- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 39
Di tengah perjalanannya Reva menelepon Austin dulu.
mo
Reva menduga masalah ini pasti ada hubungannya dengan Brad Mont.
Akhirnya sebelum Reva sampai di Hotel Times, anak buah Austin telah menyelamatkan Nara.
Benar seperti dugaan Reva bahwa Brad Mont lah yang berada di balik layar ini.
Alan sengaja menjelek – jelekkan Reva didepan Brad Mont, sehingga Brad menangkap Nara untuk
memaksa Reva menundukkan kepala kepadanya.
Hotel Times ini adalah milik Austin King. Sebelum semua orang ini meninggalkan hotel mereka telah
dihentikan oleh semua anak buah Austin.
Reva masuk ke Hotel Times dengan terburu-buru dan akhirnya menghela nafas lega ketika dia melihat
Nara baik – baik saja.
Begitu Alina melihat Reva dia segera memaki: “Reva, kau pergi mati dimana?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Apa kau tahu betapa bahayanya itu tadi? Mana ada suami yang seperti dirimu? Istri sendiri saja tak
dapat dilindungi?”
Reva: Ma, kau.. kau tadi menyuruhku pulang…”
Alina terlegun sejenak tampak sedikit malu tetapi dia kembali memaki lagi: “Tetapi dari rumah kesini
juga tidak terlalu lama.”
“Apa kau memang tidak begitu peduli dengan Nara? Nara yang sedang berada dalam bahaya, kau
malah berlama-lama dirumah.”
Butuh waktu lama bagi Reva untuk datang kesana dari Dragon Lake.
“Sudahlah, Ma, jangan bicara lagi.”
Nara berbisik. Dia masih sedikit ketakutan.
Axel benci melihat Reva yang tak berguna itu:”Reva, Reva, jika kau adalah seorang pria kau harus
bisa melindungi istrimu!”
Reva mengepalkan tinjunya. Dia juga menyalahkan dirinya sendiri.
Dia telah meremehkan Brad Mont Dia tidak menyangka Brad akan melakukan hal seperti itu.
Sepertinya dia harus menyelesaikan masalah ini sampai ke akarnya!
Setelah berjalan keluar dari Hotel Times, Reva menelepon Austin dan memintanya untuk
menyelesaikan masalah Brad Mont itu.
RSUD.
“Direktur Mont, tangkap Nara dan serahkan kepadaku saja!”
“Nara berada di tanganku. Aku jamin Reva pasti akan tunduk kepadamu.”
Alan berkata dengan penuh semangat.
Direktur Mont tidak berbicara. Nyonya Mont tampak tidak sabar: “Aku tidak peduli cara apa yang akan
kau gunakan yang penting kau harus menyelamatkan anak saya!”
“Tidak masalah nyonya Mont, kau tak perlu khawatir!”
Alan mengangguk-angguk. Dia sedang memikirkan bagaimana memperlakukan Nara untuk sementara
waktu ini.
Setelah menunggu lebih dari setengah jam akhirnya anak buah Brad kembali dengan hidung memar
dan wajah memar, Nara pun tidak tertangkap.
“Ada apa dengan kalian semua?” Nyonya Mont berseru, “Kalian kan hanya pergi untuk menangkap
seorang wanita? Mana orangnya?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmBeberapa pengawal saling menatap dan salah satu dari mereka berbisik: “Direktur Mont, boleh bicara
empat mata sebentar?!”
Brad Mont mengerutkan keningnya. Ada apa, mengapa tidak boleh diketahui oleh orang lain?
Brad mengajak pengawalnya ke bangsal dan bertanya dengan serius,”Apa yang terjadi?”
“Sebenarnya kami tadi telah menangkap wanita itu, tetapi kami semua dihentikan oleh anak buah
Austin.” Pengawal itu berkata dengan suara gemetar. “Austin.. masih meminta saya untuk
menyampaikan pesan kepadamu bahwa Reva adalaha saudaranya.”
“Apa?” Mata Brad Mont terbelalak dengan lebar, kata-kata Austin itu berarti dia ingin melindungi Reva.
Meskipun Brad juga sangat berkuasa tetapi dia tidak berani melawan Austin.
Pengawal: “Kudengar sepertinya Reva telah menyelamatkan putrinya!”
Mata Brad semakin melebar: “Rupanya orang ini sangat ahli dalam pengobatan? Pantesan saja saat
itu dia bisa menyelamatkan putraku dari masa kritisnya.”
“Aiihh, tetapi dia terlalu arogan dan sombong. Dia memintaku memohon dengan berlutut kepadanya?
Kalau tidak sebenarnya kami bisa menjadi teman!”
“Sudahlah, lupakan saja, lebih baik tunggu dokter jenius yang datang dari ibu kota saja!”
Previous Chapter
Next Chapter