- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 330
Pada saat ini Martin terlihat lelah. Lalu dia mengibaskan tangannya dan menghela nafas, “Sudahlah, sudahlah!”
“Keluarga Yu sudah jatuh sampai seperti sekarang. Aku adalah orang yang paling berdosa dalam keluarga Yu ini!”
“Apapun yang ingin kalian lakukan, putuskanlah sendiri.”
“Aku sudah tua, sudah waktunya istirahat!”
Lalu Martin bangkit dan pergi dengan perlahan.
Beberapa anggota keluarga utama yang benar-benar setia kepada Martin bergegas untuk menghentikannya tetapi
mereka tidak dapat menghentikannya.
Sedangkan mereka yang tidak sehati lagi dengannya merasa sangat gembira.
Akhirnya Martin turun tahta dan sekarang mereka bisa mengendalikan kekuatan keluarga Yu.
Sebenarnya Martin sengaja bersikap seperti itu untuk melihat isi hati orang – orang itu dengan jelas.
Kali ini Martin hanya pura – pura pergi. Dia masih tetap fokus dengan pertemuan pertukaran medis dari enam
provinsi itu.
Asalkan Reva menang maka dia akan segera mendapatkan kembali kendali atas keluarga Yu.
Dan pada saat itu juga dia akan membersihkan keluarga Yu. Semua orang yang tidak sehati dengannya pasti akan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdi sapu habis!
Dengan cepat waktu berlalu. Sebentar lagi hari pertemuan pertukaran medis sudah tiba.
Kali ini acaranya diselenggarakan di villa Connor, kota Carson.
Pada pukul enam malam, Reva sedang menemani Nara makan malam dan bersiap untuk menghadiri acara
pertemuan pertukaran medis tersebut.
Setelah dirawat dua hari, akhirnya Nara pulih kembali tetapi dia menjadi semakin bergantung kepada Reva.
“Reva, bagaimana jika aku menemanimu pergi saja?” ujar Nara sambil berbisik.
Sebelum Reva bisa berbicara, Alina langsung berkata, “Untuk apa kau pergi menemaninya? Kau ingin melihat dia
kalah dengna mengenaskan?”
“Kenapa? Tidak cukup jika hanya dia sendiri yang malu? Apa kau juga harus ikut untuk dipermalukan?”
Nara langsung kesal, “Dia itu suamiku, tentu saja aku pasti akan mendukungnya sepenuhnya.”
“Selain itu, kau tahu darimana bahwa dia pasti akan kalah?”
Alina sangat marah, “Anak ini, mengapa semakin lama kau semakin keras kepala?”
“Aku berkata seperti ini demi siapa kalau bukan demi kau?”
“Kau tahu dengan jelas bahwa dia akan kalah tetapi kau masih saja berfantasi bahwa dia akan menang, untuk
apa?”
“Papamu dan aku telah bersusah payah untuk memutuskan hubungan ini dengan keluarga kita.”
“Sedangkan kau malah masih ingin ikut pergi. Dengan begitu bukankah semua orang akan merasa bahwa keluarga
kita masih mendukungnya?”
“Nanti saat dia kalah, orang lain pasti akan mencari masalah dengan keluarga kita. Lalu kita harus bagaimana saat
itu?”
“Kau benar-benar ingin melihat kami semua mau di depanmu baru kau merasa puas yah?”
Dengan gugup Nara berkata, “Ma, apa yang kau bicarakan itu?”
“Ini kan hanya pertemuan pertukaran medis, bagaimana mungkin ada orang mati?”
“Bagaimana mungkin bisa begitu parah?”
Axel berkata dengan serius, “Nara, kau sudah bukan anak – anak lagi. Bisa tidak kau gunakan sedikit otakmu ketika
melakukan sesuatu?”
“Reva menggunakan 100 milyar lebih untuk berjudi dengan orang-orang ini. Jika sampai dia kalah nantinya, aku
benar – benar tidak tahu ada berapa banyak orang yang akan mati pada saat
itu.”
“Mama-mu dan aku telah merawat dan membesarkanmu dengan susah payah hanya demi menjaga agar keluarga
kita tetap aman dan tenang.”
“Jika Reva ingin cari mati itu urusannya sendiri tetapi keluarga kita sama sekali tidak boleh terlibat dengan masalah
ini.”
“Sudahlah, kau juga tak perlu mengatakan apa – apa lagi. Kali ini kau benar – benar tidak dijinkan pergi!”
Air muka Nara langsung menjadi pucat karena marah. “Pa, mengapa kau susah sekali diajak bicara?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmAxel berkata dengan marah, “Mengapa mengatakan aku susah diajak bicara?”
“Kami ini orang tuamu. Apakah mungkin kami ingin menyakitimu?”
“Selama kau dirumah dua hari ini, siapa yang telah merawat dan melayanimu sepanjang hari untuk makan dan
minum?”
“Apa kau tidak lihat mama-mu yang telah bekerja dengan begitu keras sepanjang hari?”
“Sedangkan suamimu ini bahkan tidak masuk ke dalam rumah sekalipun sepanjang hari.”
“Saat terjadi sesuatu bukankah masih tetap harus mengandalkan kami. Apa kau tidak merasa kasihan kepada
kami?”
Reva langsung terdiam sejenak. Siapa bilang dia tidak ingin pulang?
Jelas – jelas mereka mengusirnya dan tidak mengijinkannya pulang. Lalu apa yang bisa dia lakukan?
Tetapi Reva tidak berani berdebat dengan mereka.
Setelah kejadian waktu itu, Axel dan Alina menjadi lebih mudah tersinggung.
Nara pernah membahas kejadian waktu itu pada saat mereka berdebat beberapa hari lalu dan akhirnya malah
menyebabkan keributan yang cukup rusuh di dalam keluarga itu.
Waktu itu Alina sampai mengambil pisau dapur untuk menyayat lehernya sehingga membuat Nara begitu
ketakutan dan tidak berani membahas masalah itu lagi sekarang, apalagi Reva?
Previous Chapter
Next Chapter