- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Samara mengenakan jas putihnya dan sarung tangan medis, tatapan matanya dingin dan
tenang. “Saya adalah Ahli Forensik Khusus yang bergabung hari ini, Samara.” Samara
langsung turun tangan mengambil dan menilai mayat busuk itu, tanpa bergeming :
“Bukan kebetulan, saya memang punya hak untuk mengatur pekerjaan kalian. Tidak
puas? Kalau begitu kalian harus menahannya.” Jane dan Lucas tahu kalau bagian
Administrasi Umum akan mengutus seseorang yang penting kemari, tapi mereka berdua
sama sekali tidak menyangka kalau orang penting itu adalah wanita berusia dua puluhan
tahun yang ada didepan mereka saat ini. Mereka berdua termenung dan menatap Samara
dengan ketidak-percayaan untuk waktu yang lama. Melihat mereka berdua yang
termenung dan tidak bekerja, Samara menyipitkan matanya : “Kalian akan memandangku
terus seperti ini? Apakah diwajahku ada petunjuk untuk kasus ini?” Meskipun Samara
mengenakan topeng wajah yang membuat penampilannya turun drastis, namun tatapan
matanya yang tajam itu begitu mendebarkan, bahkan aura yang tenang dan tenteram
terpancar dari tubuhnya, membuat orang-orang secara tidak sadar tidak berani
mengajukan keberatan padanya. Seketika, Jane dan Lucas tidak berani mengalihkan fokus
mereka, dan segera membantu Samara untuk menandai bagian tubuh dari mayat-mayat
itu dan mengambil foto dan mengemasnya. Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka,
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmereka memindahkan kantong mayat kedalam mobil dan kembali ke kantor polisi. Mobil
berhenti didepan pintu kantor polisi, dan Samara pun turun. Saat dia hendak memasuki
ruang autopsi bersama dengan kantong mayat itu, seorang pria asing menghadangnya.
“Nona Samara, Tuan kami sudah menunggu Anda cukup lama, apakah Anda bisa masuk
kedalam mobil Bentley itu untuk berbincang sebentar?” Samara melirik Bentley tidak jauh
dari sana, alisnya terlihat arogan : “Sebelum Anda meminta bantuan seseorang, bukankah
seharusnya Anda memperkenalkan diri dulu?” Wilson tercengang, sebagai bawahannya
Asta dia juga tidak jarang berurusan dengan orang-orang, namun dia belum pernah
menemui ada wanita yang tidak memberi muka padanya. “Nona Samara, Bos saya adalah
Asta Costan, Direktur dari Grup Costan dan dia ingin berbicara dengan Anda.” Asta?
Meskipun lima tahun belakangan Samara tidak tinggal di Kota Metro, namun dia pernah
mendengar nama Asta. Keluarga Costan adalah keluarga konglomerat terpandang di Kota
Metro bahkan di Negara Metropolis, bisnis mereka mencakup industri real-estate,
keuangan, cip atau sirkuit terpadu, olahraga, hiburan, dan masih banyak lainnya. Keluarga
Costan tampaknya sangat berhati-hati dan tidak berusaha menonjolkan diri, namun bisnis
keluarga mereka sudah seperti akar pohon yang merambat dan menjalar ke semua
lapisan masyarakat, dan semua aspek yang ada di Metropolis. Dia dan Asta belum pernah
bertemu sebelumnya, kenapa Asta tiba-tiba mencarinya? Karena dia tidak menemukan
jawabannya, Samara pun tidak capek-capek memikirkannya lagi : “Sampaikan pesanku
pada Tuanmu, saya sibuk mengurusi autopsi mayat, tidak ada waktu untuk bertemu
dengannya.” Setelah mendengar kalimat itu, Wilson kebingungan, bahkan Lucas dan Jane
juga tercengang. “Apa? Orang yang ingin bertemu denganmu itu Asta….” “Bu, kalau kamu
mengabaikan orang lain yang ingin bertemu denganmu, tidak masalah, tapi Asta
mencarimu dan kamu malah menolaknya?” Samara menoleh dan melirik kedua
asistennya lalu berkata : “Apakah tiga mayat itu sudah diautopsi? Walaupun kalian sangat
ingin bertemu dengan Asta, tapi pekerjaan kalian juga harus diselesaikan terlebih dulu,
segera periksa mayat-mayat itu!” Dibawah sinar mentari, wanita itu terlihat biasa-biasa
saja, namun tatapan matanya yang tajam itu membuat auranya terasa begitu kuat. Lucas
dan Jane tahu kalau autopsi kali ini merupakan tugas yang berat dan mendesak, mereka
juga tidak berani banyak bicara lagi dan mengikuti Samara dari belakang menuju ruang
autopsi. Wilson menatap punggung Samara yang tegas dan menyadari kalau dia gagal
menjalankan tugasnya, lalu kembali ke kursi pengemudi Bentley itu dengan cemas.
Melihat Wilson kembali, Asta mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ada di
tangannya : “Wilson, mana wanita itu?” “Saya sudah memberitahukan kepada Samara
kalau Tuan ingin menemuinya dan berbicara dengannya, tapi dia menolak….dan dia
bahkan tidak mempertimbangkannya dan langsung menolak….” Tidak biasanya Wilson
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmberbicara dengan nada tidak percaya diri, dan suaranya semakin merendah saat dia
melanjutkan perkataannya. Tidak mempertimbangkannya? Asta datang mencarinya
dengan ketulusan hati karena Olivia, tapi dia malah menolak untuk menemuinya. “Apa dia
mengatakan alasan penolakannya?” “Dia bilang dia sibuk memeriksa mayat.” Setelah
berkata, Wilson melirik Asta melalui kaca spion dengan hati-hati. Tatapan mata Asta
dingin, dia meletakkan tangannya pada dagunya dan menatap kearah gedung Unit
Kejahatan Berat : “Kalau dia tidak bisa menemuiku karena sibuk memeriksa mayat, maka
tunggu sampai dia selesai.” Selama bertahun-tahun, Asta selalu sibuk dengan
pekerjaannya setiap hari dan meninggalkan sepasang putra dan putrinya untuk dirawat
oleh Alfa, namun dia tidak pernah mengabaikan Oliver dan Olivia. Asalkan ada cara untuk
menyembuhkan afasia yang diderita Olivia, dia tidak akan menyerah. “Wilson, apa kamu
sudah mengirimkan informasi tentang Samara?” “Sudah, tapi hanya berisi tentang
informasi dasar saja.” Wilson juga merasa pusing : “Saya tidak tahu apakah ini
dikarenakan oleh pekerjaannya atau bukan, namun informasi masa lalunya sudah
disembunyikan.” “Apakah orang yang kita bayar tidak bisa meretas sistemnya?” “Tuan…”
Wilson memejamkan matanya dan memberitahukan dengan jujur : “Tidak bisa diretas.
Bukan saja tidak bisa diretas, malah sistem kita yang diretas balik oleh pihak lain dan
kehilangan miliaran kode.” Tatapan mata Asta memancarkan kilatan dan dia menyeringai.
“Menarik! Sepertinya saya semakin ingin bertemu dengan Samara ini…”