- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 821
Dengan cepat Reva menemukan desa yang dikatakan oleh Anya dengan mengikuti arah yang ditunjukkan olehnya
barusan.
Ini adalah sebuah desa terpencil di pegunungan dan terlihak agak bobrok.
Seperti yang dikatakan oleh Anya, tidak banyak orang yang tinggal di desa ini, kebanyakan dari mereka adalah
orang tua.
Sementara para generasi mudanya semua telah pindah ke kota untuk bekerja dan anak sekolah.
anak kecil pergi ke
Yang tersisa di desa terpencil ini hanyalah para orang tua yang masih betah dengan kampung halamannya dan
tidak mau pergi.
Saat Reva masuk ke desa ini, hanya ada sedikit orang yang memperhatikannya.
Di dekat desa ini juga terdapat beberapa villa yang semua pemiliknya adalah orang–orang kaya di kota.
–
Orang–orang di sini sudah sering melihat orang · orang kaya yang mengunjungi desa mereka sehingga membuat
mereka merasa semuanya sangat wajar.
–
Sambil berjalan, Reva mengamati orang – orang di sini.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTiba – tiba, matanya tertuju pada salah seorang lelaki tua.
–
Dengan cepat dia berjalan menghampiri si lelaki tua itu dan berkata dengan suara rendah. “Pak tua, apa kabar.”
Pria tua itu menatap kosong kepadanya: “Ada… ada apa?”
Reva tersenyum ringan lalu berkata, “Pak tua, meningkat?”
apa
akhir
akhir ini kau merasa bahwa nafsu makanmu
Lelaki tua itu terkejut: “Kau… kau tahu darimana?”
“Dulu aku hanya makan setengah mangkuk nasi saja.”
“Sekarang, aku bisa menghabiskan satu mangkuk dan terkadang itu pun tidak cukup.”
Reva mengangguk: “Bagaimana dengan tubuhnya?”
“Setelah makan begitu banyak, apa tubuhmu merasakan kantuk?”
Mata lelaki tua itu membelalak dengan lebar, “Bagaimana kau bisa tahu?”
“Aduhh, aku sendiri pun merasa penasaran. Setelah nafsu makanku meningkat, secara logika seharusnya
kesehatanku semakin membaik.”
“Tetapi, aku… aku malah merasa semakin sering mengantuk sejak saat itu.”
“Belakangan ini aku sedang berpikir, apa lebih baik aku pergi ke rumah sakit saja untuk melakukan pemeriksaan
agar bisa mengetahui apa yang salah dengan diriku.”
“Tuan, apa… apa kau seorang dokter?”
Lelaki tua itu menatap Reva dengan penuh harap.
Reva terkekeh: “Ya, aku seorang dokter.”
“Aku bisa membaca kondisi kesehatanmu.”
Lelaki tua itu sangat gembira: “Kalau… kalau begitu apa kau bisa membantuku menyembuhkannya?”
“Ini… ini bukan penyakit serius, kan?”
Reva: “Bukan, bukan penyakit serius.”
“Namun, aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan.”
“Apa ada rumput seperti ini di sekitar sini?”
Sambil berbicara Reva mengeluarkan selembar kertas yang di atasnya terlukis sebuah gambar rumput yang
aneh.
Rumput ini mempunyai tiga helai daun. Dua diantaranya bergerigi dan satu lagi berbentuk bulat.
Ketiga jenis daun itu disatukan namun tampak tidak selaras dan terlihat sangat aneh.
Lelaki tua itu meliriknya dan berpikir dengan seksama. “Aihh… sepertinya… sepertinya aku pernah melihat rumput
seperti ini.”
“Pada saat itu aku merasa aneh jadi aku mencabut tanamannya dan hendak membawanya pulang untuk
ditunjukkan kepada orang lain.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Tetapi ketika aku sampai di rumah, entah kenapa rumputnya sudah hilang!”
Reva langsung bertanya: “Dimana kau melihatnya?”
Untuk sesaat lelaki tua itu berpikir dengan seksama lalu menunjuk ke arah gunung dan berkata, “Ada dua bidang
tanah di gunung belakang sana. Itu adalah tanah milik keluargaku.”
“Aku pernah melihat rumput ini di jurang yang ada di bawah kedua tanah itu.”
“Tuan, apa rumput ini ada hubungannya dengan penyakit aku?”
Reva tersenyum dan berkata, “Tidak ada hubungannya. Penyakitmu ini bukan penyakit serius.”
“Aku akan menuliskan resep untukmu. Setelah menghabiskannya, kau akan sembuh dengan mengalami diare dua
kali.”
Setelah Reva selesai berbicara lalu dia menuliskan sebuah resep dan menyerahkannya kepada si lelaki tua itu.
Lelaki tua itu sangat gembira hingga mengucapkan terima kasih berulang–ulang.
Reva tidak tinggal di sana lagi. Dia segera bergegas ke gunung di belakang sana.
Saat dia mendekat ke kedua tanah yang dikatakan oleh si lelaki tua tadi, Reva semakin mengernyitkan keningnya.
Dia melompat ke jurang gelap dan dipenuhi dengan tumbuhan liar yang ada di bawahnya.
Di tempat seperti itu sangat wajar jika ada ular, serangga, tikus atau bahkan semut yang akan muncul.
Namun yang membuat Reva heran adalah bahkan seekor semut kecil pun tidak ditemukan disini.
Tempat ini sudah seperti zona kematian!