- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Menantu Dewa Obat Chapter 850
Anissa tampak bingung: “Reva?”
*Mengapa?”
“Mengapa dia bisa berbicara dengan dokter Tanaka?”
Alina menggelengkan kepalanya: “Aku juga tidak tahu.”
“Namun, sepertinya hubungannya dengan dokter Tanaka sangat baik.”
―
Anissa terheran heran. Dia tidak mengerti mengapa seorang menantu yang diremehkan oleh semua orang di
keluarga ini bisa begitu hebat?
Pertama Anya, lalu Spoon & Stable dan sekarang dia juga memiliki hubungan yang baik dengan dokter Tanaka.
Apa yang terjadi di dalam sini?
Mata Jayden langsung berbinar lalu dia berkata, “Tante kedua, aku tahu alasannya.”
“Pasti Devi sudah berselingkuh dengan Reva.”
“Dia bekerja di kantor Reva dan menjalin hubungan dengan Reva.”
“Waktu itu, aku tidak tahu hubungannya dengan Reva jadi aku berkonflik dengannya.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Hubungan Reva dengan dokter Tanaka pasti ada hubungannya dengan Devi!”
Air muka Anissa langsung berubah: “Apa masih ada hal seperti itu?”
“Kakak kedua, si.. si Reva ini juga sangat keterlaluan, kan?”
“Masalah dengan Anya saja masih belum jelas dan sekarang muncul lagi seorang Devi. Sebenarnya apa mau dia?”
“Dia hanya seorang menantu pria yang hidup dan tinggal di dalam keluarga kita namun berani – beraninya di luar
sana dia menggoda wanita lain. Kualitas pria ini juga terlalu rendah rasanya!”
Alina mengerutkan keningnya, “Jayden, apa benar yang kau katakan itu?”
“Apa si Devi itu benar–benar menjalin hubungan dengan Reva?”
Jayden langsung mengangguk dengan cepat: “Benar sekali!”
“Aku melihat dengan jelas bahwa keduanya bergandengan tangan!”
“Tante kedua, justru karena aku tidak suka dengan hal ini makanya aku bertengkar dengannya.”
Alina langsung geram, sambil menggebrak meja dia berkata, “Reva, si bajingan ini, apa dia ingin memberontak
sekarang?”
“Putriku sudah memperlakukannya dengan baik namun berani beraninya dia melakukan sesuatu yang
bobrok di luar sana!”
“Kalau hari ini aku tidak memberinya pelajaran, namaku bukan Alina!”
Alina mengeluarkan ponselnya dengan marah lalu menelepon Axe, Hana dan Hiro. Dia meminta mereka semua
pulang untuk menangani masalah ini bersama–sama.
Diam–diam Jayden tersenyum.
Ini adalah hal yang dia inginkan.
Dia tahu bahwa sangat kecil kemungkinannya untuk meminta bantuan dari Reva atas masalah kali ini.
Jadi satu–satunya cara, dia hanya memperbesar semuanya dengan melibatkan Reva.
Dengan begitu, sekalipun keluarga Tanaka datang untuk mencarinya, keluarg Shu juga harus menyelesaikan
masalah di antara Devi dan Reva dulu. Jadi bagaimana mungkin mereka akan punya waktu untuk mengurusi
masalahnya?
Sementara mengenai perselingkuhan antara Devi dengan Reva itu juga tidak penting. Yang penting adalah keluarga
Shu mempercayainya.
Setengah jam kemudian, Axel, Hana dan Hiro sampai di rumah dengan terburu–buru.
Saat Axel mendengarkan cerita Alina di telepon, wajahnya penuh dengan amarah.
Begitu masuk dia langsung menggebrak meja dan meraung: “Jayden, kau katakan yang sebenarnya!”
“Apa kau melihat mereka berdua menjalin hubungan dengan mata kepalamu sendiri?”
Jayden menjadi panik.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmAlina memelototi Axel lalu dengan marah berkata, “Apa yang kau bicarakan itu?”
“Apa mungkin keponakan aku berbohong?”
Dengan dingin Axel berkata, “Apa kebohongan yang dibuat oleh keponakanmu masih kurang?”
“Apa kau sudah lupa dengan masalah Anya waktu itu?”
Alina tertegun lalu dengan marah berkata, “Axel, apa maksudmu?”
“Kita sedang membahas masalah yang sekarang. Untuk apa kau mengungkit masalah yang sudah lewat?”
“Kenapa? Apa kau sekarang hendak membela si bajingan Reva itu?”
Axel tertegun sejenak, “Kapan… kapan aku membela dia?”
“Setidaknya aku harus memperjelas masalahnya dulu!”
Hana yang berada di sampingnya langsung mengibaskan tangannya dan berkata, “Sudahlah, pa, ma, kalian
berdua jangan bertengkar lagi.”
“Sebenarnya, aku merasa bahwa ada kemungkinan seperti itu.”
“Coba kalian pikir, si Devi ini, keluarganya sangat kaya lalu mengapa dia ingin bekerja sebagai perawat di
rumah sakit?”
Mata Alina berbinar lalu dia langsung mengangguk, “Hana, ucapanmu sangat benar.”
“Si Devi ini tidak hanya menjadi perawat tetapi juga bekerja di kantor Reva?”
“Coba saja kau pikir saja dengan dengku!mu!”
“Kalau keduanya tidak ada hubungan apa–apa, aku akan jadikan kepalaku sebagai kursi untuk kau duduki!”