- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 415
Hana langsung mengambil dua portfolio yang ada di atas meja, “Pa, Ma, berikan kunci mobilnya.”
“Pa, berikan aku kunci mobil BMW.”
Axel mengangguk. Lalu dia mengeluarkan kunci mobil BMW nya dan menyerahkannya kepada Hana.
Hana tampak bahagia. Meskipun mobil ini tidak sebagus kedua mobil mewah itu tetapi setidaknya masih cukup
pantas untuk dipamerkan.
Nara tertegun dan berkata dengan cemas, “Pa, Ma, kalian membagi tiga mobil itu begitu saja?”
“Lalu bagaiman dengan aku?”
“Aku pakai apa ke tempat kerja?”
Saat Axel dan Alina mendengar ucapannya itu, mereka semua seperti baru tersadar kembali.
Pada saat itu mereka baru ingat bahwa mereka hanya punya tiga buah mobil. Kalau mereka bertiga membaginya
maka Nara tidak mendapatkan mobil lagi.
Hana merasa sedikit bersalah lalu dengan cepat berkata, “Kak, perusahaanmu kan dekat dari sini. Untuk apa
membawa mobil ke kantor?”
Nara langsung marah. “Kau kan tidak perlu bekerja, untuk apa kau membawa mobil?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHana tampak panik, “Kau.. mengapa kau bicara seperti itu?”
Axel mengibaskan tangannya, “Nara benar, sebagai bos perusahaan, dia benar– benar membutuhkan sebuah
mobil.”
“Kalau tidak, bagaimana cara dia pergi untuk membicarakan bisnis dengan orang–orang? Masa naik taksi?”
“Hana, berikan BMW itu kepada Nara!”
Hana tidak rela. Dia sama sekali tidak ingin mengeluarkan kunci mobilnya.”
Dan pada saat ini, Reva langsung berkata, “Ma, berikan Maserati itu kepada Nara.”
Alina langsung berteriak seolah–olah ekornya baru saja terinjak. “Reva, apa yang kau katakan?”
“Sejak kapan kau punya hak untuk mengurusi urusan keluargaku?”
“Berani – beraninya mengatur – atur aku?”
Dengan tenang Reya berkata, “Ma, mobil ini lebih cocok untuk anak muda jadi tidak cocok untukmu.”
“Apalagi kau juga tidak bisa mengemudi Kalau hanya untuk ditumpangi, BMW itu lebih cocok
untukmu.”
“Sebagai direktur dan CEO sebuah perusahaan, Nara paling cocok mengendarai Maserati ini!”
Alina mana peduli dengan cocok atau tidaknya itu. Yang dia inginkan hanya martabatnya di depan orang–orang.
“Kau tahu darimana aku tidak bisa mengemudi?”
“Memangnya aku tidak bisa pergi belajar kalau aku tidak bisa mengemudi?”
“Reva, ini adalah urusan keluargaku. Sejak kapan kau punya hak untuk ikut campur di dalamnya?” teriak Alina
dengan keras.
Nara berbisik, “Sudahlah Reva, aku bawa BMW itu saja.”
Kali ini Reva tidak mau mengalah. Dengan tenang dia berkata, “Ma, aku melakukan ini juga demi kebaikanmu.”
“Kedua mobil ini diberikan oleh Tiger kepada kami.”
“Mobil aku itu aku tidak masalah dengannya. Lagipula, jarak kantor aku dari sini juga cukup dekat sehingga tidak
perlu membawa mobil.”
“Tetapi, Nara sangat butuh mobil ini.”
“Apalagi, Tiger sekarang juga bekerja di perusahaan Nara.”
“Kalau Tiger melihat Nara tidak menggunakan mobil yang diberikannya tetapi malah menggunakan BMW,
menurutmu apa yang akan dipikirkan oleh Tiger?”
“Kalian semua juga tahu perangai Tiger. Kalau dia sudah marah, tak ada yang bisa menghentikannya,”
“Kalau sampai masalah ini menjadi besar, tidak menutup kemungkinan dia mengambil kembali kedua mobil itu dan
ini pun hanya masalah sepele. Yang paling aku khawatirkan itu kalau dia sudah mulai bertindak, dan itu akan
menjadi sangat sulit untuk ditangani!”
Mendengar ini Alina langsung panik.
Peristiwa sebelumnya telah membuat mereka semua menyaksikan kekuatan dan kekejaman Tiger
Orang– orang itu disuruh meininum semua bir yang ada di hotel. Mereka semua masih
Cngingatnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Beranikah mereka inenyinggung Tiger?
Mereka benar–benar tidak punya nyali!
Axel lalu berkata sambil memutuskan, “Aku pikir ucapan Reva benar.”
“Kau gunakan saja BMW itu. Mobil itu sesuai dengan karaktermu.”
“Nara sebagai CEO perusahaan tentu saja harus menggunakan Masserati Quattroporte ini, dan ini sangat cocok
untuknya!”
Mau tidak mau Alina bergumam dengan suara rendah dan tidak rela, “Orang–orang macan apa sih ini?”
“Mobil yang sudah diberikan kepada keluarga kita masa bisa diambil balik?”
“Kalau tidak tulus lebih baik tidak usah kasih.”
Sudah kasih, untuk apa mengkhawatirkan apa yang akan orang lakukan dengan mobilnya itu?”
Nara yang sudah marah saat mendengarnya menjadi semakin marah, “Ma, kalau menurutmu Tiger seharusnya
tidak perlu memberikan mobil ini kepada kita juga tidak apa – apa. Aku akan mengembalikan mobil – mobil ini
kepadanya sekarang juga, oke?”
Axel langsung panik. Alina boleh tidak menginginkan mobilnya itu tetapi dia tidak rela mengembalikan Mercedes–
Benz type G ini.
Previous Chapter
Next Chapter