We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 761
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 761 Harvey tidak menghindar. Chandra melangkah maju dan memisahkan mereka. Tone Olga, saya harap Nona tetap tenang. Tuan Harvey juga tidak ingin keadaannya sampal seperti ini. Ini adalah pilihan nyonya sendiri, Tuan Harvey sudah sangat sedih.” Olga tidak bisa menahan tangisnya, dia berteriak sambil menangis. “Dasar pria brengeld Padalah Selena sudah sembuh! Pasti kamu yang melukainya lagi! Selena benar-benar sial karena bertemu denganmu!” Olga mengelilingi Chandra dan meraih kerah Harvey dengan kedua tangannya. Tingginya hanya setengah kepala lebih pendek dari Harvey karena memakai sepatu hak trga.

“Memangnya Selena salah apa sampai kamu memperlakukannya seperti itu? Harvey menundukkan kepala dan berkata dengan tenang. “Dia nggak salah apa-apa yang salah itu ar...” Olga marah, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.

Dia bisa membunuh Harvey, tetapi apa gunanya? Selena sudah tidak akan kembali lagu Namun, Olga tidak bisa menahan amarahnya, dia ingin memukul Harvey.

Seseorang menangkap tangan Olga kali ini. Orang itu adalah bosnya sendiri yang memberitahunya berita ini, dan pria yang sengaja membawanya kemari.

“Cukup, Olga.” Pria itu berwajah serius.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Olga sedang marah, mana mungkin dia mau berhenti. ‘Lepaskan aku, Yosef! Aku akan membunuh pria f rengsek ini! Kalau bukan karena dia, Selena juga nggak akan mati! Dia yang memaksa Selena mat selangkah demi selangkah.” Olga melemparkan semua bunga kamboja putih dan mawar putih yang ada di sampingnya ke tubuh Harvey. Duri mawar putih itu menggores pipi Harvey dengan keras sehingga meninggalkan bekas darah dan darah segar perlahan mengalir turun dari wajah Harvey.

Harvey tidak pernah melawan sama sekali, bahkan ekspresinya juga tidak berubah sedikitpun.

Dia salah, jadi dia mengakui kesalahannya. Dia menganggap Olga menghukumnya menggantikan Selena.

Tempat itu menjadi berantakan. Yosef merasa Olga sudah cukup melampiaskan emosinya sehingga dia langsung menggendong Olga dan membawanya pergi.

“Turunkan aku, Bodoh!” “Olga, berhenti sekarang juga. Ada ancaman di balik tatapan pria itu.

Suara Olga perlahan menjadi kecil. Harvey membungkuk dan mengambil bunga yang terjatuh di tanah satu per satu.

Padahal bentuk tubuh Harvey tinggi dan besar, tetapi kenapa kesan yang diberikan terasa seperti orang tua yang sudah lanjut usia? Banyak orang tersentuh dengan kesedihan yang terpancar dari Harvey sehingga mata mereka menjadi merah.

Ada orang yang mengatakan, “Dia pasti sangat mencintai istrinya.” Seorang anak kecil yang polos berkata, “Tapi kalau dia mencintainya, kenapa dia rela menyakitinya?” Orang tuanya segera menutup mulut anaknya. “Jangan bicara sembarangan.” Harvey berdiri tidak jauh dari situ sehingga dia bisa mendengarnya dengan jelas. Dia tersenyum pabhit.

Ya, Selena, aku sangat menyukaimu, tapi kenapa aku malah menyakitimu? Bahkan anak kecil saja tahu, tapi aku baru mengerti sekarang. Aku terlalu terlambat, ‘kan?” Saat Harvey meletakkan semua bunga kembali ke tempat asalnya, dia membungkuk dengan tulus kepada foto Selena.

“Selena, jangan khawatir, aku nggak akan melepaskan orang yang melukaimu.” Dalam sekejap, Harvey berbalik dan dia memandang seluruh ruangan.

Olga menyadari kalau pandangan Harvey berubah.

Kalau tadi adalah terong yang lesu, sekarang adalah elang yang penuh semangat.” Pandangannya tajam seolah sedang mencari mangsa.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Orang-orang yang ditatapnya merasa merinding.

Seseorang di kerumunan itu mundur satu langkah secara refleks, tetapi Harvey sudah mengunci pandangannya padanya.

Dia segera melangkah ke depan dan menarik tangan wanita itu sebelum wanita itu hendak pergi.

Lanny terkejut. Padahal dia sudah menyamar dengan baik, tetapi kenapa Harvey bisa menemukannya? Harvey seolah mengetahui apa yang ada di pikiran Lanny. Tiba-tiba senyuman aneh muncul di bibirnya.

“Bodoh, kita ini saudara selbu, mana mungkin aku melupakan pandanganmu? Cepat beri salam pada kakak iparmu.” Suara Harvey lembut, tetapi membuat bulu kuduk merinding.

Tidak ada yang tahu siapa wanita ini. Harvey menarik pergelangan tangannya dan membawanya ke depan foto.

“Berlutut.” Tentu saja Lanny tidak ingin melakukannya. Sebelum dia sempat membuka mulut, kakinya ditendang dengan keras, dan segera setelah itu Harvey menekan belakang kepalanya dengan keras ke bawah.

“Buk!” Darah menyembur keluar.