- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Menantu Dewa Obat
Bab 338
Setelah Reva melakukan panggilan telepon lalu dia diusir ke samping oleh para satpam,
Jika bukan karena Reva menyebutkan nama dokter ‘Tanaka kemungkinan besar dia sudah akan langsung diusir dari
sini.
ketua satpam itu berdiri di sebelah Revi, scolali – olah dia khawatir Reva akan mencuri sesuatu dari sini.
“Hei, ini sudah lama sekali dan belum ada seorangpun yang datang untuk menjemputmu. Kau masih tidak mau
mengaku bahwa kau sudali berbohong?”
“Masih berani bilang dokter Tanaka yang menjemputmu lagi. Apa kau tahu dia pergi kemana?”
“Tidak, seharusnya aku bertanya, apakah kau tahu seperti apa dokter Tanaka itu?”
“Hmm, aku sudah melihat banyak pembohong seperti kalian.”
“Hanya saja, ilmu bohongmu ini terlalu dangkal.”
“Setidaknya orang lain itu menyewa mobil mewah, berpakaian dan berpenampilan bagus.”
“Tetapi kau ini meskipun memakai jubah kaisar juga tetap tidak terlihat seperti kaisar. Siapa yang bisa kau tipu?”
Ketua satpam itu terus mengejeknya.
Reva tidak bisa menahan cemberut di wajahnya, “Untuk apa kau banyak omong?”
“Nanti saat orang yang menjemputku tiba, bukankah sudah bisa membuktikan identitasku?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtKetua satpam itu langsung kesal, “Sial, sudah jelas kau datang ke wilayahku untuk menipu, memangnya kenapa
kalau aku banyak omong?”
“Dasar brengsek. Kau masih berani menunjukkan kekesalanmu?”
“Tidak suka mendengar ucapanku, kan?”
“Oke, aku tidak akan berbicara lagi tetapi akan langsung bertindak! Gimana puas kau?”
Ketua satpam itu langsung mendorong Reva setelah dia selesai berbicara dan menunjukkan ekspresi provokasi di
wajahnya.
Wajah Reva tampak dingin. Tiba – tiba dia mengulurkan tangannya dan menggenggam lengan ketua satpam itu.
“Coba saja kalau kau sentuh aku lagi!”
Ketua satpam itu sangat marah, “Persetan, beraninya kau memukuli aku!”
“Hajar dia!”
Beberapa satpam itu langsung mengepungnya dengan agresif.
Dan pada saat ini tiba – tiba Devi keluar dari dalam.
Saat para satpam itu melihat Devi, wajah mereka langsung berubah menjadi penuh kekaguman dan hormat.
Ini adalah cucu dari dokter Tanaka, gadis cantik yang cukup berada di kota Carson. Seorang wanita yang elegan.
“Nona Tanaka, ada yang bisa kami bantu?”
Ketua satpam itu mengangguk dan menghampirinya.
Dengan tidak sabar Devi mengibaskan tangannya. Matanya menyapu kerumunan orang itu dan akhirnya
tatapannya jatuh kepada Reva.
“Kau adalah... tuan.. tuan..”
Untuk sementara Devi tidak bisa mengingat namanya.
“Reva!” jawab Reva.
“Oh yah, itu Reva.”
“Kau Reva, kan?”
Saat berbicara Devi juga melihat Reva dari atas sampai bawah.
Dan pada akhirnya dia juga merasa kecewa.
Sesuai dengan yang dikatakan Luis bahwa Reva benar– benar tidak memiliki selera dalam hal fashion.
Selain itu saat dia keluar tadi, dia juga melihat Reva sedang tarik menarik dengan para satpam yang membuat
kebenciannya semakin memuncak.
Bagaimanapun juga seorang pria harus bersikap gentleman dimana – mana.
Sedangkan dia malah membuat masalah dengan para satpam dan hampir saja terjadi perkelahian. Pria macam
apa dia sebenarnya?
Reva mengangguk, “Ya, ini aku.”
“Hubungan kau dengan dokter Tanaka adalah...”
Dengan tidak sabar Devi mengibaskan tangannya dan berkata, “Untuk apa kau bertanya macam macam?
“Ayo ikut aku ke lokasi acara.”
Beberapa satpam itu langsung membelalakan mata mereka. Apa yang terjadi?
Cucu dokter Tanaka benar – benar keluar untuk menjemput Reva secara pribadi?
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmApakah dia benar–benar mengenal dokter Tanaka?
Reva tidak mengatakan apa – apa. Dia mengikuti Devi ke lokasi acara.
Mata ketua satpam itu hampir loncat keluar. Dia benbar – benar tidak paham, bagaimana seorang pria yang
berpakaian lusuh seperti itu bisa mengenal orang terkenal seperti dokter Tanaka?
Saat masuk ke dalam aula, dengan tidak sabar Devi mengajak Reva berkeliling dan memberikan pengantar
singkat.
“Ada prasmanan di sana. Kau bisa pergi ke sana dan makan dulu. Gratis. Kau bisa makan apa saja yang ada di sana
tanpa perlu mengeluarkan uang.”
“Ada tempat rekreasi juga di dalam. Setelah makan kau bisa masuk untuk menonton TV atau melakukan apapun.
Semuanya gratis.”
“Dan ruangan di dalam situ adalah ruang pameran dari beberapa bahan obat langka untuk pertemuan pertukaran
medis ini. Jika kau tertarik, kau bisa masuk dan lihat sendiri saja.”
“Aku masih harus menyambut teman – temanku di lantai atas. Jadi kau bisa berjalan–jalan sendiri di sini.”
Saat Devi berbicara dia sengaja menekankan kata “gratis” itu. Dia sangat yakin bahwa Reva hanyalah orang miskin
yang datang untuk makan dan minum di sini jadi dia harus menekankan kata – kata gratis itu.
Setelah dia selesai berbicara lalu dia mengabaikan Reya dan pergi.
Reva juga tidak peduli karena dia tidak mengenal Devi. Yang penting dia bisa masuk.
Previous Chapter
Next Chapter