- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 794
Melihat ini, dengan cepat Alina menghentikan Vivi.
“Aduhh, Vivi, kau jangan marah dulu!”
“Hana, Hiro, kalian berdua kembali ke kamar kalian. Kalian berdua tidak punya hak untuk berbicara!” teriak Alina
dengan marah.
Hana tampak enggan namun Alina meraih cangkir di atas meja dan langsung membantingnya sambil meraung:
“Apa kalian benar-benar harus membuatku naik darah?”
Hana merasa tak berdaya kemudian dia mengajak Hiro kembali ke kamarnya.
Alina menoleh kepada Nara: “Nara, aku tanya kepadamu, sebenarnya kau mau membantu atau tidak kali ini?”
Axel langsung menjawab: “Nara, jangan bantu!”
Alina geram dan langsung membalikkan meja kopinya: “Axel, hari ini aku akan meninggalkan ucapanku di sini.”
“Ini adalah masalah adik ketiga aku, aku pasti akan membantunya!”
“Kau tidak mau memberikan uangnya? Oke!!”
“Aku akan mengumpulkan sendiri uangnya!”
–
“Aku akan menjual semua barang – barangku. Kalau masih tidak cukup juga, besok aku akan menjual darah dan
ginjalku untuk mendapatkan uangnya!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Nara, kalau kau masih punya hati nurani, nanti setelah aku mati, jangan lupa untuk membeli kain kafan untuk
membungkus dan menguburku.”
“Dengan kau yang tidak menelantarkan jasadku itu, aku akan menganggap tidak sia – sia telah melahirkan dan
membesarkan putri sepertimu!”
Setelah Alina selesai berbicara lalu dia membawa Anissa pergi dan keluar dengan marah.
Dengan cepat Nara meraihnya: “Ma, kau… kau mau apa?”
“Apa.. apa kau bisa tenang sedikit?”
Dengan marah Alina berkata, “Bagaimana aku bisa tenang?”
“Sekarang aku tanya, bagaimana tante ketigamu memperlakukanmu di masa lalu?”
“Apa begini cara kau membalas jasa dan kasih sayang tante ketigamu?”
“Biar aku beritahu yah, aku saja tidak bisa melakukan hal
“Urusan tante ketigamu adalah: urusanku juga.”
–
hal yang tak tahu berterima kasih seperti itu.”
“Kalau kau tidak mau membantu, aku yang akan membantu!”
Alina hendak pergi lagi lalu dengan cepat Axel berkata, “Haihh, bisa ngga sih kau berhenti membuat masalah
Fang Hui hendak berlari lagi, dan Xu Jiangong dengan cepat berkata, “Oh, bisakah kamu berhenti membuat
masalah?”
Alina langsung marah dan berteriak marah kepada Axel: “Siapa yang membuat masalah hah? Siapa?”
“Apa aku tidak boleh membantu adikku sendiri?”
“Berapa banyak penderitaan yang telah aku alami selama menikah denganmu? Apa aku pernah mengatakan
apapun? Apa aku pernah mengeluh?”
“Saat kau di masa paling sulit dan miskin, siapa yang telah membantu kita?”
“Ooh, sekarang kau sudah kaya lalu bisa seenaknya meremehkan kami?”
“Oke, aku pergi. Aku akan pergi sekarang juga!”
“Kau cari saja wanita lain untuk bersenang
senang dengannya!”
Axel terdiam. Dia benar-benar tak berdaya ketika Alina mulai berbicara dengan tak masuk akal.
Melihat Alina yang berjalan ke pintu lalu dengan tak berdaya Axel hanya bisa berkata kepada Nara, “Sudahlah,
Nara, kali… kali ini kau bantulah mereka.”
“Mama-mu bisa melakukan apa yang dikatakannya.”
“Dengan kondisi fisiknya itu, kalau dia benar-benar pergi menjual darah atau yang sejenisnya itu.. bagai…
bagaimana bisa dia bertahan?”
Nara menghela nafas. Dia juga sangat marah. Namun dia benar benar tidak bisa berbuat apa
“Baiklah, Ma. Aku bantu mereka, oke?” ujar Nara dengan suara berat.
Alina berhenti melangkah. “Ini baru benar!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kau harus membalas jasa tante ketigamu!”
“Nissa, tenanglah, kami pasti akan membantumu!”
–
apa.
Anissa langsung mengubah ekspresi marahnya menjadi gembira. Dengan terburu-buru dia berkata, “Kak, kau
memang paling baik kepadaku!”
Alina tersenyum dan mengangguk. Sambil menatap Nara dia berkata, “Nara, cepat kau kumpulkan uangnya!”
Nara benar-benar tak berdaya: “Kumpulkan uang apa?”
“Setidaknya kita harus tahu dulu berapa biaya yang diperlukan.”
“Dan juga, tante ketiga, berapa banyak uang yang keluargamu mampu keluarkan?”
Anissa tertegun sejenak: “Ke… keluargaku?”
Nara menjawab: “Ya!”
“Masalah putramu kan tanggung jawab utamanya adalah keluargamu!”
“Kau keluarkan dulu uangnya dan aku akan membantu untuk sisanya!”
Alina menggaruk kepalanya dan menatap Spencer.
Spencer menggelengkan sedikit kepalanya dan wajah Anissa langsung menjadi muram. Setelah beberapa lama dia
menggerakkan giginya dan berkata, “Kami… kami sekarang sedang tidak punya uang. Paling – paling hanya….
20.000 dolar!”
Mata Nara membelalak dengan lebar: “Dua puluh ribu?”
“Tante ketiga, apa… apa kau sedang bercanda?”