- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 64
“Aah?” Nara tampak tercengang. Dia bertanya-tanya mengapa orang tuanya tiba-tiba begitu percaya
diri?
Kemudian Axel berkata lagi: “Oh yah dan satu lagi, mulai besok liro akan menjadi sekretaris dan supir
pribadimu!”
“Tidak boleh!” Nara menolak.
“Tidak apa-apa!” Alina berkata dengan marah: “Nara, Hiro adalah orang yang bijaksana dan teliti
lagipula kita kan juga satu keluarga. Ada dia yang membantumu kami juga lebih tenang. Perusahaan
yang begitu besar mana bisa dianggap remeh?”
Nara dengan kesal menjawab:”Aku sudah katakan, tidak boleh yah tidak boleh. Jika dia harus ikut
masuk kedalam urusan perusahaan, Oke, maka besok aku akan menjual perusahaannya besok!”
“Kau …” Alina tampak tercengang. Dia tidak menyangka bahwa Nara akan menolaknya dengan begitu
tegas.
“Sudahlah, lupakan saja, ini hanya masalah sepele.” Axel mengibaskan tangannya:”Kalau begitu
berikan beberapa proyek perusahaan kepada Hiro saja, ini tidak masalah kan?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtNara memandang Reva dan melihat bahwa Reva tidak keberatan. Dia menghela nafas lega dan
berkata:”Proyek kecil saja tidak apa – apa.”
Axel dan Alina masuk ke dalam kamar sambil menggerutu.
Reva mendekati Nara dan memeluknya dari belakang kemudian berbisik:”Nara, terima kasih!”
Kehangatan tubuh Reva membuat Nara merasa tubuhnya melemas.
“Kau semakin lama semakin berani saja! Siapa yang mengijinkanmu memelukku?”
Ujar Nara kepada Reva sambil memelototinya dengan tersenyum.
Malam itu Reva masih tidur di ranjang kecilnya sendiri.
Namun jarak dia dengan ranjang besar itu sudah tidak terlalu jauh lagi.
1/3
Bab 64
5 mutiara
Keesokannya pagi – pagi sekali dokter Tanaka menelepon Reva dan mengatakan tuan muda Meng
sudah sehat.
Jelasnya adalah bahwa tuan muda Meng sudah bisa berhubungan badan dengan istrinya tadi malam.
Sebagai informasi setelah tuan muda Meng kembali dari Maui dia tidak pernah lagi melakukan hal itu
untuk waktu yang cukup lama.
Meskipun cederanya belum sembuh tetapi badannya telah memiliki reaksi yang jarang terjadi ini. Ini
membuat tuan muda Meng sangat kegirangan.
Reva sudah dapat menduga perihal kondisi ini.
Dia kemudian meminta dokter Tanaka datang ketempatnya untuk mengambil pil Long Life dan
memberikannya kepada tuang muda Meng.
Bersamaan dengan itu dia juga meminta dokter Tanaka untuk memberitahukan kepada tuan muda
Meng bahwa nanti ada jamuan makan siang dan tuan muda Meng harus hadir.
Reva masih ingat apa yang dokter Tanaka katakan mengenai kekuasaan keluarga Meng dalam industri
perbankan di kota Carson bahkan termasuk seluruh provinsinya.
Manajer Jansen mana dapat dibandingkan dengan tuan muda Meng?
Di dalam Bank
Julian sedang duduk di kantor manajer Jansen Dong.
“Sepertinya suami tak berguna dari si wanita jalang ini berencana untuk bertindak dulu dari dirimu.”
Jansen mencibir: “Mengundangku makan siang? Huhh, dikiranya aku bisa diundang oleh siapa saja?”
“Aku, seorang manajer Jansen diundang makan oleh orang tak berguna seperti dia? Mau
dikemanakan citra dan imejku?
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmJulian tersenyum dan melambai:”Paman, kau harus memberi orang kesempatan.”
“Karena dia telah mengundangmu makan siang maka kau pergi kesana saja sebentar.”
“Dan nantinya kau juga bisa membuatmu mereka menyerah, betul kan?”
Mata Jansen langsung berbinar: “Maksudmu kau ingin aku mempermalukannya di depan umum saat
makan siang itu sehingga mereka merasa malu dan menyerah?!”
“Betul sekali!” jawab Julian sambil mengangguk:’Nara si wanita jalang ini masih memiliki harapan dan
semangat juang.”
“Kali ini aku ingin membuatnya benar- benar putus asa.”
“Aku ingin dia tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang bisa membantunya kecuali
aku!”
“Dengan cara ini dia baru akan dengan patuh dan tunduk kepadaku!”
Jansen tertawa: “Julian, kau memang banyak akal busuk.”
“Baiklah, mari kita lakukan seperti itu.”
“Siang ini aku akan membuat orang yang bernama Reva itu benar – benar malu dan menyerah!”
Previous Chapter
Next Chapter