- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Menantu Dewa Obat
Bab 572
Nara sangat marah sekali hingga dia ingin langsung masuk dan melabrak mereka di kamar itu tetapi dicegah oleh
Reva.
Reva membuat isyarat diam kepadanya kemudian menariknya ke atas.
Sampai di kamar, Nara langsung berkata dengan gemas, “Reva, apa yang kau lakukan?”
“Kenapa kau tidak membiarkan aku masuk untuk berbicara dengan mereka?”
*Tiga milyar ini.. aku... aku tidak akan memberikannya kepada mereka!”
Reva menghela nafas. “Nara, kau jangan marah.”
In
“Sudah bukan satu atau dua hari saja papa dan mama tidak menyukaiku, kan.”
“Kalau kau masuk dan bertengkar dengan mereka lalu apa akan mengubah sesuatu?”
“Kau bukannya tidak tahu perangai orang tuamu itu.”
“Mereka adalah tipe orang yang kalau belum kena batunya belum akan sadar.”
“Meski kau bertengkar dengan mereka pun, mereka juga akan semakin keras melawanmu. Dan ada kemungkinan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtbesar mereka juga akan mulai menangis dan
seperti sebelumnya untuk memaksamu memberikan uang kepada mereka. Untuk apa repot – repot seperti itu?”
1
Lalu dengan buru – buru Nara berkata, “Meski... meski begitu juga kita tidak bisa membiarkan mereka bertindak
sembarangan seperti itu, kan?”
“Ternyata mereka meminta uang sebanyak 3 milyar ini untuk diberikan kepada Hiro sebagai modal investasinya di
real estat!”
“Hiro tahu apa tentang investasi?”
“Dan juga, rumah ini kan milikmu. Atas dasar apa mereka mau mengambilnya?”
“Aku harus memberitahu mereka bahwa mereka tidak perlu lagi memikirkan rencana perubahan nama di akta
property!”
Reva meraih Nara dan berkata, “Kau jangan cemas.”
“Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan cara seperti ini.”
“Lagipula, aku sudah bilang kalau rumah ini diberikan kepada mereka juga tidak apa
m
1. in. MR
1/4
.
– apa, karena bagaimanapun juga mereka adalah orang tuamu.”
“Di kemudian hari kita juga pasti tidak akan tinggal di sini.”
Dengan cepat Nara berkata, “Reva, kau ini terlalu baik.”
“Kau selalu memperlakukan orang lain dengan baik tetapi orang lain belum tentu memperlakukanmu dengan
baik.”
“Kau lihat saja gaya mereka yang sepertinya benar–benar ingin kau mati. Mengapa... mengapa kau tetap
memperlakukan mereka dengan baik?”
Reva terkekeh, “Nara, mereka berdua adalah orang tuamu. Mereka yang merawat dan membesarkanmu jadi aku
tetap harus menghormati mereka.”
“Apalagi masalah kali ini bukan terletak pada papa dan mama tetapi pada Hiro.”
“Orang ini selalu memiliki niat jahat. Aku pikir kita harus lebih waspada terhadapnya.”
Nara langsung bereaksi kemudian berkata dengan suara rendah, “Tetapi, kau juga tidak bisa mengalah seperti ini!”
“Hal – hal yang mereka lakukan ini sama sekali tidak masuk akal.”
“Kalau kau terus membiarkan mereka seperti itu, nantinya mereka hanya akan semakin ngelunjak!”
“Sebagai orang tua juga tidak bisa bersikap seperti itu, kan?”
Dengan lembut Reva berkata, “Nara, untuk apa kau marah?”
“Setidaknya mereka masih menyayangimu. Mereka juga ingin melakukan sesuatu untukmu, hanya saja cara yang
dipakai mereka itu salah.”
“Untuk hal ini, mereka jauh lebih baik daripada papanya Velly!”
Nara menghela nafas pelan. Dia sudah mendengar cerita Reva tentang papanya Velly:
Kalau dibandingkan dengan papanya Velly itu, meski kedua orang tuanya sering membuat masalah yang udak logis
tetapi apa yang mereka lakukan memang demi untuk kebaikan kedua putri mereka.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSementara Jason malah menganggap putrinya seperti barang yang bisa diperjualbelikan hanya demi untuk
kepentingannya sendiri.
Kalau dipikir – pikir, Nara masih cukup beruntung
Lalu dengan lembut Reva berkata, “Papa dan mama sudah lazur umurnya dan pemikiran mereka juga agak kolot.
Jadi ini wajar sebenarnya.”
“Kerusuhan yang mereka ciptakan sekarang sama seperti kalian yang waktu masih kecil dulu tidak mengerti apa –
apa lalu sepanjang hari ribut terus di depan mereka.”
“Meski pada waktu itu kau begitu ribut dan rusuh tetapi mereka juga masih tetap mencintaimu, kan?”
Nara menatap Reva dan air mata menggenang di matanya.
Ucapan Reva ini mengingatkannya saat dia bermanja di pelukan kedua orang tuanya pada masa kecilnya dulu.
Pada saat itu, kedua orang tuanya sangat menyayangi mereka berdua.
Teringat akan hal ini, Nara merasa sedikit masam di hatinya.
Dia merasa sedikit menyesal dengan ucapan yang dia katakan kepada kedua orang tuanya!
“Reva, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“Papa dan mamaku sama sekali tidak paham mengenai bisnis real estat. Kalau 3 milyar ini diinvestasikan lalu gagal
lagi, lantas... lantas bagaimana aku harus menjelaskannya kepada para dewan direksi?” ujar Nara dengan tak
berdaya.
Previous Chapter