We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 772
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 772 Kediaman Bennett.

Kondisi Sean akhirnya terbebas dari bahaya. Ini membuat Shane merasa lega.

“Kak, akhirnya Kakak bangun, Kakak nggak tahu seberapa khawatirnya aku kalau Kakak nggak bangun.” Sean baru saja bangun, wajahnya masih terlihat pucat. Dia tersenyum untuk menghibur adiknya. “Mana mungkin aku rela meninggalkanmu? Coba lihat rambutmu yang hampir sama kayak singa emas.” Shane adalah seorang desainer, jadi dia selalu berpakaian dengan gaya yang sangat modis. Shane telah tinggal bersama Sean selama beberapa hari ini untuk merawatnya, jadi dia tidak punya waktu untuk merawat dirinya sendiri. Rambut pirangnya juga berantakan dan kusut seperti anjing ras Siberian Husky.

“Kak, bisa-bisanya Kakak masih punya mood untuk bercanda denganku. Kakak ini sudah sangat sial, tahu.” “Sial dari mananya? Aku masih hidup, adanya aku merasa sangat beruntung.” Shane mendengkus. “Susah banget nemuin orang yang ginjalnya cocok dengan Kakak dan setuju untuk mendonorkannya. Siapa yang tahu kalau hal seperti ini akan tiba-tiba terjadi.” “Aku juga nggak mau, kecelakaan seperti ini nggak bisa dihindari.” “Kakak ini terlalu baik. Padahal setengah tahun lalu aku sudah mengaturnya untuk Kakak. Kakak nggak perlu peduli apa itu pasar gelap atau bukan, yang penting Kakak tetap hidup. Meski mereka nggak menjualnya pada Kakak, apa Kakak pikir orang-orang itu akan tetap hidup? Mereka hanya akan mencari sasaran berikutnya.” Saat mengatakan ini, Shane juga merasa agak tidak peEYya. “Kak, Keluarga Bennett kita juga juga terlalu sial dalam beberapa tahun ini. Adik ketiga tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil. Meski dia selamat dengan ajaib, tapi kedua kakinya lumpuh.” Sean tersenyum pahit. “Nggak apa-apa. Pasti bisa menunggu sampai ada yang memberi dengan sukarela. Oh ya, apa ada yang terjadi selama ini?” “Nggak ada yang penting.” Shane tiba-tiba teringat sesuatu, “Oh ya, Nona Selena pernah menghubungi Kakak lewat telepon.” “Nona Selena? Selena Bennett?” “Benar.” +18 BONUS “Pasti ada sesuatu yang penting. Jangan lupa kalau Keluarga Bennett masih berhutang budi padanya.” “Aku tahu, Kak. Aku sudah tanya, tapi dia nggak bilang apa-apa saat itu. Aku juga nggak banyak bertanya karena di sini juga ada masalah.” “Dia pasti ada urusan.” Sean memanggil Billie, memintanya untuk memeriksa apa Selena butuh bantuan.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Ternyata setelah mencari, hasil yang ditemukan membuat Billie terkejut.

Sean sedang minum air. “Gimana? Apa dia mengalami masalah?” Wajah Billie terlihat pucat, sementara Shane mendesaknya. “Ada apa? Katakanlah.” “Nona Selena... Akhirnya Billie tidak bisa mengatakannya.

Saat Sean melihat ekspresi Billie yang seperti ini, dia juga merasa agak gugup. “Apa yang terjadi? Apa sesuatu terjadi pada Nona Selena?” “Nona Selena telah meninggal beberapa hari yang lalu.” Dengan suara “prang“, gelas di tangan Sean jatuh ke lantai, dan wajahnya terlihat tidak percaya.

*Kamu bilang apa? Mana mungkin dia meninggal begitu saja?” Billie hanya bisa memberi tahu Sean tentang berita yang ditemukannya. “Nona Selena meninggal karena kanker.

Sebelum meninggal, dia mencari Tuan untuk bertanya apa Tuan punya cara yang lebih baik. Akhirnya, dia tidak tahan dengan penderitaan penyakitnya dan memilih untuk bunuh diri dengan melompat ke laut.” Wajah Selena muncul di benak Sean. Tanpa disangka terakhir kalinya mereka berpisah adalah selamanya. Dia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal padanya.

“Apa dia sudah dimakamkan?” tanya Sean dengan suara serius. “Aku akan mengantarnya ke perjalanan terakhirnya.” “Sudah dimakamkan.” Sean sangat menyesal. Wajahnya penuh dengan rasa penyesalan. “Sangat disayangkan.” +15 BONUS Bab 773 Pada hari ketujuh setelah kemoterapi, Selena bisa bangun perlahan dari tempat tidur. Hanya saja rambutnya benar-benar rontok seutuhnya setelah kemoterapi kali ini.

Dia melihat dirinya berdagu runcing di cermin, tetapi kepalanya botak.

Abel yang sedang memapah Selena segera menenangkan suasana. “Jangan khawatir, Kak Selena. Rambut Kakak akan tumbuh lagi setelah Kakak berhenti minum obat.” Selena tersenyum dengan tidak peduli. “Kalau nyawa melayang, apa gunanya kulit yang cantik? Aku sudah bersyukur bisa hidup.” “Kak Selena, aku merasa lega melihat Kakak berpikiran seperti ini. Tapi, jujur saja dan jangan tersinggung, ya.

Kakak bahkan bisa mengalahkan mereka yang punya rambut dengan mudah. Waktu aku melihat Kakak, aku jadi tahu kenapa R.A Kartini bisa membuat orang-orang terpesona dengannya. Kalau aku jadi seperti Kakak, aku bahkan bisa tersenyum saat tidur.” “Abel, bantu aku jalan-jalan sebentar, ya. Aku ingin menghirup udara segar.” “Oke.” Kota ini tidak seperti Kota Arama yang sedang dilanda salju lebat sekarang. Suhu di sini nyaman, tidak mudah terkena flu, dan sangat cocok untuk Selena beristirahat.

Selena merasa lega setelah mengetahui kalau Harvey telah pergi.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Dia tahu dia tidak boleh terburu-buru dan harus dirawat perlahan-lahan. Dia pasti akan sembuh.

Matahari tidak terlalu terik hari ini. Angin berembus lembut ke wajahnya sambil membawa beberapa kelopak bunga yang kemudian jatuh di wajah Selena.

Dia teringat banyak hal. Seperti Bonbon yang manis, tetapi dia kehilangannya untuk selamanya.

Kalau bukan karena mereka, sebenarnya Bonbon bisa hidup beberapa tahun lagi.

Sangat disayangkan, padahal Bonbon itu seekor kucing yang cerdas.

Masih ada Lian. Selena masih bisa mengingat wajah segar gadis itu setelah sekian lama.

Semua yang telah terjadi muncul perlahan di depan matanya seperti tagihan. Selena selalu memikirkan mereka ketika dia sangat sedih.