We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 672
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 672 +15 BONUS Mendengar kata-kata itu, sekujur tubuh Selena seperti kehilangan kekuatan. Dia hanya bisa berdiri tegak dengan susah payah dengan bertumpu di tepi meja.

“Selena, hal ini masih belum pasti. Kakek hanya menganalisis situasi ini dari sudut pandang orang biasa. Orang biasa nggak akan selamat jika berada di tempat seperti itu, tapi Harvey bukanlah orang biasa. Dia sudah menerima pelatihan profesional dan sudah menghadapi berbagai tantangan ekstrem.

Kita harus percaya padanya. Dia pasti baik-baik saja.” Kakek sangat berterus terang kepada Selena. Namun teringat dirinya tidak bisa menghubungi Harvey.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Selena sama sekali tidak bisa merasa tenang.

“Jadi, bagaimana situasinya sekarang?” “Sementara keberadaanya nggak diketahui. Kakek juga belum mendapatkan informasi yang pasti. Area ledakan itu cukup luas. Tempat itu adalah pabrik terbengkalai, jadi nggak ada penduduk di sana. Semua kamera pengawas sudah nggak berfungsi, jadi nggak ada yang tahu apa yang terjadi di sana.” Sejak dia siuman, Harvey terus mengingatkannya ada orang yang ingin membahayakan dirinya. Namun, dia tidak ada ingatan tentang masa lalunya dan ini membuatnya merasa bahaya itu tidak nyata.

Pada saat inilah, kemungkinan Harvey beserta orang-orang yang dibawa Harvey tewas dalam ledakan itu dan tidak pernah muncul lagi, Selena merasa panik dan takut.

“Kek, boleh minta orang untuk mengantarku ke sana? A ggak akan tenang hanya menunggu di rumah.

“Nggak boleh. Kakek sudah bilang ada zat beracun di sana. Sekarang nggak ada yang tahu situasi di sana dengan pasti. Orang itu awalnya berniat menyerangmu. Dia berani menyerang Harvey karena ingin menghilangkan orang yang bisa melindungimu. Hanya di kediaman Keluarga Irwin, kamu akan aman.

Jadi kamu jangan pernah pergi ke sana.” “Tapi...” Raut wajah Kakek sangat serius dan berkata, “Kamu harus menjalani semua ini setelah memilih untuk menjadi istrinya. Sekalipun dia mati hari ini, kamu tetap nggak boleh pergi ke sana. Mengerti? Jangan biarkan kematiannya menjadi sia-sia.” Kata “mati” terlontar dengan ringan dari mulut Kakek, tetapi bagi Selena kata itu pukulan yang berat.

“Sebelum ada kabar pasti, yang harus kita lakukan adalah percaya pada Harvey. Dia pasti akan +15 BONUS melarikan diri.” Kakek mencoba menenangkan Selena. Kemudian, dia memanggil pelayan untuk mengantar Selena kembali ke kamar.

Setelah Selena pergi, ekspresi Kakek berubah drastis. Dia tidak pernah menyangka bahwa ada orang yang berani menyerang anggota Keluarga Irwin di kota ini.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Sikap tenang ketika di depan Selena sudah tidak terlihat lagi. Sekarang hanya terlihat ekspresi masam dan tubuh yang memancarkan aura dingin dan mendominasi.

“Kyler Stalin.” Seseorang keluar dari kegelapan, “Ya.” “Cepat kirim orang untuk menyelidiki kejadian ini. Tuan Muda Harvey harus ditemukan apa pun bayarannya.

Gunakan juga sistem pengawasan nasional untuk menyelidiki ini. Aku ingin tahu siapa dalang dari kejadian ini.” “Mengerti,” ujar pria itu dan menghilang dalam kegelapan.

Punggung tangan Kakek yang sedang menggenggam tongkat itu terlihat jelas urat-uratnya. Harvey dibesarkan dan dididik olehnya dan dia menyayangi Harvey lebih dari siapa pun. Oleh karena itu, dia nggak akan membiarkan Harvey mati.

Kepala pelayan menghampirinya dan berkata, “Jangan marah. Jangan lupa bahwa tubuh Anda sekarang nggak sama seperti dulu. Tuan Muda Harvey pasti akan baik-baik saja.” Sembari berkata, kepala pelayan itu memberikan sebuah pil obat jantung kepada Kakek.

Kakek duduk bersandar di kursi rotan, tetapi matanya penuh dengan kegelapan. “Orang itu jelas-jelas mengincar Selena, kenapa malah menyerang Harvey? Wandi, menurutmu apa ini ada hubungan dengan anak haram itu?” Setelah sadar, Kakek mencari tahu semua yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri, jadi dia tentu tahu semua tindakan kecil yang dilakukan oleh William di Kota Arama.

Wandi menuangkan segelas air hangat untuknya dan berkata, “Hal ini cukup rumit, jadi nggak ada yang berani membuat kesimpulan, tapi saya yakin Tuan Muda Harvey baik-baik saja.”