- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 766
Vivi dan yang lainnya sudah tinggal di sini untuk beberapa waktu, dan mereka bisa melihat kendak senangan
keluarga Shu terhadap Reva.
Karena itu, mereka sama sekali tidak menganggap Reva serius lagi
Sesuai dengan apa yang dikatakan Hana kepadanya, Reva hanya kebetulan beruntung saja.
Dengan obat yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Shu, dia berhasil menyelamatkan putrinya Austin
sehingga baru bisa menjadi seperti sekarang ini.
Oleh karena itu, sebenarnya Reva tetap saja mengandalkan kekuatan keluarga mereka baru bisa sampai seperti
sekarang ini.
Kalau dia benar–benar hanya mengandalkan kemampuannya sendiri mungkin si Reva ini sudah mati kelaparan
sejak dulu.
Justru karena Vivi telah mendengar semua cerita dari Hana inilah akhirnya membuat dia semakin membenci Reva.
Begitu ketiga pria itu mendengarnya mereka langsung menjadi sangat bersemangat.
“Menantu pria? Memangnya kakakmu suka brondong yah?”
“Aduhh, brondong macam apa si bocah itu? Lihat saja gayanya yang seperti itu?”
“Kalau dia hanya menantu sampah, seharusnya hubungannya dengan kakakmu juga pasti buruk. kan? Kalau begitu
bukankah kakakmu sangat kesepian, hehehe…”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtKetiga pria itu tertawa dengan licik.
Vivi memelototi mereka: “Jangan katakan semua omong kosong ini denganku!”
“Adikku adalah CEO perusahaan farmasi Shu!”
“Hanya dengan kemampuan kalian ini pun ingin mendekatinya? Jangan mimpi!”
Ketiga pria itu merasa kesal: “Memangnya kenapa dengan kita?”
“Kita kan hanya mau berkenalan dengannya, siapa tahu saja bisa cocok!”
“Vivi, pokoknya nanti kau perkenalkan kami kepadanya, oke?”
“Nanti pada saatnya, kita akan berjuang dengan kemampuang kita masing masing!”
Vivi melambaikan tangannya dengan tidak sabar: “Oke, baiklah.”
“Ngomong–ngomong, kalian meminta aku memperkenalkan kakak–ku kepada kalian. Kalau begitu kapan kalian
akan memperkenalkan aku dengan pria tampan yang kalian janjikan itu?”
“Aku sudah bilang yah, aku hanya mau pria bule berkulit putih dan bermata biru bukan yang
berkulit gelap yah!”
“Aku sama sekali tidak suka dengan pria Asia!”
Ketiga pria itu langsung tertawa. “Tidak masalah!”
Vivi sudah bertahun–tahun tinggal di luar negeri. Dia selalu merasa bahwa pria Asia itu tidak ada yang berguna jadi
sejak dulu dia hanya mau mencari pria bule.
Sementara kalau pria Asia, entah seberapapun baiknya mereka, dia sama sekali tidak akan mempedulikannya.
Jay masuk ke dalam rumah untuk mencari Alina lalu dengan marah berkata, “Tante kedua, kau lihatlah kak Nara
itu.”
Alina menatapnya dengan penuh kasih lalu dengan cepat berkata, “Aduhh, Jayden, ada apa?”
“Apa kakakmu membuatmu marah lagi?”
Dengan marah Jay berkata, “Pacar aku baru pertama kali datang kesini dan lupa membawa baju renangnya. Aku
meminta dia untuk menyuruh sekretarisnya membelikan satu setel baju renang tetapi dia malah menolaknya.”
“Bukankah ini hanya membuatku dipermalukan di depan pacarku saja!”
“Kenapa memangnya? Apa dia takut aku tak sanggup membayarnya?”
Alina buru–buru berkata, “Aduh kau ini, ucapan macam apa yang kau katakan itu!”
“Satu keluarga pun masih membahas masalah uang?”
“Nara, Nara!”
Nara keluar dari kamarnya: “Ma, ada apa?”
Alina mengerutkan keningnya. “Kau teleponlah sekretarismu dan minta dia untuk membawakan satu setel baju
renang.”
“Pacarnya si Jayden baru pertama kali datang kesini. Bagaimana caranya kau bisa memperlakukan tamu seperti
itu?”
Nara tampak marah: “Ma, sekretaris sedang cuti!”
“Dia sudah sibuk sepanjang hari dan kelelahan. Tidak pantas bagiku untuk menelepon dan mengganggunya lagi
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsaat ini!”
Alina langsung marah: “Apanya yang tidak pantas?”
“Kau sudah menggajinya dengan gaji yang begitu besar sebulan. Memangnya kenapa kalau diberikan sedikit tugas
tambahan?”
“Kau ini, apa kau sudah lupa kalau tante ketigamu yang selalu menggendong kau di waktu kau
kecil dulu.”
“Saat itu, keluarga kita sangat miskin, kalau bukan karena tante ketigamu yang memberikan setengah dari gajinya
kepadaku setiap bulan, mungkin kau sudah mati kelaparan!”
Nara terdiam. Setiap kali dia berbicara selalu mengungkit masalah lama.
Bukannya dia tidak berterima kasih kepada keluarga tante ketiganya tetapi masalahnya adalah dalam melakukan
sesuatu juga harus ada prinsip.
Sekarang rumah ini sudah menjadi pangkalannya Jay dan Vivi.
Dia yang membawa pacarnya kesini tetapi masih harus aku yang membelikan baju renang untuk pacarnya? Ini
sudah keterlaluan namanya!
Alina masih mengoceh sebentar dan melihat Nara yang masih tidak setuju lalu dengan marah dia berkata,
“Sudahlah, kalau kau tidak mau aku juga tidak akan memaksamu.”
“Aku sendiri yang akan pergi membeli baju renangnya. Aku akan keluar dan pergi membelinya sendiri, oke!”