- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 703
Paginya, Reva naik taksi ke perusahaan Nara.
Begitu sampai di depan kantornya, dari kejauhan Reva sudah melihat Axel dan Alina yang sedang merusuh di
depan pintu.
Dani membawa sekelompok petugas keamanan keluar dan tidak mengijinkan mereka inasuk.
Reva tampak agak terkejut. Bukannya Axel sedang ditahan? Kenapa begitu cepat sudah dibebaskan?
Apa jangan–jangan akhirnya semalam Nara melepaskannya?
Pada saat ini, Axel dan yang lainnya juga telah melihat Reva.
Mereka segera bergegas dan mengepung Reva yang baru saja turun dari taksi.
*Hei Reva. kemari kau!”
*Dasar bajingan sialan, apa yang telah kau lakukan pada putriku? Mengapa dia bisa memperlakukan aku dengan
seperti ini?”
“Dulu kakak–ku sangat berbakti dan memperlakukan kami dengan sangat baik. Reva, obat mabuk macam apa
yang telah kau berikan kepadanya?”
“Reva, beraninya kau menyuruh orang menghajarku? Biar kuberitahu yah, aku akan membuat perhitungan
denganmu!”
Mereka berempat berteriak dengan marah dan melihat sikap mereka itu sepertinya mereka ingin memakan Reva
saja.
Terutama Axel. Dia langsung meraih kerah Reva dan hendak meninjunya.
Reva menendang Hiro dengan satu tendangan lalu menggunakan kesempatan itu untuk mundur dan menggunakan
kesempatan itu untuk menghindari Axel dan Alina.
Hana yang melihat ini menjadi sangat marah: “Kau berani menendang suamiku. Aku akan menghabisimu!”
Dan bersamaan dengan itu, Dani segera memimpin anak buahnya untuk langsung menahan Hana dan yang
lainnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Lepaskan aku! Lepaskan aku!”
“Cepat dan lepaskan aku, kalau tidak aku akan memecat kalian!”
Axrl dan ketiga orang lainnya berteriak dan meronta tetapii tidak ada seorangpun yang mempedulikannya.
Beberapa petugas keamanan itu menahun inereka. Hiro dan lana diperlakukan khusus dengan ditekan diatas
jalanan
Tuan Lec, apa kau tidak apa–apa?” tanya Dani kepadanya dengan hormat
Reva mengibaskan tangannya: “Tidak apa–apal”
“Ada apa dengan mereka?”
Dani bercerita: “Aku dengar sepertinya papanya Devon mencari seseorang untuk untuk mengeluarkan Axcl.”
“Jadi setelah itu pagi – pagi dia datang untuk mencari masalah. Dengan keras kepala dia berkata ingin direktur Shu
datang untuk menemui mereka.”
“Direktur Shu telah mengatakannya dengan jelas bahwa mereka tidak diijinkan naik ke atas!“
“Tuan Lee, kau naik ke atas dulu saja. Serahkan masalah ini kepadaku!”
Setelah itu Reva baru mengerti apa yang sedang terjadi. Ternyata tuan Rodriguez yang berada di balik layar
Lalu dia menatap Axel lekat – lekat, “Pa, Ma, biar aku ingatkan sesuatu kepada kalian.”
“Aku tidak pernah keberatan kalau kalian menginginkan perusahaan, uang, mobil dan rumah.”
“Karena semua itu hanyalah barang titipan semata saja, aku tidak peduli.”
“Tetapi kali ini, kalian telah menyentuh batas kesabaranku!”
“Aku tidak akan menyerah ataupun berkompromi untuk masalah yang berhubungan dengan Nara!”
Setelah mengatakan hal itu lalu Reva membalikkan badannya dan naik ke atas.
Axel sangat marah: “Dasar brengsek, kau kira kau sedang berbicara dengan siapa?”
“Kau mau menakuti siapa?”
“Memangnya siapa kau!”
“Kau hanyalah seekor anjing peliharaan keluarga Shu kami saja!”
“Berani – beraninya kau menyalak pada tuanmu?”
