- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 809
Rio dan dekan Bobby mengangguk dengan penuh semangat.
Selain itu, keduanya benar benar percaya sepenuhnya kepada Reva.
Ini adalah ahli pengobatan yang sebenarnya!
–
Dibandingkan dengan para penipu yang suka menyebarkan beritanya kemana mana ini benar – benar jauh sekali
bedanya.
Reva mengeluarkan jarum peraknya lalu berjalan dua langkah di sekitar tempat tidur gadis itu kemudian langsung
menusukkan jarumnya. Tujuh jarum perak ditusukkan di kepala serta bahunya dengan sangat akurat.
Dekan Bobby tercengang.
Tidak perlu mengatakan yang lain. Hanya dengan teknik dan keakuratan jarumnya saja sudah sangat mengejutkan.
Rio mengingatkannya dengan hati – hati: “Tuan Reva, cederanya dia di tulang belakang…”
Reva mengangguk: “Aku tahu.”
“Namun, karena tulang belakangnya yang tidak sembuh selama bertahun
tulang.”
–
tahun sehingga telah muncul taji
“Kalau hendak langsung digabungkan secara paksa, rasa sakitnya itu tak tertahankan.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Aku harus memotong rasa sakitnya dulu agar aku bisa membantunya menggabungkan taji tulang itu dengan
tulang belakangnya.”
Sambil berbicara, Reva menusuk leher gadis itu dengan jarum peraknya dan bertanya, “Sakit tidak?”
Gadis itu menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak merasakan rasa sakit atau apapun.
Dekan Bobby tidak bisa menahan keterkejutannya: “Masih bisa seperti ini?”
“Apa… apa tidak lebih baik menggunakan obat bius saja?”
Reva menggelengkan kepalanya: “Tidak bisa menggunakan anestesi.”
“Begitu dibius, aliran darahnya akan melambat.”
“Sementara agar tulang belakangnya bisa sembuh, darahnya harus mengalir dengan lancar dan bagian tulang
belakang itu harus tumbuh dengan cepat.”
“Anestesi benar – benar akan mempengaruhi tindakan pengobatan.”
Dekan Bobby baru mengetahuinya lalu dengan penuh rasa emosional dia berkata, “Tuan Reva, metode
pengobatanmu benar-benar ajaib.”
Rio tidak mengerti apa
―
apa tadi dia merasa sangat bersemangat saat mendengar ucapan dekan Bobby yang
penuh dengan rasa emosional inu
Dia tahu bahwa Reva bukan orang biasal
Reva membalikkan gadis itu lalu mengulurkan tangannya dan menekan tulang belakangnya beberapa kali untuk
memastikan posisinya.
Setelah itu dia mengeluarkan botol porselen dari tubuhnya dan mengeluarkan sebuah pil kemudian
memasukkannya ke dalam mulut gadis itu.
Ini adalah pil Energy Booster yang telah dia sempurnakan. Pil ini dia sempurnakan setelah pulang dari desa
Gnome.
Pil Energy Booster dapat memulihkan energi dan mengisi kembali darah seseorang dengan cepat dan efeknya
sangat luar biasa. Ini adalah obat ajaib yang bisa menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa orang.
Gadis itu telah kehilangan banyak energi dan darahnya sehingga tulang belakangnya sulit untuk sembuh, jadi Reva
harus memulihkan kembali energi dan darahnya terlebih dahulu.
Setelah membantu gadis itu menelan ramuan tersebut lalu Reva mengeluarkan jarum peraknya lagi dan
menusukkannya ke punggung gadis itu.
Beberapa posisi ini kebetulan bisa menutup tulang belakangnya yang patah.
Setelah itu Reva mengulurkan tangannya untuk menekan tulang belakang gadis itu lalu dengan menggunakan
kekuatan tenaga dalamnya Reva menerobos masuk ke dalam tubuhnya untuk menghaluskan taji tulang yang
menonjol di tulang belakangnya itu dengan paksa.
Proses ini sangat menyakitkan tetapi gadis itu sama sekali tidak merasakan apa menusukkan jarum peraknya untuk
menghalangi rasa sakitnya.
—
apa, karena Reva sudah
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Setelah taji tulangnya dihaluskan lalu dengan hati-hati Reva menggunakan tenaga dalamnya untuk mendorong
tulang belakangnya agar bisa disatukan kembali.
Setelah itu Reva terus merangsang energi dan aliran darah di tubuhnya. Dia membuat energi dan aliran darahnya
mendidih secara terus menerus agar bisa mengisi dan memberikan nutrisi kepada tulang belakangnya ini.
Di bawah pemulihan energi dan nutrisi darahnya akhirnya dengan perlahan tulang belakangnya sembuh.
Setelah hampir sepuluh menit akhirnya Reva berhenti.
Dia menyeka keringat di dahinya. Proses ini benar-benar menghabiskan banyak sekali tenaga dalamnya.
Sambil mencabut jarum peraknya dari tubuh gadis itu lalu Reva berkata, “Ayo, coba lihat, apa kau bisa
menggerakkan jatimu!”
Rio dan dekan Bobby memandang gadis itu dengan mata terbelalak.
Harus diketahui bahwa seluruh bagian tubuh dari gadis itu sudah lama sekali tidak berfungsi kecuali bagian leher ke
atas.
Sekarang Reva malah memintanya untuk menggerakkan jarinya, apa mungkin?
Tampak wajah gadis itu memerah seolah-olah dia telah menggunakan banyak kekuatan untuk melakukannya.
Tatapan dekan Bobby dan Rio terfokus pada tangannya.
Setelah beberapa saat, dibawah tatapan penuh takjub kedua orang ini, tangan gadis itu terangkat sedikit dan jari –
jarinya bisa bergerak beberapa kali.
Rio dan dekan Bobby tertegun.
Setelah beberapa saat, Rio langsung menangis. “Nana, Nana, akhirnya kau sembuh.”
“Aah, dalam seumur hidupku, aku benar – benar tidak pernah berpikir bahwa kau bisa sembuh kembali.”
“Tuhan, akhirnya kau menunjukkan mujizat-Mu…”