- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
“Samara Wijaya?” Mendengar dua kata itu membuat Samantha bagaikan disambar petir,
raut wajahnya yang terlihat cantik seketika berubah menjadi muram dan kusut. Lima
tahun lalu, bukankah wanita itu sudah mati? Mati ditangannya sendiri, di lautan api yang
membakar habis tulang-tulangnya? Bagaimana mungkin dia masih hidup? Ketakutan
mulai menghantamnya seperti gelombang ombak, tidak mungkin, ini tidak mungkin.
Samantha seperti akan mati lemas, dia berusaha keras menstabilkan nada bicaranya
namun nada bicaranya sudah tidak semanis tadi. “Pak Michael…Saya sangat penasaran
orang seperti apa yang disukai oleh Oliver dan Olivia? Apakah kamu bisa memberitahukan
kepadaku…seperti apa rupa wanita itu?” Pak Michael berpikir sejenak lalu berkata : “Nona
Samara terlihat sangat biasa, sepertinya berusia 24-25 tahun, dan tingginya sekitar
165cm, selain sepasang matanya, fitur wajah yang lain sangat biasa…bisa diperkirakan
dia juga sudah sering berjemur dibawah sinar matahari, wajahnya penuh dengan bintik-
bintik….” Setelah mendengar itu, Samantha barulah merasa lega, dan mulai tersenyum
kembali. Dia dan Samara adalah kembar identik, fitur wajah mereka sama percis, secara
keseluruhan mungkin Samara sedikit lebih cantik dibandingkan dengannya, tapi setelah
Pak Michael mengatakan kalau Samara yang bertamu ke rumah memiliki wajah yang
penuh dengan bintik-bintik, bisa dipastikan itu bukanlah kakaknya. Setelah menutup
telepon, Samantha memutar gelas anggur yang ada di tangannya, dan seberkas cahaya
tajam melintas dimatanya. Orang itu sudah mati terbakar ditangannya, mana mungkin dia
bisa bangkit kembali dan merubah tubuhnya? Wanita jelek yang bernama Samara Wijaya
itu pasti hanyalah kebetulan yang menakutkan. …… Supir pribadi Keluarga Costan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmengantarkan Samara sampai dirumah. Samara melihat apartemen tipe 120 yang dia
sewa dan seketika merasa kalau rumahnya ini sedikit kumuh bila dibandingkan dengan
vila kediaman Keluarga Costan yang megah dan luas. Setelah mendengar langkah kaki
Samara, Javier bergegas keluar dari kamarnya. “Ibu, saya akan menghangatkan supnya
untukmu.” Tidak lama kemudian, Javier meletakkan semangkuk sup ayam herbal yang dia
buat didepan Samara : “Ibu, ini adalah sup ayam herbal, saya khusus menambahkan
Chong Cao, Huang Qi, Gojiberry serta jujube yang baik untuk kesehatanmu.” Samara
langsung meminum dan merasakan kehangatan yang menyelimutinya. Meskipun keahlian
memasak Javier masih tidak bisa dibandingkan dengan koki Keluarga Costan, tapi Samara
lebih suka memakan masakan putrnya sendiri, dia juga tidak menahan diri dan langsung
menghabiskan sup yang dimasak oleh Javier. Javier tidak terburu-buru membereskan
piring kotor, dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya kepada Samara. “Ibu,
kakak baru-baru ini lolos audisi disebuah drama, dia memerankan putra dari pemeran
utama wanitanya. Saat kakak pertama kali melihat pemeran utama wanita dalam drama
online itu, dia langsung tercengang, tempramen wanita itu sedikit berbeda denganmu,
tapi wajah kalian sangat mirip. Kakak tidak memberitahukan kepada pemeran utama
wanita itu kalau wajahnya sangat mirip dengan ibu, tapi dia bertanya kepadaku apakah
pemeran utama wanita ini punya hubungan dengan ibu?” Javier berkata sambil
memperbesar foto yang ada dilayar ponselnya hingga tampak wajah wanita itu. Hanya
melihat sekilas saja, Samara langsung mengenali siapa wanita ini. Samantha. Selama
bertahun-tahun, Samara telah memendam kebencian di hatinya dan berusaha membuat
dirinya terlihat sebahagia mungkin, tetapi tidak ada yang bisa memahami rasa sakit yang
