- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 702
Reina bukannya merasa senang tapi mulai panik.
Dia mundur beberapa langkah dan meraih lengan Reva lalu berbisik. “Kak, ayo kita pergi.”
“Ini...ini pasti bukan rumah kita!”
“Kau jangan bohongi aku lagi!”
“Ayo cepat pergi agar tidak ketahuan oleh pemilik rumah ini.”
Saat itu, pelayan di lantai bawah muncul.
Dia mengusap matanya yang mengantuk dan mendongak, “Tuan Lee, ada apa?”
Dia keluar karena mendengar ada suara di ruang tengah ini.
Setelah selesai berbicara, tiba–tiba dia merasa ada sesuatu yang tak beres.
Lalu dia mengusap matanya lagi dan menatap Reina yang berdiri di sebelah Reva dengan tatapan tak percaya.
Harus diketahui, sejak hari pertama Reva pindah ke tempat ini, Reina juga sudah berada disini.
Namun sejak hari itu, kondisi Reina sedang koma.
Dia pikir kondisi Reina sudah menjadi manusia vegetatif. Reva tidak mengatakannya dan dia juga tidak berani
bertanya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtNamun saat ini dia melihat Reina yang berdiri di samping Reva dengan wajah bercahaya membuatnya bertanya –
tanya apakah dia sedang bermimpi?
Dia mencubit kakinya dengan kencang dan rasa sakit itu membuatnya mengerti bahwa semua yang ada di
depannya ini nyata.
Reina panik. Dia buru–buru berkata, “Tante, kami... kami bukan pencuri...”
“Kami akan pergi sekarang, kau.. kau jangan tangkap kami...”
“Aku mohon padamu, aku mohon...”
Mata Reva memerah.
Adiknya selalu begitu pengertian sejak dia masih kecil. Saking pengertiannya membuat orang yang melihatnya
merasa sakit!
Dia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Reina. Lalu dengan lembut Reva berkata, “Jangan takut, ini
rumah kita.”
Pada saat ini, pelayan itu juga terkejut dan berkata, “Tuan Lee, nona.. nona sudah sadar?”
“Aduhhh, hebat sekali.”
“Nona sudah sadar, nona sudah sadar!”
Si pelayan berseru dan membangunkan kedua pelayan lainnya yang ada di ruangan itu,
Saat keduanya berjalan keluar mereka tampak sangat senang dan bersemangat sekali
**Tuan Loc, nona... nona sudah sembuh?”
“Bagus sekali, nona sudah sadar!”
“Nona, kau lapar tidak? Bagaimana kalau aku buatkan sesuatu untuk kau makan?”
Para pelayan saling berbicara.
Mereka bekerja di sini dengan bayaran lebih tinggi tiga kali lipat dari gaji orang lain pada umumnya.
Selain itu Reva juga memperlakukan mereka dengan sangat baik. Biasanya Reva tidak ada di rumah. Mereka juga
merasa sangat berterima kasih kepada Reva.
Apalagi Reina sangal menggemaskan sekali, usianya sepantaran dengan anak–anak mereka sendiri.
Melihat anak sekecil ini yang menderita penyakit seperti ini membuat mereka merasa kasihan kepada Reina
Sekarang setelah melihat Reina sudah sadar, dari dalam lubuk hati mereka merasa sangat senang sekali.
Reina tampak bingung. Sebutan orang–orang ini kepadanya membuatnya sedikit ketakutan.
** Kak, nona.... nona yang mereka katakan itu siapa?” tanya Reina dengan hati – hati.
Reva terkekeh dan berkata, “Ya kamu lah, siapa lagi.”
“Kita adalah pemilik dari rumah ini. Dan itu berarti kau juga ada pemilik dari rumah ini, apa kau mengerti?”
Reina berdiri di samping Reva dengan takut – takut. Dia masih tidak bisa menerima semua ini.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmKevä terkekeh. Dia tahu bahwa Reina masih membutuhkan waktu untuk menerima semua kenyataan ini
“Kalian istirahat dulu saja.”
“Dia baru saja pulih dan untuk sementara belum bisa makan.”
“Besok pagi, siapkan bubur saja.” Ujar Keva.
*Baik, tuan Lec!”
Ketiga pelayan itu kembali ke kamar mereka masing-masing.
Reva juga mengajak Reina kembali ke kamarnya dan berkata dengan serius, “Reina, kakak sudah kaya”
“Di kemudian hari. kau tidak akan pernah menderita lagi!”
“Terapi, tubuhmu ini masih harus dirawat beberapa hari.”
“Beberapa hari ini kau harus tinggal di rumah dulu dan jangan kemana–mana.”
“Nanti setelah kau pulih sepenuhnya, kakak baru akan mengajakmu pergi bermain, oke?
Reina mengangguk dengan patuh.
Setelah itu Reva meminta tiga pelayannya untuk menjaga Reina sementara ini.
Tubuh Reina sudah pulih tetapi karena dia sudah terlalu lama berbaring di tempat tidur jadi masih perlu belajar
beradaptasi.
Setelah melewati proses ini dia baru bisa keluar rumah.
Reva juga sudah berencana untuk membawa Nara ke taman Dragon Lake setelah beberapa waktu ini dan akan
membiarkannya tinggal di rumah ini.