- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 647
Devi cukup pintar. Dia tahu bahwa Gina kenal dengan Nara, jadi dia tidak bercanda lagi.
Gina cemberut. “Haha, kalau tidak terbiasa dengan tempat ini lebih baik jangan datang.”
“Masih menggunakan pemandu?”
“Reva, tempat ini tidak cocok untuk didatangi oleh orang seperti kau.”
“Aku sarankan lebih baik kau cepat pulang saja.”
“Dunia di luar sini sangat berbahaya. Kau yang biasanya hanya menjadi menantu sampah dan tinggal di dalam
rumah, tidak cocok untuk keluar dan bermain disini.”
Orang-orang di belakangnya langsung tertawa terbahak- bahak.
Reva mengernyit sedikit. Tepat ketika dia baru saja akan berbicara ketika pria disebelah Gina sambil tersenyum
mendekat.
“Gina, kita semua kan keluar untuk bermain, kalau kebetulan bertemu itu namanya jodoh.”
“Bro, kebetulan aku punya beberapa tiket untuk pesta pembukaan di sini. Nanti kita pergi dan duduk bersama
saja, oke?”
Pria itu sepertinya tampak sedang berbicara dengan Reva tetapi matanya terus menatap Devi.
Bisa dilihat bahwa sebenarnya dia bukan hendak mengundang Reva melainkan Devi.
Reva ingin menolaknya tetapi Devi langsung menyetujuinya. “Oke, kita ketemu di pesta pembukaan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtnanti.”
Kemudian Devi mengajak Reva pergi.
Setelahnya Gina tampak tidak senang: “Apa yang sedang kau lakukan?”
“Kau tahu seberapa sulitnya untuk mendapatkan tiket pesta pembukaan itu tetapi kau malah mengundang sampah
macam mereka?”
“Melihat mereka saja aku sudah ingin muntah rasanya tetapi kau malah masih mengundangnya?”
Pria itu tersenyum: “Gina, kalau kau tidak
mempedulikan dirimu sendiri tetapi setidaknya kau pikirkanlah teman temanmu ini.”
▬▬▬▬▬▬
“Pacarnya si Jacky yang tidak punya otak itu baru saja diusir oleh Jacky.”
“Sekarang Jacky jadi jomblo. Setidaknya kau pikirkanlah tentang kebahagiaan Jacky.”
“Gadis yang ada disebelah bocah tadi cukup cantik. Biarkan dia bermain dan menemani Jacky untuk beberapa
hari.”
Pria muda di belakangnya tampak tersenyum tipis dan mengangguk puas.
Meskipun Devi tidak secantik Nara ataupun Anya tetapi dia pasti seorang kembang kampus yang sangat
menakjubkan.
Pria ini mempunyai banyak rencana untuk Devi.
Gina langsung tersenyum. “Ternyata begitu. Kau tidak bilang dari tadi.”
“Baiklah, gadis liar seperti dia meski tidak punya latar belakang apa – apa tetapi dia masih boleh diajak bermain.”
–
“Jacky, nanti malam kuserahkan padamu.”
Jacky merasa sangat senang. Sambil tersenyumd ia berkata, “Tenang saja.”
“Terlalu mudah untuk menaklukkan gadis ingusan seperti dia.”
Kali ini Devi mengenakan pakaian olahraga saja. Pakaian yang dikenakannya begitu sederhana sehingga membuat
orang mengira bahwa dia hanyalah seorang gadis ingusan.
Di sisi lain, dengan ragu Reva bertanya, “Nona Devi, mengapa kau menyetujui permintaan mereka?”
“Orang-orang ini tidak punya niat baik.”
Devi tersenyum lalu berkata, “Kak Reva, kau pasti tidak tahu ini.”
“Pesta pembukaan di sini sangat menyenangkan.”
“Tidak hanya para petinggi dari berbagai tempat saja yang berkumpul disini tetapi yang paling penting adalah ada
beberapa barang langka dari pasar ilegal yang akan dipamerkan dulu di sini.”
“Kalau ada barang yang kau inginkan, paling cocok adalah pergi ke pesta pembukaan itu dulu.”
“Hanya saja tidak mudah untuk masuk ke pesta pembukaannya.”
“Kalau kakek-ku ada di sini, kita pasti akan bisa mendapatkan tiket masuknya.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Kalau aku tidak punya kemampuan seperti itu.”
“Karena ada bos yang mau mengundang kita lalu mengapa kita harus menolaknya?”
Reva terdiam lalu dengan cepat mengerutkan keningnya, “Kalau aku tahu, aku pasti akan datang bersama dengan
kakekmu saja.”
“Hampir saja aku melewatkan pesta pembukaannya.”
Devi tersenyum sama sekali tidak merasa tidak enak hati.
Reva meliriknya lalu dengan tulus berkata, “Nanti malam kau harus lebih hati – hati.”
–
“Orang-orang itu sudah punya niat buruk.”
Sambil tersenyum Devi berkata, “Kak Reva, dengan kau yang ada di sampingku, apa aku masih harus takut kepada
mereka?”
Reva terdiam. Devi ini benar-benar terlalu pintar.
Tak lama kemudian, acara pesta pembukaannya sudah hampir dimulai.
Devi membawa Reva ke satu-satunya gedung bertingkat rendah di dalam pasar itu. Dan didalamnya sudah penuh
dengan orang-orang, sangat sesak.
Pesta pembukaan pasar bawah tanah ini cukup menarik
sehingga tiket masuknya pun sulit sekali untuk
didapatkan.