- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 767
Selesai berbicara Alina segera bangkit berdiri dan hendak keluar.
Nara menjadi panik. Bagaimana bisa dia membiarkan mamanya keluar untuk pergi membeli baju renang?
“Oke, oke, aku akan menelepon sekretarisku!” ujar Nara dengan tak berdaya.
Alina tersenyum dengan mata berbinar: “Begitu baru benar!”
“Dia ini adik sepupumu sendiri jadi kau juga harus memperlakukannya seperti adikmu sendiri.”
“Aku tidak punya putra. Hanya kalian berdua sebagai putriku Jay sudah seperti putraku sendiri. Kau harus bersikap
baik kepadanya!”
Nara terlalu malas untuk berbicara. Dia berjalan ke samping lalu menelepon sekretarisnya kemudian memintanya
untuk membawakan satu setel baju renang.
Tidak lama kemudian, sekretarisnya datang dengan baju renang Chanel
Hal ini sengaja diinfokan oleh Nara karena dia tahu bahwa kalau sampai baju renangnya kurang bagus nanti si Jay
pasti akan mencari gara–gara lagi dan membuat sekretarisnya datang dengan
S
sla.
Crystal yang mendapatkan baju renang itu langsung berseru dengan semangat. Dengan segera dia berlari ke
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtkamar mandi untuk berganti pakaian renang kemudian melompat ke dalam kolam renang bersama dengan Jay.
Sekarang di luar sana sudah menjadi dunia dari beberapa bocah im.
Tidak lama kemudian, Hana dan Hiro pulang.
Melihat situasi ini hampir saja Hana memaki lagii tetapi untuk saja langsung dihentikan oleh Alina.
“Lain kali bersikap baiklah kepada Jay dan Vivi.”
“Mereka itu anak-anak dari tante ketiga kalian!”
“Apa kalian sudah lupa seberapa baiknya tante ketiga terhadap kalian?”
“Jadi orang itu tidak boleh lupa diri, apalagi sampai lupa untuk dan tidak tahu berterima kasih!”
Ujar Alina dengan marah sambil mendidik kedua putrinya.
Nara dan Hana merasa sangat tidak berdaya. Setiap kali mereka bertemu dengan hal seperti itu. Alina pasti akan
berceramah. Mereka benar–benar tidak ingin mendengarnya.
Malamnya, orang–orang itu juga tetap tinggal di sini untuk makan malam.
Apa boleh buat, Reva dan Nara hanya bisa bersibuk di dapur. Memasak untuk mereka.
Menurut Alina, mereka adalah teman–temannya Jay dan Vivi jadi mereka harus menjamunya
Kalau tidak itu akan membuat malu Jay dan Vivi.
Selama acara makan malam, Vivi menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan Nara kepada ketiga
pemuda di sampingnya.
Sementara ketiga pemuda itu, sejak masuk ke dalam rumah, mata mereka selalu tertuju kepada Nara.
Tepat setelah diperkenalkan, salah satu pemuda berdiri dan berjalan menghampiri Nara sambil memegang segelas
anggur dan tersenyum.
“Direktur Shu, merupakan suatu kehormatan bisa berkenalan denganmu!”
“Tidak tahu apakah aku punya kesempatan untuk bersulang denganmu?”
”
Nara mengerutkan keningnya. Tatapan pria itu membuatnya merasa tidak nyaman.
“Maaf, aku tidak minum!”
Nara langsung menolaknya.
Pria itu jadi merasa malu.
Vivi langsung berkata, “Kak, waktu makan bersama kami itu kau selalu minum koq. Lalu kenapa hari ini kau tidak
mau minum?”
Pria itu mengerutkan keningnya lalu dengan lembut berkata, “Direktur Shu, apa kau sengaja tidak menghargaiku?”
Hampir saja Hana berteriak, kau pikir siapa dirimu masih meminta untuk dihargai?
Akhirnya Reva tidak tahan lagi. Dia berdiri dan berkata: “Maaf, istriku sedang tidak enak badan. hari ini. Dia tidak
bisa minum.”
“Aku akan menemanimu minum dengan segelas anggur ini!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSebaliknya si pemuda langsung menarik gelas anggurnya dan melirik Reva: “Kau yang menemaniku minum?”
“Atas dasar apa?”
“Segelas anggurku ini digunakan untuk bersulang dengan direktur Shu dan bukan dengan menantu pria seperti
kau!”
Kedua pria di belakangnya segera tertawa terbahak-bahak.
Mereka hanya sengaja ingin mengejek Reva.
Karena menurut Vivi, semua orang di keluarga ini tidak suka dengan Reva.
Kalau mereka mengejek Reva seperti ini, mereka pasti bisa membuat keluarga ini mendukung
mereka.
Dan benar saja, ketika Hana melihat Reva keki, dia langsung tertawa dan tampak seperti sedang menonton
pertunjukkan.
Nara merasa kesal: “Kau bilang apa?”
Pria itu tersenyum dan berkata: “Memangnya ucapanku ada yang salah?”
“Bukannya dia hanya seorang menantu sampah?”
“Kenapa? Tuan Shu, apa seorang menantu sampah sudah bisa menggantikanmu?”
“Apa sekarang kekuasaan keluarga Shu sudah dikendalikan oleh seorang menantu sampah?”
Pernyataan ini sepenuhnya disengaja untuk menabur perselisihan.
Namun, kalimat ini juga langsung menancap di hati Axel dan yang lainnya. Mereka semua menatap Reva dengan
geram.