We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 742
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 742

Hanya mengingat beberapa memori saja Selena sudah benci sekali dengan Harvey, kalau benar-benar ingat

sepenuhnya, bukankah Selena akan semakin membencinya?

Namun perkataan Ellia juga cukup masuk akal. Pemicu kondisi Selena tiba-tiba memburuk adalah obat M.1.

Kalau Harvey memberinya obat penawar M.1, bukankah artinya juga bisa mengendalikan pertumbuhan sel

kanker di tubuhnya?

Meskipun Harvey sangat tidak ingin melakukannya, dia tidak punya pilihan lain demi kesehatan Selena.

“Oke, aku akan meminta dokter untuk mengevaluasi ulang, Tolong jaga Seli dulu.”

Harvey kembali menemui tim medis yang awalnya melakukan penelitian terhadap M.1. Hasil mereka berikan

sama dengan yang diberikan oleh Ellia.

Hansen dengan hati-hati menyarankan, “Tuan Harvey, sebenarnya sejak awal aku mau bilang obat yang dapat

membuat orang kehilangan ingatan ini merusak kekebalan tubuh dan banyak efek samping jangka panjang pada

tubuh manusia. Pada orang biasa mungkin mungkin tidak terlalu berpengaruh, tetapi kalau untuk penderita

kanker malah akan memicu kinerja sel kanker berkembang lebih cepat. Jadi kita harus benar-benar

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

menghilangkan efek negatif yang disebabkan oleh M1. Kalau nggak, efek gabungan dari berbagai obat malah

akan membuat kondisi pasien memburuk.”

“Tapi Tuan Harvey, dari berkas awal yang Tuan berikan, kami belum bisa membuat obat penawarnya.

Semua harus dimulai dari Poison Bug.’

n

Di taman, Selena dan Bonbon sedang berjemur di bawah sinar matahari.

Harvey berdiri dengan tangan di belakang di teras lantai dua dan dengan lembut memandangi Selena.

Awalnya suasana tenang dan damai, tiba-tiba Selena memegang dadanya dan terlihat kesakitan.

Bibi Eri langsung mendekat dan memeriksa keadaan, “Nyonya kenapa?”

Selena memegangi kepalanya dan berkata, “Sakit! Sakit banget!”

Belum juga selesai bicara, Selena sudah muntah. Harvey tidak bisa menahan diri lagi, dia turun dengan tergesa-

gesa lalu membopong Selena ke tempat tidur.

Selena sangat lemah, dia seperti kelinci putih kecil yang meringkuk kesakitan.

Harvey memberikan segelas air hangat kepadanya. “Minum dulu.”

Selena baru saja minum, tapi dalam hitungan detik dia muntah lagi dan kali ini yang keluar adalah darah. Semua

muntahan darah itu tertumpah ke tubuh Harvey.

“Dokter! Cepat panggil dokter!”

Lewis yang sekarang menjadi dokter pribadi Keluarga Irwin langsung datang memeriksa Selena.

Dia datang kurang dari satu menit. Selena sudah berbaring di ranjang dengan bersimbah darah dan

mengernyit kesakitan.

Ini bukan pertanda baik.

Selena mengalami sakit kepala dan sakit perut yang sangat parah, tubuhnya sudah tidak nyaman sejak awal dan

setelah kemoterapi, bagian tubuh lain juga terpengaruh sedikit demi sedikit. Ditambah lagi sekarang kepalanya

terasa sangat sakit. Selena sangat menderita.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Sakit, sakit banget!”

“Selena, jangan takut, aku di sini.”

Lewis segera memberikan obat pereda nyeri kepadanya, tetapi Selena masih sangat menderita dan bahkan ingin

mati saja karena rasa sakit yang begitu menyiksa.

Dia tidak sanggup. Setiap detik begitu menyiksa, bernapas saja membuatnya menderita.

Bonbon berputar-putar di sekitar Selena beberapa kali, tiba-tiba teringat sesuatu lalu kembali ke

kandangnya,

Semua mainannya dibawa ke sini, dia bermain di tumpukan mainan, seolah-olah mencari sesuatu.

Saat mendapati botoh putihnya hilang, Bonbon yang panik langsung melompat-lompat dan mengeong

tak henti.

Ellia jadi kesal, “Hush! Hush! Masih saja mengeong.”