- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 26
“Tuan kecil dan Nona Kecil….sudah makan….” Pak Michal sedikit terbata-bata karena dia
meminta Samara datang tanpa memikirkan akibatnya.
Dinaa nigrka?
Pak Michal tidak berani berbohong : “Di ruang makan, baru selesai makan.”
Suara langkah kaki pria itu semakin dekat.
Dan saat Asta memasuki ruang makan, tatapannya tertuju pada Samara.
Asta mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam, pakaian kerja yang sangat
umum, tetapi saat pria ini yang mengenakannya, pakaian itu menjadi pakaian modis yang
berskala internasional.
Lengan kemeja digulung tepat di bawah siku, dan memperlihatkan lengan bawahnya yang
terlihat kuat.
-Kenapa dia bisa ada disini?” Asta melirik kearah Pak Michal dengan tatapannya yang
dingin.
Pak Michæl menundukkan kepalanya, dan raut wajahnya memucat, tidak peduli sedalam
apa senioritasnya di keluarga Costan, dia hanyalah seorang pengurus rumah.
Kali ini dia berani mengambil keputusan sendiri, itu tentu melewati garis batasannya Asta.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtDanaal Pak Michel hendak mengakui perbuatannya. Samara membuka suara terlebih dulu :
=Saya merindukan dua anak ini jadi datang kemari untuk menjenguk mereka. Pak Michal
yang melihatku tidak sengaja memberitahukan kalau mereka sedang mogok makan, jadi
saya memintanya untuk mengizinkanku membujuk mereka.
Pak Muhaledak bisa menolak permintaanku, dia juga kasihan pada Olivia dan Oliver yang
dak mau makan jadi mengizinkanku untuk masuk ***
Samal
mindahkan tanggung jawab amalan ini dari Pak Michal pada dirinya sendiri
Anta riziap Saia dan Pak Mal beixantian dan l.
Cyn hlaudiu vang
Saat Asta melihat sepasang mat aitu, dia malah teringat pada wanita yang ditemui di café.
Apa dia sudah gila ya?
Bagaimana dia bisa menyamakan wanita dengan wajah penuh bintik-bintik ini dengan
Samantha yang begitu cantik?
Cahaya gelap terlihat melintas pada mata tajam pria itu.
“Ayah, kamu tidak boleh memarabinya, kalau kamu menganiaya Samara, kamu harus
melewatiku dulu.”
Perkataan Oliver juga membuat Olivia yang tidak bisa berbicara langsung mengadang
didepan Samara, dia memeluk kaki Asta dengan erat, seolah takut kalau Asta benar-benar
akan menganiaya Samara.
Asta melihat kakinya yang dililit erat oleh dua bocah itu dan mengernyitkan keningnya :
“Mereka benar-benar berusaha keras demi menyukaimu.”
Samara tersipu malu.
Kedua bocah ini bahkan tidak segan-segan menunjukkan perasaan mereka terhadapnya.
Kalau Asta benar-benar berani memukulnya, Samara yakin kedua bocah itu tidak akan ragu
untuk memukuli ayahnya sendiri!
Asta dengan mudah melepaskan jeratan kedua bocah itu dan mendudukkan mereka
kembali di kursi.
“Kalian sudah bertemu dengannya, juga sudah makan, sekarang kalian kembali ke kamar
kalian, ada yang harus saya bicarakan dengannya.”
Dua anak itu tidak mau pergi.
Mengetahui watak anaknya dengan jelas, Asta menghela nafas.
“Jangan khawatir, saya tidak akan menganiayanya.”
Setelah mendengar ucapan itu, kedua anak itu beranjak pergi dengan tergesa-gesa, dan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmkembali ke kamar mereka.
Saat itu…
Di ruang makan hanya tersisa Asia dan Samara,
“Kenapa kamu membantu Pak Michal berbohong tadi?”
“Kamu menyadarinya dan tidak menyudutkanku.” Samara bertanya balik : “Pak Michael
melakukan itu demi mereka, dia juga rela kalau kamu menyalahkannya, tapi pasti tidak
akan mengenakan.”
“Kamu juga bisa membaca isi hati orang.”
“Hanya menebak.”
Asta menopang dagunya dengan tangannya dan bertanya : “Pak Michæl memintamu
kemari, dan kamu langsung mengiyakan?”
Saat topik ini dibahas, Samara langsung kesal.
“Apakah tubuh anak-anak bisa disamakan dengan orang dewasa? Kalau kamu kelaparan
juga tidak akan kenapa-kenapa, tapi bagaimana boleh membiarkan mereka kelaparan?”
Saat teringat kejadian di café waktu itu, dada Samara terasa sesak, dan meluapkan isi
hatinya.
“Bagaimanapun, Olivia dan Oliver adalah anak kandungmu, kenapa kamu tidak bisa lebih
memperhatikan mereka? Kalau menyibukkan pekerjaan, masih tidak masalah, malah sibuk
menjalin hubungan tidak jelas dengan wanita lain.”
Mata tajam Asta terpaku pada Samara, dan bertanya dengan penuh arti : “wanita lain?”