- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Devon meraung dan berlari dengan marah.
Axel dan kedua orang lainnya membeku di tempat.
Tadinya mereka mengira bahwa Devon dan Nara dapat mengobrol dengan baik sehingga mereka juga ingin datang
dan melihat apa ada kabar baik dari mereka.
Siapa sangka situasi mereka malah menjadi seperti ini.
Devon yang dihajar hingga seperti ini. Apa yang sedang terjadi?
Pada saat ini mereka melihat Reva yang berdiri di depan pintu dan ekspresi yang ada di wajah mereka adalah
marah.
“Reva, apa yang terjadi?”
“Coba kau jelaskan kepadaku!” Axel meraung.
Ekspresi Reva tampak dingin. Dia sama sekali tidak ingin mempedulikannya.
Meskipun dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, Axel dan yang lainnya mengenal Devon sehingga sudah cukup
untuk menjelaskan semuanya.
Biasanya Reva tidak peduli dengan perlakuan keluarga Shu kepadanya.
Dia mencintai Nara sehingga dapat mentolerir kekurangan keluarganya.
Uang bukan hal penting baginya jadi dia tidak akan bertengkar dengan mereka gara ini. Kalau keluarga Shu
menginginkannya, dia akan memberikannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt—
gara hal
Dengan ilmu medis seperti yang dia miliki itu, mau berapa banyak uang yang tidak bisa dia
hasilkan?
Namun, kali ini mereka sudah menyentuh batas kesabarannya.
Axel dan yang lainnya mencari pria seperti itu untuk datang dan hampir saja memaksa Nara melakukan hal yang
hina seperti itu. Ini sudah menyentuh batas kesabarannya Reva. Jadi bagaimana mungkin Reva bisa bersikap sopan
kepada mereka?
Nara bahkan lebih marah lagi dan berteriak, “Kalian masih berani tanya apa yang telah terjadi?”
“Apa ini orang yang kalian katakan mau bekerjasama?”
“Putranya sudah berani datang ke kantor untuk menghina aku!”
“Axel, apa kau sudah gila!”
Nara sangat marah sekali hingga langsung memanggil ayahnya dengan menyebut namanya.
Apa yang terjadi hari ini benar–benar membuatnya mau gila!
Axel tercengang. Ini adalah pertama kalinya Nara memperlakukannya seperti ini.
Sejujurnya, saat Nara sudah tidak mau mendengarkan apa–apa lagi, sikapnya itu juga dapat membuat Axel sedikit
panik.
Dengan cepat dia berkata, “Aku…. aku tidak tahu.”
“Dia bilang dia ingin mengobrol denganmu, tetapi… tetapi siapa sangka dia akan melakukan hal seperti itu?”
Dengan perlahan Hana berkata, “Kak, apa ada kesalahpahaman?”
“Tuan muda Rodriguez baru saja lulus dan pulang dari luar negeri. Rasanya cukup wajar kalau dia bersikap hangat
dan ramah kepada orang–orang.”
“Kau lihat para bule itu. Saat menyapa mereka juga saling berciuman ataupun berpelukan. Itu wajar koq.
“Dia itu hanya bersikap sopan. Kau tidak menganggap kesopanan itu sebagai hal yang mesum,
kan?”
Alina langsung mengangguk: “Ya, Nara, apa kau terlalu berlebihan?”
“Bagaimanapun juga tuan muda Rodriguez ini adalah siswa ternama yang lulus dari universitas Cambridge dan dia
juga sangat berbakat!”
“Bagaimana kau bisa mengatai orang seperti itu?”
“Dan kau juga Reva, sebenarnya kau ini kenapa?”
“Kenapa kau langsung menghajar orang begitu saja tanpa bertanya dengan jelas dulu situasinya?”
“Memangnya kau ini seorang preman?”
“Sekali bertindak harus langsung menghajar dengan begitu ganas?”
Axel tampak garang. Sambil menggertakkan giginya dan berkata, “Beraninya kau menghajar orang di kantor?”
“Reva, kau sangat keterlaluan!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Aku benar–benar tidak bisa mentolerir hal ini!”
“Hana, panggil polisi untuk menangkapnya!”
Hana langsung mengeluarkan ponselnya lalu dengan penuh semangat dia hendak menelepon polisi.
Nara langsung merebut ponselnya dan melemparkannya ke lantai dan menghancurkannya.
“Hana, keluar kau dari tempat ini!”
“Kalau kau berani masuk lagi ke perusahaanku, aku akan meminta satpam untuk mematahkan kakimu!” Nara
meraung.
Hana cemberut, “Kak, apa…. apa maksudmu?”
“Aku ini adikmu sendiri, mengapa kau memperlakukan aku seperti ini?”
“Kenapa, ini perusahaan keluarga kita. Apa kau takut aku akan merebut sahammu?”
“Aihh benar juga kata orang yah.”
“Tidak peduli apakah itu hubungan keluarga ataupun persahabatan, kalau berkaitan dengan keuntungan, semua itu
tidak ada gunanya.”
Ada banyak orang yang berbisik bisik seolah–olah mereka sedang menyaksikan drama. keluarga yang
memperebutkan harta kekayaan.
Wajah Axel tampak dingin, “Nara, kau sudah kelewatan!”
“Memangnya kenapa kalau Hana datang ke perusahaan?”
“Ini adalah perusahaan keluarga Shu kita. Orang–orang keluarga Shu kita berhak untuk datang!”
“Atas dasar apa kau bisa berbicara seperti ini kepada Hana?“