- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 731
Reva dan yang lainnya tidak tinggal di rumah tuan Rodriguez. Mereka pulang ke rumah mereka yang ada di Rose
Garden.
Begitu sampai di rumah, mereka mendapati Hiro dan Hana yang merosot di sofa.
Telinga Hiro sudah diperban dan luka – luka Hana juga sudah dibalut.
Wajah keduanya tampak lemas. Kali ini mereka beredua benar–benar di hajar habis–habisan.
Begitu melihat mereka berdua, Nara langsung naik darah. Dia langsung menampar Hiro dengan keras sebanyak
dua kali lalu berteriak dengan marah, “Keluar kau dari sini!”
“Ini rumahku. Kau tidak punya hak untuk datang ke sini!”
Hana tertegun sejenak dan gugup, “Nara, apa yang kau lakukan?”
“Apa kau sudah gila?”
“Kenapa kau memukul suamiku?”
Nara langsung menampar Hana dengan punggung tangannya lalu dengan marah berseru, “Kenapa?”
“Kalau begitu kenapa kalian menyakiti suamiku?”
“Kenapa kau membubuhkan obat ke dalam makanan suamiku? Kenapa kau ingin membuatnya mengalami
kecelakaan mobil dan hendak membunuh suamiku?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHana langsung tercengang dan untuk beberapa saat dia terdiam. Lalu dengan lirih dia berkata, “Apa… apa yang
kau bicarakan itu? Aku sama sekali tidak tahu.”
“Pa, Ma, kau… kau lihatlah dia.”
“Coba kalian lihat, situasi Hiro sudah seperti ini tetapi dia.. datang datang langsung memukuli orang!”
–
Hiro juga mengerang. Kain kasa yang membalut kedua telinganya tampak menjadi merah sekarang.
Dua tamparan dari Nara itu membuat telinganya terluka lagi dan darahnya menodai kain kasa itu hingga menjadi
merah.
Ekspresi Axel dan Alina langsung menjadi pucat lalu dengan marah berkata, “Hana, kau tidak perlu menyangkal
lagi!”
“Semua orang sudah tahu apa yang telah kalian lakukan.”
“Sudah benar kakakmu memukulmu. Kau memang pantas di pukul!”
Ini adalah pertama kalinya Hana menghadapi situasi seperti itu. Kedua orang tuanya sama sekali
tidak membelanya sehingga membuat dia merasa terkejut.
Setelah beberapa saat, Hana mulai merengek, “Pa, Ma, mengapa kalian berbicara seperti ini kepadaku?”
“Kau lihat apa yang telah terjadi pada kami. Apa kalian sama sekali tidak merasa kasihan kepada kami?”
“Kau bilang kami sudah menjahati Reva dan hendak membunuh Reva tetapi apa Revanya sudah mati?”
“Dia masih berdiri dengan baik di sini dan sama sekali tidak terluka.”
“Sedangkan kita, seperti apa kondisi kita sekarang!”
“Mengapa… mengapa kalian begitu pilih kasih?”
Hiro juga gemetaran: “Pa, Ma, kalian lihatlah aku, telingaku sudah terpotong.”
Nara gemetaran karena marah. Dia tidak pernah menyangka Hana bisa mengucapkan kata – kata yang tak tahu
malu seperti itu.
Axel bahkan merasa lebih kesal lagi. Dia bergegas maju dan menampar wajah Hana dan Hiro lagi.
“Diam kalian!”
“Apa? apa kau harus melihat Reva mati dulu, kalian baru bisa merasa puas?”
“Kalian berdua ini benar–benar binatang yang tak tahu berterima kasih!”
“Kalau bukan karena Reva, kalian berdua sudah dicincang dan dibuang ke laut untuk dijadikan makanan ikan. Apa
kau kira kau masih bisa berdiri dan berbicara di sini?”
Alina juga tidak suka dengan orang yang tidak berguna. “Hana, bagaimana kau bisa begitu tidak tahu rasa
bersyukur?”
“Kau sudah hampir membunuh Reva dengan bekerjasama dengan tuan Rodriguez.”
“Namun pada akhirnya, si tuan Rodriguez itu malah ingin membunuhmu sedangkan yang menyelamatkanmu
adalah Reva.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Mengapa kau sama sekali tidak tahu cara untuk berterima kasih?”
“Bagai… bagaimana aku bisa punya anak perempuan sepertimu?”
Hana benar–benar terperangah: “Apa… apa Reva yang menyelamatkan kami?”
Axel: “Menurutmu?”
“Kalau bukan karena Reva, kalian semua pasti sudah mati!”
“Kalian lihat Reva lalu lihat lagi diri kalian sendiri.”
IWID
“Orang lain membalas kejahatan kalian dengan kebajikan, sementara kalian?”
“Setelah melakukan begitu banyak hal buruk, tidak ada satupun dari kalian yang mengucapkan permintaan maaf.”
“Reva sudah menyelamatkan kalian dan kalian malah sama sekali tidak mengucapkan terima kasih kepadanya.”
“Kalian… kalian sebenarnya masih punya rasa malu ngga sih?”
Hana benar–benar tidak berani macam–macam lagi. Sambil menundukkan kepalanya dia berbisik, “Pa, Ma, aku…
aku benar–benar tidak tahu.”
“Reva, maafkan aku, aku… aku sudah tahu bahwa aku salah….”
Reva tidak mempedulikannya. Dia tidak peduli dengan ucapan permintaan maaf dari Hana.
Sebenarnya, apa yang dilakukan Hiro dan Hana sama sekali tidak cukup hanya dengan membiarkan mereka mati
saja.
Alasan mengapa Reva menyelamatkan mereka adalah karena dia tidak ingin membuat Nara sedih, namun itu
bukan berarti Reva bisa memaafkan mereka.