- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 37
Amelia seperti mendengar lelucon besar.
“Mengganti dengan harga pasar? Kamu terlalu sesumbar, apa kamu tahu berapa harga
sepatu yang saya pakai ini, kamu berani mengatakan mau ganti rugi?”
Samara meremehkan dan meliriknya sekilas.
“Kalau tidak mau, maka saya akan pergi.”
“Siapa yang bilang tidak mau menerima ganti rugi? Sepatu saya adalah model edisi
terbatas karya desainer Ada, harganya 300 juta.” Setelah menyebutkan harga sepatunya,
Amelia mengangkat wajahnya dengan angkuh, bahkan berkata dengan intonasi yang
meremehkan: “300 juta bukan harga murah, kalau tidak sanggup jangan dipaksakan.”
Sepasang sepatu….seharga 300 juta!
Bapak polisi juga pusing dengan pertikaian semacam ini yang melibatkan uang, dia juga
tidak tahu bagaimana menyelesaikannya.
“Perlihatkan kartu bankmu kepada saya.”
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Hanya melihat.”
“Lihatlah.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtAmelia mengeluarkan kartu bank untuk diperlihatkan kepada Samara, dia hanya
memperlihatkan sebentar, lalu cepat cepat menyimpan balik ke dalam tasnya yang
mewah.
Samara tidak berkata apa apa, tangannya yang putih dan lentik sedang mengetik di layar
ponsel dengan ligar.
“Ting—–” terdengar suara peringatan masuknya pesan pendek.
Samara dengan dingin dan malas malas melirik Amelia: “Tolong lihat pesan singkat, uang
yang dikirim mungkin sudah masuk ke rekeningmu.”
“Apa!”
Terdengar suara Amelia yang tinggi melengking, wajahnya terlihat tidak percaya.
“Kamu masih ingin berpura pura? Kamu? Tidak mungkin….ini pasti tidak mungkin!”
Samara tidak menanggapi sikap Amelia yang meremehkan
Malah Javier yang berkata dengan suara nyaring: “Bibi, apa yang tidak mungkin? Daripada
kamu mengoceh panjang lebar disini, lihat sebentar ponselmu bukannya sudah tahu uang
Ibu saya ada sampai atau tidak?”
Pengunjung yang semakin ramai juga setuju dengan perkataan tersebut.
“Dia mengatakan kalau uangnya sudah dikirim, sudah seharusnya kamu periksa apakah
yangnya sudah masuk belum?”
“Sekarang siapa yang berpura pura mendesak masih belum pasti ya?”
“Jika benar uangnya sudah terkirim, maka muka Nona ini mau dikemanakan?”
Amelia termasuk anak orang kaya, yang sangat ingin muka, walaupun uang 300 juta
bukanlah angka yang terlalu besar, tetapi dia tidak percaya wanita jelek yang sederhana ini
mempunyai kemampuan itu.
Hatinya merasa sangat tidak puas, namun akhirnya dia mengeluarkan ponselnya juga, dan
berkata: “Akan saya periksa, mari kita lihat seberapa lama lagi kebohonganmu akan
bertahan?”
Setelah membuka pesan singkat.
Amelia merasa terkejut sampai kepalanya hendak meledak.
Pesan pendek yang barusan diterima, adalah pesan penerimaan uang sebesar 300 juta,
tidak lebih dan tidak kurang.
Masalah ini berbalik dengan cepat, wajah Amelia menjadi pucat, bahkan suaranya gemetar
waktu berbicara: “Bagaimana….bagaimana mungkin! Kamu….darimana kamu dapatkan
uang banyak itu?!”
“Sejak kapan ganti rugi masih perlu mengetahui sumber uangnya darimana?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kamu—-”
Kata kata pedas dari Samara tidak banyak, dia inelirik kearah sepatu Amelia.
“Karena saya sudah ganti rugi, maka sekarang kamu sudah boleh melepaskan sepatumu.”
“Apa maksudmu?” Amelia membelalakan matanya, dia menatap lurus kepada Samara.
**15ibi, kamu tidak mengerti juga?” Javier memiringkan kepalanya dengan matanya yang
hitam pekat dia berkata: “Uang sepatu, sudah dibayar oleh Ibu saya, maka sekarang
bukankah ibuku menjadi pemilik sepatu ini? Kamu masih terus memakainya, apakah tidak
merasa malu?”
Begitu terdengar suara yang manis ini, Amelia terdiam sampai tidak dapat berkata kata.
Setelah sekian lama, Amelia baru buka suara: “Kalian mana boleh begitu? Kalau
mengambil
sepatuku, apa yang harus saya pakai?
“Kamu mau memakai apa….” Mata bulat Samara berputar putar, dengan dingin dia
berkata: “Apa hubungannya dengan saya?”
“Kamu! Kamu tidak tahu malu!”
“Saya tidak tahu malu?” sudut bibir Samara terangkat seolah olah meremehkan, dia melirik
kearah polisi berseragam di sampingnya: “Bapak polisi, apakah tindakan saya salah?”
Polisi itu mengkaji sebentar persoalan ini, lalu menjawab dengan dua kata.
“Tidak salah.”