- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 465
Hana langsung tercengang dengan omelannya itu. Dia sama sekali tidak berani mengatakan apapun untuk
sementara waktu.
Dia tidak tahu bahwa Reva sedang sangat emosi.
Kalau orang – orang ini hanya memaksanya minum saja itu sama sekali tidak apa – apa, tetapi mereka juga
memaksa Nara untuk minum.
Reva bukan orang bodoh. Orang – orang ini ingin membuat Nara mabuk pasti memiliki niat jahat terhadapnya.
Dan pada saat itu Hana malah ikut – ikutan membantu mereka. Bagaimana mungkin dia tidak marah?
Dia memang menghormati Axel dan Alina tetapi itu tidak berarti dia harus menjaga imej Hiro dan Hana.
Kalau masalah umum lainnya Reva masih dapat mengabaikannya.
Tetapi kali ini masalah ini telah melampaui batas, bagaimana mungkin dia bisa bersikap sopan terhadap mereka?
Setelah terjadi keheningan sejenak lalu Hana langsung berkata, “Reva, kau berani memaki aku?”
“Apa kau sudah lupa bahwa kau masih dibiayai oleh keluarga aku!”
“Kau makan di rumahku, tinggal di rumahku, kau... kau hanyalah seorang menantu tak berguna yang menumpang
hidup di rumahku. Berani – beraninya kau bersikap seperti itu kepadaku sekarang?”
“Lihat saja nanti, aku pasti akan menelepon kedua orangtua aku dan meminta mereka untuk membuat
perhitungan denganmu!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHiro juga ikut berseru, “Reva, bagaimana cara kau berbicara dengan istriku hah?”
“Mereka ini juga teman – temanku, kau mau apa!”
“Kau pikir aku...”
Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Reva sudah langsung meraih botol anggur dan
menghantamkannya ke kepala Hiro.
Hiro langsung jatuh ke lantai sambil memegangi kepalanya dan tangannya tampak berlumuran dengan darah.
Hana langsung berteriak dan segera menghampiri Hiro untuk memapahnya. “Suamiku, suamiku, apa kau baik –
baik saja?”
“Reva, apa kau sudah gila?”
“Aku... aku mau panggil polisi biar mereka menangkapmu!”
Nara juga ikut melawannya, dia langsung berkata, “Oke, kau bisa panggil polisi!”
“Kalau kau panggil polisi, aku akan bilang bahwa kau masuk ke rumah ini dengan tanpa ijin dan membawa orang –
orang untuk merampok!”
“Suami aku hanya membela diri. Hana, kalau kau benar – benar ingin bersikap egois, aku juga akan membuatmu
sekalian masuk ke penjara saja!”
Hana langsung tertegun. Dia buru – buru berkata, “Kak, aku... aku ini adik kandungmu!”
Dengan marah Nara berkata, “Kau masih berani bilang itu?”
“Tadi saat mereka ingin membuat aku mabuk, kenapa kau tidak menghentikan mereka? Sekarang kau masih
berani bilang bahwa kau adalah adik kandungku?”
“Hana, aku kasih tahu yah.”
“Masalah hari ini tolong kau jangan membuat onar lagi.”
“Kalau tidak, meskipun aku ribut dengan papa dan mama pun, aku tidak akan membiarkan Hiro mengelola
perusahaan konstruksi dan aku juga tidak akan membiarkanmu untuk ikut campur dalam bisnis apotek kita!”
Hana langsung terpaku. Dia benar–benar tidak berani meraung lagi.
Dia mengerti perangai Nara. Kalau Nara sudah benar–benar marah, kedua orang tuanya pun tak akan bisa
menghalanginya.]
Reva menatap si dewa mabuk itu lalu berkata dengan dingin. “Kau mau menghabiskan empat liter anggur ini atau
aku akan memecahkan ke empat botol anggur ini di atas kepalamu semuanya?”
Si dewa mabuk itu langsung merasa malu. Dia tahu bahwa jika dia tidak menghabiskan anggur itu hari ini, dia pasti
tidak akan bisa melangkah keluar dari rumah ini.
Dan pada akhirnya mau tak mau dia mengangkat baskom dengan wajah meringis kemudian minum anggur itu
sedikit demi sedikit.
Setelah minum kurang dari setengah baskom itu, dia langsung berlari ke toilet dan muntah.
Namun, Reva tidak terlalu mempedulikannya.
Setelah selesai muntah lalu dia mulai minum lagi.
Untuk menghabiskan satu baskom anggur ini, dia sudah muntah empat kali dan akhirnya dia memuntahkan
seonggok darah.
Tetapi Reva masih tetap memaksanya untuk menghabiskan semua anggur
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmitu.
Tentu saja Reva juga memperhatikannya. Dia tidak akan membiarkannya mati. Namun, setelah minum anggur ini,
si dewa mabuk juga tidak bisa menghindari penyakit – penyakit serius yang akan dialaminya.
Apalagi setelah ini dia juga tidak akan mungkin minum lagi untuk sepanjang hidupnya.
Semua orang yang berada di sekitar mereka langsung memucat saat melihat keadaan ini.
Awalnya mereka hanya ingin memperdaya Reva tetapi siapa sangka malah dewa mabuk mereka yang dikerjain
habis – habisan.
Melihat dewa mabuk tergeletak di lantai seketika itu situasi di dalam ruangan itu langsung sunyi. Tidak ada satupun
dari mereka yang berani
berbicara
Dan pada saat ini Reva mundur selangkah lalu tersandung seolah – olah kakinya lemah.
Dengan cepat Nara mendukungnya dan berkata dengan cemas. “Reva, apa yang terjadi denganmu?”
Wajah dan telinganya memerah saat ini. Dia mengibas – ngibaskan tangannya seolah–olah sudah mabuk.
Tetapi sebenarnya dia hanya pura – pura saja. Dia ingin membuat semua orang ikut minum bersamanya.
Semua orang langsung menghela nafas lega. Menurut mereka sepertinya Reva memang sudah sampai pada batas
limit minumnya.
Hana sangat marah sekali. Dia menggertakkan giginya lalu diam – diam mengedipkan matanya kepada para teman
– temannya. Dia mengisyaratkan mereka untuk menggunakan kesempatan itu untuk terus melanjutkan minumnya.
Previous Chapter
Next Chapter