- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 643
Devi: “Reva, mengapa saat ini sangat sulit sekali menemukan ginjal centre?”
“Aku sudah kesana kemari seharian ini tetapi sama sekali tidak dapat menemukannya.”
“Aku sudah berjanji untuk membantu orang lain. Tetapi… kalau aku tidak dapat menemukannya itu benar – benar
hanya akan membuat diriku malu saja!”
Reva tersenyum, “Aku pikir ada masalah apa.”
“Hal semacam ini tidak bisa dipaksakan sehingga kau juga tidak bisa terburu-buru.”
Dengan cemas Devi berkata, “Apa bisa tidak buru – buru?”
“Papanya sedang sekarat. Kalau masih tidak dapat menemukannya juga, dia sendiri yang harus menghadap meja
operasinya!”
“Reva, apa kau punya cara?”
Reva meliriknya, “Kalau ingin meminta bantuanku langsung katakan saja. Untuk apa bertele – tele begitu?”
“Lain kali langsung katakan saja jangan berputar – putar bicaranya.
Devi terkekeh, “Yah, karena aku tahu bahwa dokter Lee sangat ahli dalam pengobatan makanya aku meminta
bantuanmu!”
“Bagaimana? Bantu aku yah, aku bisa berjanji untuk sehidup dan semati denganmu lohh.”
Reva langsung mengibaskan tangannya, “Jangan, jangan, jangan. Kalau kau tidak ingin aku membantu langsung
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtkatakan saja.”
“Jangan menakutiku seperti itu!”
Devi menyeletuk, “Lihat saja gayamu itu, siapa yang peduli padamu.”
“Kalau aku benar-benar menginginkanmu, kau juga tidak akan bisa lepas dari cengkeramanku!”
Reva merasa bergidik. Apa yang ada dalam pikiran wanita ini?
“Sudah, sudah, aku tidak bercanda lagi denganmu.”
“Apa kau benar-benar punya cara?” tanya Devi.
Reva berpikir sejenak: “Penyakit ini bisa disembuhkan.”
“Hanya saja, obat yang diperlukan agak aneh.”
“Begini saja, dua hari lagi aku akan pergi ke Gnome
untuk melihat apa ada obat seperti itu.”
Mata Devi langsung berbinar. “Kau mau pergi ke Gnome?”
“Untuk apa?”
“Aku pernah ke tempat itu. Sejujurnya tempat itu agak berantakan dan tidak menarik.”
Reva: “Aku ada urusan yang harus aku lakukan.”
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal ini.”
Devi: “Apa kau pernah ke Gnome?”
Reva menggelengkan kepalanya, “Aku belum pernah kesana.”
“Tetapi, kakekmu pernah kesana.”
“Nantinya dia juga akan kesana dan membantuku menunjukkan jalannya.”
Devi memutar matanya. Diam-diam dia tersenyum lalu membalikkan badannya dan pergi.
Malam ini, Reva memberitahu Nara bahwa dia akan pergi ke Gnome.
Pasar ilegal di Gnome hanya dibuka sebulan sekali.
Reva harus membeli tungku obat dan membawanya pulang untuk membuat obatnya.
Nara tidak menghentikannya. Dia tahu bahwa Reva punya urusan yang harus dia lakukan.
Di sisi lain, Axel dan Alina yang mendengar tentang hal ini bertanya dia akan pergi kesana berapa hari?
Gnome cukup jauh dari kota Carson. Pasar ilegal disana juga hanya akan dibuka selama tiga hari.
Reva memperkirakan bahwa dia akan butuh tiga atau empat hari untuk ke sana.
Axel dan Alina mendengarkan ucapannya dan keduanya saling bertukar pandang. Entah apa yang sedang mereka
rencanakan.
Reva tidak peduli. Axel dan Alina sudah sering bersikap seperti ini, dia sudah terbiasa.
Keesokan paginya, Reva bersiap-siap dan menunggu dokter Tanaka yang akan datang menjemputnya di depan
gerbang kompleks.
Setelah menunggu sekitar 10 menit lebih tampah sebuah Volkswagen Tiguan hitam yang berhenti di depannya.
Jendela mobil diturunkan dan tampak Devi dengan kacamata hitamnya yang besar menjulurkan kepalanya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Kak Reva, ayo jalan!”
Reva tercengang: “Koq kamu?”
“Mana dokter Tanaka?”
Devi: “Ooh, kakek meminta aku datang untuk menjemputmu.”
“Ayo jalan. Masuklah ke dalam mobil!”
Tiba – tiba Reva tersadar bahwa dokter Tanaka pasti sedang menunggunya di bandara.
Dia masuk ke dalam mobil dan mendapati bahwa Devi mengenakan setelan olahraga sehingga membuat lekuk
tubuhnya tampak lebih sempurna.
“Pakaian macam apa yang kau pakai ini?”
Reva bertanya – tanya dengan heran. Devi tidak pernah memakan pakaian seperti ini sebelumnya.
Devi tersenyum dan tidak berbicara.
Setengah jam kemudian, Reva merasa situasinya tidak benar.
Mobil sudah melaju keluar dari kota Carson dan hendak masuk ke jalan tol.
“Kau mau membawaku kemana?”
“Dimana dokter Tanaka?”
“Bukannya mau ke bandara?” tanya Reva dengan aneh.
Devi melengkungkan bibirnya, “Siapa bilang kita mau ke bandara?”
“Kita akan langsung pergi ke Gnome!”
“Lebih enak menggunakan kendaraan off-road seperti ini kalau mau kesana.”
Reva tertegun. “Kau… kau mau pergi ke Gnome bersamaku?”
“Apa kau tidak salah?”