- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 676
Dan akhirnya Reva meninggalkan Gnome bersama dengan tungku pil itu.
Sambil mengemudi Devi menyenandungkan sedikit lagu karena dia merasa sangat senang.
Kali ini, sekali lagi dia mendapatkan kesempatan untuk melihat kehebatan Reva lagi sehingga di dalam hatinya dia
lebih mengagumi Reva lagi.
Tiba–tiba Devi berkata, “Hah? Ada apa disana?”
Reva melihat ke tempat yang ditunjuk oleh Devi dan melihat ada sekelompok orang di sana yang sedang memukuli
beberapa orang.
Orang yang sedang dipukul itu adalah Jacky dan yang lainnya.
Dan orang yang berdiri di paling luar adalah Bernard.
Sepertinya Bernard sengaja mengajak orang untuk memberi pelajaran kepada Jacky dan teman temannya.
Dalam acara pelelangan ini, Jacky dan beberapa orang lainnya sengaja mempermalukan Reva di depan umum
sehingga menyebabkan Bernard salah menduga tentang kekuatan Reva yang mengakibatkan Bernard
mendapatkan kerugian yang cukup dalam.
Tentu saja, Bernard ingin melampiaskan semua ini kepada Jacky dan teman – temannya itu.
Meskipun dikatakan bahwa Jacky ini adalah kerabat jauh dari keluarga Trey namun pada dasarnya keluarga Trey
sama sekali tidak mengenali mereka.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtJadi meski Bernard membunuhnya sekalipun, keluarga Trey juga tidak akan mempersoalkannya.
Reva cemberut: “Ngga penting, ayo pergi.”
Devi juga melihat situasi yang sedang terjadi di sana tetapi ekspresinya tampak begitu gembira
“Kenapa ngga penting?”
“Aku malah merasa cukup seru!”
“Ayo kita pergi dan melihat kesana!”
Setelah mengatakan itu kemudian Devi benar–benar melajukan mobilnya kesana.
Reva merasa tak berdaya. Si Devi ini benar–benar singat suka ikut campur dan ingin tahu masalah orang
Melihat ada yang melajukan mobilnya kesana lalu beberapa anak buah Bernard segera menghampiri dan
menghentikannya
Devi menjulurkan kepalanya, “Tidak apa-apa, kami hanya datang untuk menonton mereka
saja.”
Bernard mengerutkan keningnya ketika dia melihat Devi.
Dia tahu statusnya Devi sehingga tidak berani melakukan apapun kepada Devi lalu dia melambaikan tangannya
sebagai isyarat kepada anak buahnya agar mereka mundur.
Devi mclajukan mobilnya hingga ke tempat kejadian lalu membuka pintu mobilnya sambil menatapi orang– orang
yang dipukuli itu dengan tersenyum, scolah-olah sedang menonton drama saja.
Jacky dan beberapa temannya itu semuanya sedang dihajar di tempat ini termasuk juga si George itu.
Jangan mengira bahwa dia adalah juara lackwondo dan sebagainya, dengan dikelilingi oleh tiga orang seperti itu
tetap saja dia juga dikalahkan oleh mereka tanpa bisa berbuat apa – apa dan kakinya patah semua.
Sementara Gina, dia dihajar hingga seluruh wajahnya berdarah – darah. Dia berlutut di lantai dan terus memohon
belas kasihan kepada mereka. “Jangan pukul aku, jangan pukul aku, aku tahu aku sudah salah. tolong maafkan
aku...*
Pada saat ini, orang–orang ini sama sekali tidak peduli.
Melihat sikap Bernard, sepertinya dia benar–benar siap untuk membunuh mereka!
Bernard melirik Reva yang ada di dalam mobil dan wajahnya tampak semakin dingin.
Devi tersenyum dan berkata, “Kau tidak perlu mengkhawatirkan tentang kami!”
“Kami hanya datang untuk bersenang – senang, kalian lanjutkan saja.”
“Kalian bisa lakukan apapun saja yang kalian inginkan. Kau tak usah mempedulikan kami lagi.”
Bernard menarik nafas dalam – dalam dan berkata dengan dingin, “Patahkan semua kaki mereka untukku dan
lempar mereka semua ke sungai.”
“Dan juga, ambil semua hape dan alat komunikasi mereka!”
“Kalau kalian semua bisa pulang dengan hidup–hidup, itu adalah kemampuan kalian sendiri!”
“Kalian semua memang pantas untuk mati disini!”
Jacky dan beberapa orang lainnya sangat ketakutan sekali. Tepi sungai ini biasanya memang Mangal terpencil dan
jarang ada orang yang datang ke sini.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmKalau mereka dilemparkan di sungai ini dengan kaki mereka yang sudah patah serta alat komunikasi mereka yang
diambil bukankah itu artinya ingin membiarkan mereka mati disini?
* Parnan Bernard, aku benar-benar sudah tahu kesalahanku.”
“Tolong ampuni aku. Demi papaku, tolong beri aku kesempatan sekali lagi.”
“Paman Bernard, kau lupa, papaku pernah mengundangmu makan malam!”
Jacky memohon dengan suara gemctar dan air matanya berderai.
Sementara yang lainnya, mereka bahkan menangis dengan lebih buruk lagi.
Bernard sama sekali tidak memandang mereka. Din membalikkan badannya dan pergi.
Orang–orang yang memegang tongkat di tangan mereka segera mengepung Jacky dan teman temannya dengan
beringis.
Melihat ini. Gina langsung membalikkan badannya dan berlutut di depan Reva: “Reva, Reva, tolong selamatkan
aku.”
“Demi melihat pertemananku dengan Nara, tolong selamatkan aku. Aku tidak akan pernah melupakan jasa dan
budi baikmu untuk seumur hidupku.”
“Reva. aku mohon...”
Reva mengernyit sedikit. Sebelum dia bisa berbicara lagi, Devi langsung berkata, “Sekarang kau baru tahu untuk
meminta bantuan kepada Reva?”
“Tetapi sikapmu bukan seperti ini ketika kau mempermalukan Reva saat itu.”
“Jadi orang itu harus membayar kembali apa yang telah mereka lakukan!”
“Kalian, kalian memang pantas inati!”