melihat perut Selena yang sudah seperti kandungan trimester tiga, Benita merasa kasihan.

“Bayi-bayi ini sudah membuat Anda kesulitan. Baru enam bulan saja perut Anda sudah sebesar ini.

gimana di trimester tiga nanti? Mereka bakal tumbuh pesat di bulan Juli sampal Agustus.” Wajah Selena sedikit lebih bulat dibanding sebelumnya. Pinggangnya masih ramping, bentuk badannya pun tidak berubah. Seolah seluruh beban hanya berpusat di perutnya.

“Nggak apa-apa. Selama anak-anakku sehat, aku rela merasa sedikit menderita, Selena melangkah pelan menuju kamar.

Sesekali dia mendongak, melihat gulungan air laut yang tersapu angin kencang.

Selena setengah berbaring di ranjang untuk mengistirahatkan diri. Suasana di luar sangat gelap dan menakutkan.

Selena merasa gelisah setiap kali cuaca seperti ini. Dia menutup gorden dengan kesal, lalu mendengarkan musik ringan untuk menenangkan hatinya.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Dua jam kemudian, dia memutuskan untuk menelepon Lian. “Adikmu nggak apa-apa?” “Cuma luka kecil ternyata, operasinya baru saja selesai ditangani dokter bedah ortopedi terbaik. Katanya, dia bakalan cepat pulih. Terima kasih, Nyonya.” “Ah, jangan berterima kasih melulu. Ini cuma bantuan kecil.” “Saya akan cepat balik ke sana.” “Rawat saja dulu adikmu, aku baik-baik saja kok di sini.” Selena menutup telepon tersebut. Meski lebih muda darinya, Selena justru jauh lebih kalem..

Selena lega setelah mengetahui adik Lian baik-baik saja. Tak lama kemudian, dia melihat Nolan kembali.

Selena menyeruput kuah supnya perlahan. “Kenapa kamu nggak temani dia lebih lama di rumah sakit? Orang tuanya lagi sakit, jadi sebagai seorang pria, seharusnya kamu ikut membantu dia buat menjaga mereka,” ucapnya.

“Nyonya, bukannya aku nggak mau, tapi aku cuma jadi obat nyamuk di sana. Jadi, lebih baik aku pulang saja.” “Hm?” Selena meletakkan sendoknya. “Coba jelasin.” “Lewis juga datang setelah mendengar kabar ini. Aku sudah seperti obat nyamuk di sana, muak sekali rasanya.

Nolan memiliki tubuh yang tinggi besar. Namun, saat ini dia terlihat seperti anak kecil yang menyesal. setelah melakukan kesalahan.

“Kamu sudah bertemu sama Lewis? Gimana dia sekarang?” “Biasa saja. Sama-sama punya dua mata dan satu hidung.” Selena terkekeh. “Kamu terlalu kaku sih, pantesan kamu gagal mendapatkan dia.”