- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 704
Penyelesaian vang Reva katakan itu bukanlah pergi mencari Axcl, Alina dan yang lainnya.
Mereka semua adalah keluarga Nara. Reva tidak bisa melakukan apapun terhadap mereka.
Namun, kalau keluarga Rodriguez itu tidak sama.
Masalah ini dimulai dari keluarga Rodriguez. Asalkan keluarga Rodriguez bisa ditangani maka masalah ini juga akan
selesai.
Tetapi sebelum Reva sempat pergi untuk mencari keluarga Rodriguez, Devon sudah datang untuk mencarinya
terlebih dahulu.
Begitu Reva sampai di rumah sakit, dia melihat ada beberapa orang yang duduk di dalam kantornya. Dan orang
yang memimpin mereka adalah Devon.
Dia tampak sombong dan angkuh.
Melihat Reva inasuk lalu dia mendengus dengan dingin, “Ngapain? Datang kesini untuk bekerja?”
“Aku kira kau sudah kabur karena telah berbuat jahat!”
“Masih ingat aku?”
Ekspresi Reva tampak dingin, “Kau mau apa?”
Devon tertawa: “Mau apa?”
“Dia tanya aku mau apa?”
“Saudaraku, situasinya sudah seperti ini, dia masih tidak tahu aku mau apa!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtOrang–orang yang ada di sekitarnya juga ikut tertawa.
Tiba–tiba Devon bangkit berdiri kemudian langsung membanting komputer di atas meja ke lantai. Sambil menunjuk
Reva dia memaki: “Persetan!”
“Sejak kecil sampai sebesar ini, tak ada seorangpun yang berani menyentuh seujung rambutku!”
“Memangnya kau kira siapa dirimu, berani – beraninya menyentuhku?”
“Kalau hari ini aku tidak bisa menghabisimu, bagaimana caranya aku masih bisa nongkrong di kota Carson ini di
kemudian haril”
Orang–orang di sekitarnya juga berteriak dengan kencang. “Brengsek, saudara kami pun berani kau sentuh! Kau
benar–benar sudah bosan hidup!”
“Apa kau tidak pernah mendengar kekuatan gank kami?! Apa saudari – saudara satu gank kami ini boleh kau
sentuh dengan sembarangan?”
“Biar kubertahu yah, siapapun orangnya yang ada di antara kami, aset keluarga dari setiap
mereka sudah bisa membeli beberapa unit perusahaan farmasi Shu–mu!”
“Bahkan pewaris dari salah satu keluarga yang ada di dalam sepuluh keluarga terpandang itu juga masih
merupakan anggota di dalam gank kami!”
“Kau kira kau siapa, berani–beraninya mencari gara–gara dengan kami!”
“Apa kau ingin menantang semua konglomerat di kota Carson ini sendirian?”
Para pemuda dari keluarga konglomerat ini begitu sombong dan mendominasi. Mereka terus mengutuk dan
memaki Reva sambil menunjuk–nunjuk kepadanya dengan arogan.
Reva tampak tenang. Setelah mereka semua selesai berbicara lalu dengan perlahan dia berkata, “Apa kalian
semua sudah selesai omong kosongnya?”
“Kalau sudah selesai, ayo lakukanlah!”
“Kalian datang kesini bukan untuk berdebat denganku, kan?”
Para anak muda dari keluarga konglomerat itu tertegun semua.
Mereka mengira bahwa Reva akan gemetaran karena ketakutan saat mereka mengungkapkan identitas mereka
dan akhirnya Reva akan berlutut di lantai serta bersujud kepada mereka untuk meminta pengampunan.
Setelah itu, mereka bisa memperlakukan Reva dengan semena–mena, menghajarnya dengan keras kemudian
menyuruh menyingkir dan meninggalkan Nara.
Tetapi di luar dugaan Reva bukan tidak hanya tidak panik tetapi malahan dia berkata dengan santai dan menyuruh
mereka untuk bertindak?
Apa dia sudah gila?
Para pemuda dari keluarga konglomerat itu memelototi Reva: “Dasar bajingan sialan, kalau kau Inau cari mati
jangan salahkan aku!”
*Habisi dia!”
Pria itu memaki dan langsung menendang Reva.
Reva tidak segan–segan lagi terhadap mereka. Dia menggenggam lengannya dengan gerakan menular dan
meninju sikunya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Kemudian terdengar suara klik lalu lengan pemuda ini langsung patah. Dia berteriak dengan kesakitan di atas
lantai.
Reva masih tidak berhenti. Dia menendang wajahnya lagi.
Dengan cepat pemuda dari keluarga konglomerat itu mengalami pendarahan dari hidung dan mulutnya Hidungtiya
patah. Dia Ierisak – isuk tanpa bisa mengeluarkan suaranya
Saat yang lainnya melihat hal ini, mereka semua marah.
“Berani – beraninya kau inclawan kami!”
“Bunuh dia!”
“Kampret, bunuh dia! Habisi dial”
Semua orang menaki. Bahkan ada beberapa orang yang tingcluarkan pisau lipat dari saku mereka dan menyerbu
Reva dengan agresif.
Tatapan Reva tampak dingin dia maju selangkah dan seolah–olah bersandar sedikit sehingga ncngchai dada orang
yang ada di depannya.
Orang itu langsung mental keluar dan menabrak orang lainnya. Kedua orang itu menabrak dinding bersamaan
kemudian terkulai.
Kali ini mereka berdua mengalami patah tulang di beberapa tempat di sekujur tubuh mereka. Mereka berdua tidak
bisa bangun lagi dan hanya bisa terkulai di atas lantai.
Ini juga karena Reva sudah menghajar mereka dengan agak ringan. Kalau tidak satu pukulannya ini saja sudah
mampu untuk membunuh mereka berdua!