ada didalam hatinya. Setiap malamnya, saat semua orang sudah terlelap, adegan
pembakaran yang dilakukan oleh Samantha akan terulang dibenaknya seperti film yang
diputar berulang-ulang. Jari-jari Samara mencengkram taplak meja dengan kuat, sampai-
sampai tablak mejanya robek. “Ibu, ada apa?” “Javier, dia adalah adik kandungnya ibu,
tapi dia juga orang yang melukai ibu paling dalam.” Tatapan mata Samara kabur : “Kamu
beritahu kepada Xavier, jangan sampai dia membocorkan identitas ibu, dan jangan
beritahu Samantha kalau dia adalah putraku.” Melihat Samara yang terlihat teraniaya,
Javier menganggukkan kepalanya : “Ibu, saya sudah tahu.” Samara selalu menahan diri
untuk menjelaskan hal ini kepada kedua putranya. Meskipun IQ dan EQ mereka sama-
sama tinggi, tapi bagaimana dia bisa memberitahu mereka kalau orang yang disebut
dengan ‘bibi’ ini pernah mencoba membakar ibunya, dan membunuh dua kakak mereka
yang terus disebut anak haram? Dendam ini, pasti akan dia balaskan suatu hari nanti. ……
Waktu berlalu dengan cepat, hari peringatan kematian ibunya sudah tiba lagi. Samara
yang tidak berada di dalam negeri selama lima tahun ini, tidak pernah mengunjungi
makam ibunya. Jadi kali ini, Samara bangun pagi-pagi buta dan berpakaian serba hitam,
dia juga tidak mengenakan topeng wajahnya dan hanya mendandani wajahnya dengan
tipis. Javier yang sedang bersandar didepan pintu kamar menatap punggung ibunya dan
berkata dengan cemberut : “Ibu, apakah kamu tidak berencana mengajakku untuk
mengunjungi nenek?” “Diluar hujan, makam nenekmu ada diatas gunung, jalanannya
tidak rata, kamu dirumah saja ya.” Jelas-jelas dia adalah istri sah dari Keluarga Wijaya,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtapi malah dimakamkan dipuncak gunung yang bahkan tidak diketahui namanya, selama
dia tidak berada di Metropolis, makam ibunya pasti juga tidak terurus dan sudah dipenuhi
rerumputan liar. “Kalau begitu, lain kali kamu harus membawa serta saya dan kakak ya.”
Javier mengemas kue ku dan memberikannya kepada Samara : “Ibu, ini kue ku yang saya
buatkan khusus untuk nenek, kamu bawakan untuk nenek ya.” Samara membelai kepala
mahkluk kecil itu dan tersenyum cerah : “Baik.” Setelah keluar, Samara memesan sebuah
taksi dan pergi menuju Gunung Limah yang terletak di pinggiran kota. Dan setelah
sampai, dia menyadari situasi seperti yang dia bayangkan, hujan membuat gunung itu
sulit didaki, dan dia menghabiskan banyak energi untuk sampai dipuncak gunung itu.
Samara menyeka lumpur dari batu nisan, meletakkan bunga lili dan kue ku di depan
makam. Hujan terus turun, Samara memandangi foto wanita lembut dan anggun yang ada
di batu nisan, matanya merah dan masam, dia berdiri diam di sana untuk waktu yang
lama sebelum akhirnya perlahan-lahan berbalik dan pergi. Setelah berjiarah, Samara
beranjak dari pinggiran kota menuju pusat kota. Karena kehujanan, tubuhnya menjadi
kedinginan, dan saat menemukan sebuah café dan toko buku, dia membuka pintu dan
masuk kedalam. Selama beberapa tahun terakhir, Samantha terjun kedalam industri
hiburan, dan agar terhindar dari masalah yang tidak perlu, Samara tidak memakai topeng
wajah yang biasanya dia pakai, tetapi dia mengenakan kacamata hitam dan masker yang
menutupi sebagian besar wajahnya. “Segelas kopi hitam.” “Segelas kopi hitam.” Satu
suara terdengar saat Samara memesan kopinya. Samara menoleh ke asal suara, dan
tanpa diduga dia menemukan sesosok pria dengan tatapan dalam dari mata tajamnya,
dan membuat hatinya tersontak. Apa yang dinamakan dengan dunia itu sempit? Ini
adalah penjelasannya! Dia benar-benar bertemu dengan Asta, disini.