- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 689
Ketika ketua satpamnya melihat situasi ini, dia langsung merasa panik.
Dia tidak kenal dengan Tiger dan mengira Tiger itu bukan apa–apa.
Di luar dugaannya, Tiger malah membawa begitu banyak anak buah.
Namun tetap saja dia tidak mau kalah gengsi dan berkata dengan marah, “Sial, apa karena kau merasa lebih
banyak orang jadi berani menindas orang?”
“Kalau berani, kau tunggu saja disini. Aku juga akan memanggil saudara–saudaraku ke sini sekarang!”
Tiger tersenyum, “Ooh, silahkan!”
“Hingga sebesar ini aku belum pernah melihat orang yang begitu sombong!”
“Kau masih ingin memanggil anak buahmu, kan?”
“Oke, aku akan memberimu kesempatan.”
“Ayo sini, sini. Berikan dia sebuah ponsel dan biarkan dia menelepon seseorang.”
Kapten satpam mengambil ponselnya dan menelepon sebuah nomor terlebih dulu: “Tuan Edy, ini aku. Aku ada
sedikit masalah disini, kau datang dan bantu…”
Sebelum ucapannya selesai lalu Tiger langsung berkata: “Si botak Edy di jalan Dili itu, kan?”
“Ayo, suruh dia lari ke sini.”
“Kalau dalam 10 menit belum sampai, aku akan mematahkan kakinya!”
Ketua satpam itu tertegun. Apa yang terjadi?
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSi botak Edy ini adalah ketua geng lokal. Ada berapa banyak orang yang berani berbicara dengannya seperti ini?
Dia menatap Tiger dan di dalam hatinya dia mulai merasa panik. Tiba–tiba dia tersadar bahwa orang yang ada
dihadapannya ini bukan orang sembarangan.
Dengan tidak sabar Tiger berkata, “Kenapa kau masih diam saja? Cepat telepon!”
“Telepon siapa saja orang–orang yang bisa kau hubungi.”
“Aku ingin lihat, siapa yang berani mencari masalah denganku di kota Carson ini!”
Wajah ketua satpam itu langsung memucat, lalu dia berbisik, “Bro, aku… aku tidak tahu kalau kau bukan orang
sembarangan. Aku masih belum sempat….”
Tiger langsung menampar wajahnya dan memaki, “Belum sempat kakekmu!”
“Teruskan teleponmu. Buat panggilan telepon terus.”
“Kalian awasi dia. Kalau bajingan ini berani berhenti menelepon satu menit saja kalian boleh langsung patahkan
salah satu giginya untukku.”
“Kalau giginya sudah habis, potong jari–jari tangannya dan juga jari–jari kakinya.”
“Nanti kalau semua jari tangan dan kakinya sudah habis dipotong, potong lagi tangan dan kakinya dan yang
terakhir baru potong kepalanya!”
Anak buah yang berada di belakang Tiger langsung berseru dengan garang:
Ketua satpam ini ketakutan setengah mati lalu dengan cepat berkata, “Bro, aku benar tahu bahwa aku sudah salah,
tolong ampuni aku…”
“Ya!”
*
–
benar
“Aku benar–benar sudah buta. Aku tidak tahu siapa kau, anggap saja aku ini hanya angin lalu, tolong biarkan aku
pergi…
Tiger sama sekali tidak mempedulikannya. Dia hanya mengetukkan tangannya di arlojinya: “Sudah satu menit!”
“Ayo, hajar!”
Anak buah Tiger langsung menghampiri dan menekan si ketua satpam ke lantai. Sambil memegang sebuah palu
kecil, dia mematahkan salah satu giginya.
Ekspresi ketua satpam itu sangat kesakitan sekarang dan akhirnya dia baru tahu bahwa dia telah bertemu dengan
lawannya.
Lalu dia buru–buru menelepon lagi. “Halo, Rimba, aku ada masalah sedikit disini…”
Tiger: “Si kribo Rimba dari jalan Greco, suruh dia datang ke sini secepatnya.”
“Jalan Greco sedikit jauh dari sini. Berikan dia waktu lima belas menit, kalau tidak aku sendiri. yang akan
mematahkan kakinya!”
Sekujur tubuh ketua satpam ini sudah gemetaran sekarang. Dengan cepat dia menelepon nomor lain lagi, “Paman
Sugi, aku…”
Tiger: “Sugi si tukang membual, kan?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Beri dia delapan menit untuk sampai di hadapanku!”
Pada akhirnya ketua satpam sudah membuat selusin lebih panggilan telepon dan juga telah menghubungi semua
orang hebat yang dia kenal.
Namun Tiger langsung memerintahkan anak buahnya untuk meminta orang–orang kesini sesuai dengan
arahannya.
Selain itu, orang–orang ini semuanya benar–benar datang kesini menuruti keinginan Tiger.
Yang pertama sampai adalah si botak Edy. Dia berlari dengan wajahnya yang memerah dan
terengah – engah.
Setelah terengah – engah beberapa, lalu dengan suara bergetar dia berkata, “Tiger… Lord Tiger,
kau mencariku?”
Ketua satpam tercengang. Sebutannya ini langsung membuat dia tahu siapa orang yang ada dihadapannya ini.
“Apa… apa kau adalah Lord Tiger dari jalan Selatan?”
Ketua satpam bertanya dengan ragu.
Tiger sama sekali tidak mempedulikannya. Lalu ketua satpam itu buru–buru menatap si botak
Edv.
Edy memelototinya, “Anjir, Lord Tiger dari jalan Selatan pun kau tidak mengenalinya? Apa kau masih anak kemarin
sore?”
“Dasar bajingan, apa kau sudah menyinggung Lord Tiger?”
“Lord Tiger, ijin…. ijinkan aku menjelaskannya dulu. Aku tidak ada hubungannya dengan bocah