“Apa kau sudah lupa bagaimana kami merawatmu dalam beberapa tahun terakhir ini?”
“Dasar brengsek, binatang, bajingan kurang ajar, serigala tamak yang tidak tahu berterima kasih!”
* Aku kasih tahu yah, kali ini setuju atau tidak kau harus menceraikan Nara!”
“Kau telah menghajar Devon dan keluarga Rodriguez juga tidak akan pernah melepaskanmu!”
“Kau tinggal tungkumali saja!”
Ketiga orang itu terus meraung dengan keras terutaina Alina dan Hana yang berteriak seperti orang gila di jalanan
itu.
Sayangnya Reva bahkan sama sekali tidak mchiolch untuk melihat mereka. Dia hanya berpesan: “Biarkan saja
mereka memaki.”
“Setiap mereka memaki satu kalimat, kau tampar si Hiro itu.”
Dani tertawa. “Tuan Lee, tenang saja. Serahkan semuanya kepadaku!”
“Ohh, ngomong–ngomong barusan dia sudah memaki tujuh kalimat, kan?”
“Mari, mari, saudaraku semua, ayo seret Hiro ke sini biar aku bisa melatih tanganku!”
Dua petugas keamanan itu langsung menarik Hiro kemudian Dani mengayunkan tangannya untuk menampar Hiro
sebanyak tujuh kali. Akibatnya wajah Hiro membengkak dan darah mengalir dari hidung dan mulutnya,
Hana menjadi hampir gila melihatnya. “Kau berani menghajar suamiku?! Kau berani memukul suamiku?!
“Aku akan menghajarmu!”
Dani: “Dua kalimat lagi. Ayo lanjutkan, kasih dua tamparan lagi!”
SI
Dua tamparan tambahan itu langsung membuat Hiro pusing
Hana tercengang: “Aku... Aku tidak memaki siapapun...”
Dani: “Aku merasa kau sedang memaki, kenapa? Tidak senang?”
“Barusan kau bersuara lagi, kan? Satu tamparan lagi!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmAxel sangat marah: “Kau... kau jangan keterlaluan. Perusahaan ini milik keluarga Shu kami...”
Dani: “Wehh, apa kau juga bersuara barusan?”
“Ayo, hajar lagi!”
Axel sangat marah. Dia memaki dua kalimat lagi tetapi sebagai gantinya Hiro ditampar dua kali juga.
Hana berteriak dengan marah namun setelah itu Hiro lagi yang dihajar.
Hiro sudah tidak tahan lagi. Dengan panik dia berkata, “Kalian.… kalian semua jangan bicara
**Yang dipukuli ini kan bukan kalian. Kalian bisa diam ngga?”
Pada saat ini Axrl dan yang lainnya baru tersadar. Kalau mereka tetap berbicara, Reva juga sudah tidak bisa
mendengar makian mereka lari. Hanya Hiro saja yang akan terus dihajar!
Beberapa orang itu akhirnya benar–benar diam.
Saat Reva sampai di kantor Nara, dia melihat Nara yang sedang berdiri di dekat jendela sambil
memerhatikan situasi di bawah sana.
Matanya memerah dan bengkak. Dia merasa kasih kepada kedua orang tuanya. Dengan menahan rasa sakit di
hatinya dia ingin memberi pelajaran kepada mereka!
Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa Axel yang lelah ditangkap kemarin bukannya semakin sadar diri tetapi
malah semakin parah!
Melihat Reva masuk ke kantornya, Nara menghela nafas. “Reva, apa mereka barusan sedang momakimu?”
“Coba kau bilang, apa lebih baik aku berikan saja perusahaan ini kepada mereka dan memutuskan hubungan
dengan mereka secara keseluruhan?”
Reva menatap Nara. Dia tahu bahwa Nara merasa sangat tidak nyaman.
Bagaimanapun juga, mereka adalah orang tuanya. Bagaimana mungkin dia bisa rela? Dia benar benar merasa
sangat terpaksa sekali.
Reva inengepalkan jemarinya dan berkata dengan lembut, “Kau tidak perlu khawatir.”
“Aku akan menyelesaikan masalah ini!”