We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 554
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 554 Harvey mengernyitkan dahi sebelum bertanya, “Kota mana?” “Nenek nggak begitu ingat, katanya tahun itu terlantar dan nggak punya tujuan bersama pengungsi lainnya.

Rumomnya, kota tempat dia tinggal berdekatan dengan laut.” “Lebih dari 60 tahun yang lalu saat perang berkecamuk, panglima perang dari berbagai daerah membagi wilayah dan jadi pemimpin. Banyaknya perampok dan pemberontak juga membuat sejarah pada waktu itu benar-benar kacau. Bahkan, banyak nama daerah yang berubah-ubah, cuma dengan petunjuk seperti itu mungkin sulit untuk menemukannya dengan tepat.

‘Nggak apa-apa, pelan-pelan saja carinya. Bisa bertemu dengan Nenek pun sudah membuatku senang dan Tuhan sudah memberi sedikit petunjuk, mungkin suatu hari nanti Nenek akan ingat lebih banyak hal.” “Seli, kalau petunjuk ini benar, kamu juga harus mempersiapkan mental. Meski Nona Fanny yang jadi majikan Nenek sangat mirip denganmu, ada kemungkinan itu hanya kebetulan saja. Di dunia ini, kemiripan seseorang itu merupakan hal biasa, apalagi 60 tahun yang lalu, mungkin saja itu nggak ada sangkut pautnya dengan keluargamu sama sekali.” Harvey tak ingin dia terlalu berharap dan berakhir sia-sia.

“Aku paham, kok. Panggil dokter untuk mengobati tanganku.” Selena menyentuh pergelangan tangannya dan harus sembuh apa pun caranya. Dia tak boleh terus seperti ini.

Setiap kali melihat pergelangan tangannya, Harvey merasa makin bersalah.

“Akhir-akhir ini ada rumor dosis obat dan metode pengobatannya makin berat. Masih bisa tahan?” “Ya, dokter baru ini benar-benar hebat,” balas Selena.

Namun, Selena tak bilang apa-apa mengenai beratnya Bes pengobatan yang dilakukan setiap hari.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Demi menyembuhkan tangannya, Selena tetap bertahan.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Meski tampak tenang dari permukaan, tetapi Harvey tahu Selena sudah berubah sepenuhnya.

Harvey membiarkan Selena beristirahat dengan baik. Setiap hari, dia menghabiskan banyak waktu di gym.

Dalam waktu satu bulan, perutnya sudah kembali rata, bahkan otot perutnya sudah mulai terbentuk.

Tangan kanannya masih belum pulih, Selena hanya melatih tangan kirinya.

Ketika satu bulan sudah terlewati, Selena segera meminta Harvey untuk mengatur pelatihan khusus untuknya.

Chandra, yang ada di belakang Harvey, melihat Selena sedang berlatih bela diri di ruang kaca. Tampak jelas sosok wanita yang kurus dan hanya menggunakan satu tangan saja.

+15 BONUS Dalam waktu satu bulan, perutnya sudah kembali rata, bahkan otot perutnya sudah mulai terbentuk.

Tangan kanannya masih belum pulih, Selena hanya melatih tangan kirinya.

Kuka satu but untuknya.

sudah terlewati, Selena segera meminta Harvey untuk mengatur pelatihan khusus Chandra, yang ada di belakang Harvey, melihat Selena sedang berlatih bela diri di ruang kaca. Tampak jelas sosok wanita yang kurus dan hanya menggunakan satu tangan saja.

Ketika dia dibanting ke matras lagi oleh pelatih, kerutan di dahi Harvey makin banyak.

“Tuan Harvey, Nyonya baru saja selesai pemulihan, tapi langsung menerima pelatihan seintens ini. Aku khawatir tubuhnya nggak kuat.” “Semua ini adalah permintaannya sendiri.” Saat dalam masa pemulihan, setiap harinya Selena menghabiskan sebagian besar waktu untuk berbaring, duduk, dan mengangkat barbel.

Pagi ini, bahkan Selena mengikat kantong pasir pada kakinya dan berlari, seolah-olah dia tak memedulikan tubuhnya sendiri.

Harvey juga tak bisa melakukan apa-apa karena semua ucapannya tak digubris Selena. Dia tetap ingin berlatih untuk memperkuat tubuhnya.

Selena tak ingin melihat orang lain mati lagi demi dirinya ketika berhadapan dengan masalah.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Harvey juga berharap dari lubuk hati terdalam, Selena punya sedikit kemampuan bela diri. Pertama, dia bisa menghabiskan waktu tanpa memikirkan hal-hal yang menyedihkan. Kedua, kalau ada sesuatu yang tak terduga, dia bisa berbuat sesuatu.

Namun, di sisi lain, Harvey merasa intensitas pelatihan kali ini terlalu berat. Apa Selena mampu bertahan? Harvey mengembuskan asap rokok dengan jemari menjepit sebatang rokok, tak bisa mengontrol perkembangan situasi yang terjadi di titik ini.

Meskipun dia makan dan tidur bersamanya setiap hari, Selena hanya menganggapnya sebagai teman sekamar.

Tatapan Selena terhadapnya tak menunjukkan rasa cinta sama sekali, bahkan kebencian pun tak ada.

Sepertinya, Selena tak punya perasaan apa pun kecuali dendam.

+15 BONUS Bagal boneka goyang yang tak kenal lelah. Selena segera bangkit dengan tatapan penuh tekad dan berkata, “Sekali lagi jangan kasih kendor.” “Nyonya, target kita hari ini sudah terpenuhi, kamu perlu istirahat.” tolak sang pelatih dengan segera.

Melihat Selena merasa tak puas, Chandra segera membuka pintu dan berkata, “Nyonya, kami menemukan sesuatu.” Barulah Selena mau berhenti. “Oke, tunggu aku sebentar.” Selena pun bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Melempar pakaian latihan ke keranjang cucian, dia gemetar saat mengulurkan tangan kanannya. Meski proses pengobatan begitu berat, sekarang dia sudah bisa menggenggam gelas.

Saat berhasil menggenggam gelas, pergelangan tangannya gemetar karena masih belum bisa mengendalikan kekuatan dengan baik. Senyum yang jarang terlihat tersungging di wajahnya. Akhirnya, pengobatannya berhasil Tangannya sudah mulai bisa digerakkan!