- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 460
Hana tidak menyangka Reva akan menjadi sangat marah dan untuk sementara dia juga merasa
panik.
Dia bisa mengatasnamakan kedua orang tuanya untuk menakut – nakuti Reva tetapi dia tidak tahu bahwa Reva
juga punya batas kesabaran.
Reva bisa menoleransi dan tidak mempedulikan sebagian hal. Tetapi ada beberapa yang sudah mencapai batas
kesabarannya itu tidak bisa di toleransi olehnya.
Hana membuka mulutnya dan tidak tahu harus mengatakan apa. Dan pada saat ini Hiro menghampiri dan berkata,
“Aduhh, ini kan masih keluarga sendiri kenapa harus ribut sampai seperti ini?”
“Sudah, sudah. Kamar di rumah ini semuanya sama saja. Pergi ke kamar lain juga sama koq.”
“Kakak ipar, kau jangan marah. Aku akan segera menyuruh mereka pergi.”
“Ayo pergi, pergi. Kita pergi ke kamar lain saja.”
Lalu sepasang pria dan wanita itu pergi dengan enggan.
SU
W
Hana berkata dengan marah, “Oke, sekarang kamar itu sudah dikembalikan kepada kalian. Kalian bisa masuk dan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇttinggal di dalam sekarang!”
“Pelit banget sih, itu kan hanya kamar saja. Memangnya dengan dimasuki oleh mereka bisa rusak apa?”
“Aku belum pernah melihat orang sepelit itu dalam sepanjang hidupku!”
Nara sangat marah sekali. Kalau kau tidak pelit mengapa tidak kamarmu saja yang kau berikan kepada mereka?
Setelah menutup pintunya lalu Nara melihat ke tempat tidurnya yang kacau balau dan berkata dengan marah,
“Ini... bagaimana aku bisa tidur di sini?”
“Aku tidak tahu sudah berapa banyak orang yang menggunakan tempat tidur ini. Siapa.. siapa orang– orang itu?”
Dengan lembut Reva berkata, “Tidak apa – apa, tempat tidur ini kita buang saja. Nanti aku akan meminta Tiger
untuk membawakan yang baru.”
Dengan cemas Nara berkata, “Aduhh Reva, ini sudah sangat malam, kau jangan merepotkan Tiger lagi.”
“Lagipula tempat tidur ini kan mahal, kalau... kalau dibuang begitu saja, sayang sekali...”
Reva: “Nara, ini adalah tempat dimana kau beristirahat dan tidur. Jadi sama sekali tak ada orang yang boleh
mengotorinya.”
“Jangan khawatir, Tiger tidurnya tidak terlalu pagi. Dia paling bersemangat kalau di malam hari.”
Mendengarkan ucapan Reva itu membuat Nara merasakan kehangatan di hatinya.
Apapun yang terjadi, Reva selalu begitu menyayanginya.
“Lebih baik jangan merepotkan Tiger lagi lah. Malam ini kita tidur di sofa ini saja.”
“Besok kita baru pergi memilih tempat tidur yang lebih baik.”
“Lagipula ini sudah larut malam, tempat tidurnya mau beli dimana?” tanya Nara.
Reva terkekeh, “Tidak masalah, Tiger pasti punya solusi untuk masalah semacam ini.”
Setelah mengatakan hal itu lalu Reva mengirimkan SMS ke Tiger.
Dan dalam hitungan detik Tiger sudah membalas SMSnya, “Tidak masalah. Aku akan mengirimkannya dalam waktu
setengah jam!”
Nara membaca SMS balasan itu lalu dengan terkejut berkata, “Setengah jam?”
“Dia beli dimana tempat tidurnya?”
“Jangan – jangan tempat tidur dia sendiri yang dikirimkan kesini?”
Reva menggelengkan kepalanya, “Tenanglah, meskipun Tiger terlihat sangat kasar dan garang tetapi dia tidak
pernah bermasalah dalam melakukan sesuatu!”
Di sisi lain, Hana berkata dengan marah, “Suamiku, apa menurutmu Reva ini sudah gila?”
“Beraninya dia berteriak kepadaku hanya gara – gara masalah sepele seperti ini?”
“Aku benar–benar ingin menghajarnya sekarang!”
“Apa – apaan dia? Berani sekali dia berbicara denganku seperti itu!”
Hiro tersenyum simpul, “Sudahlah, Hana. Untuk apa kau mencari gara – gara dengannya?”
“Nama yang tercantum di sertifikat rumah ini adalah namanya, tentu saja dia masih bisa sombong sekarang!”
“Nanti saat papa dan mama sudah mengubah nama pada sertifikat rumah ini maka dia tidak akan bisa begitu
sombong lagi.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Hana menggertakkan giginya dan berkata, “Nama di atas sertifikat itu tentu saja harus diubah. Tetapi saat ini aku
benar–benar masih merasa tidak puas!”
“Memang dikiranya siapa dirinya itu? Sudah menumpang hidup di rumah keluargaku dan dibiayai oleh mereka pun
masih berani berteriak kepadaku?”
Hiro melirik Hana dan berkata dengan suara pelan, “Hana, Bagaimana kalau aku membantumu membalas
dendam?”
Hana langsung terkejut: “Bagaimana cara membalas dendamnya?”
“Kau mau mencari beberapa orang untuk memukulinya?”
“Aku rasa itu agak sulit, kan? Tiger sangat baik dengannya...”
Hiro tersenyum, “Tenang saja, tidak perlu memukulinya.”
“Nanti aku akan mencari beberapa temanku untuk pergi bersulang dengannya.”
“Bocah ini tidak bisa minum jadi nanti kau juga ikut membujuknya agar dia mau minum beberap gelas.”
“Hmm, nanti kalau dia sudah minum cukup banyak baru kau habisi dia. Begitu saja kan beres!”
Mata Hana langsung berbinar dan dia segera mengangguk. “Idemu bagus juga. Baiklah lakukan sesuai rencanamu
saja.”
“Nanti kalau dia sudah minum cukup banyak aku harus membuat wajahnya babak belur!”
Previous Chapter
Next Chapter