- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 133
Saat itu, Helen mendengar sescorang datang dari belakangnya Dia membuka salah satu pintu samping dan
meninggalkan tempat itu karena tidak berani untuk tinggal lebih lama lagi di sana. Orang–orang yang datang
adalah beberapa lamu yang hendak membicarakan bisnis. Mereka membutuhkan tempat yang tenang. jadi
mereka memilih balkon itu untuk berbincang. Mereka tidak tahu bahwa orang lain telah mengambil tempat itu.
Pada momen ini, Tasya hampir kehilangan akal sehatnya. Apakah pria ini mencoba merusak reputasiku? Akhirnya
Elan melepaskan cengkeramannya pada Tasya, namun dia menekankan telapak tangannya yang besar ke belakang
kepala Tasya untuk membenamkan wajah wanita itu ke dadanya. Tasya tidak punya pilihan selain tetap berada
dalam pelukan Elan karena dia tidak ingin orang lain melihatnya di sana.
Tepat ketika ketiga pria itu memasuki balkon, mereka melihat kedua orang yang tengah berdiri di sudut ruangan.
Ketiga pria itu tercengang melihat seorang pria jangkung yang berdiri dengan seorang gadis terbenam di dadanya.
Elan menatap ketiga pria itu dengan tatapan dingin sebelum ketiga pria itu dapat memahami situasinya. Mereka
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtbertiga segera melihat wajah Elan. Bukankah itu tuan muda Keluarga Prapanca?
“Kami minta maaf karena sudah mengganggu Anda. Maaf!” Ketiga pria itu segera berbalik dan bergegas pergi.
Setelah Tasya yakin bahwa mereka sudah pergi, dia mengangkat kepalanya dengan marah. Tetapi gerakannya
sedikit terlalu cepat sehingga dahinya membentur dagu tajam pria itu. Tasya terkesiap kesakitan sebelum memberi
Elan tatapan marah, tapi yang dia lihat di matanya hanyalah sebuah kekosongan gelap– layaknya sumur yang tidak
berdasar dengan lapisan es yang menutupinya. “Aku ingin kamu menolak Nando. Kalau tidak, aku akan
memberitahu semua orang tentang apa yang terjadi di antara kita,” Elan memperingatkan.
“Elan, kamu tidak berpikir bahwa aku akan menikahimu jika aku menolak Nando, bukan? Kamu bisa terus
bermimpi jika itu yang kamu pikirkan!” Tasya bergegas keluar dari balkon setelah memuntahkan perkataan itu pada
Elan. Namun dia berjalan sedikit terlalu cepat schingga dia tersandung oleh gaunnya sendiri dan jatuh ke tanah
dekat tanaman. “Ah...” Dia terkesiap kesakitan karena lututnya terluka lagi.
Pria itu melebarkan kakinya yang panjang dan berjalan mendekat untuk menolongnya. “Kenapa kamu selalu
ceroboh?” Omelnya.
“Itu bukan urusanmu.” Tasya mendorong tangannya sebelum berjalan menjauh dari pria itu dengan terpincang–
pincang. Apa aku akan terjatuh kalau dia tidak menyeretku ke sini? Ini semua salahnya. Elan mengeluarkan
ponselnya dan menghubungi sebuah nomor telepon selagi dia memperhatikan Tasya yang berjalan pergi. “Ada
seorang gadis dengan gaun malam berwarna abu–abu yang turun sekarang. Aku ingin kamu menyiapkan mobil
untuk mengantarnya pulang.”
Setelah memberikan instruksinya, Elan memperbaiki dasinya. Setiap gerakannya memancarkan aura dingin dan
menakutkan yang membuat orang lain merasa takut sekaligus kagum padanya, Dia terlalu mencolok.
Ketika Tasya tiba di lantai bawah, manajer hotel menghampirinya. “Apakah Anda ingin pulang, Nona? Kami
menyediakan sopir pribadi untuk tamnu kami malam ini.” Tasya baru saja mencemaskan tentang bagaimana dia
akan mendapatkan taksi di daerah itu. Maka, dia pun langsung mengangkuk setelah mendengar perkataan
manajerilu, “Ya. Aku pergi sekarang.”
“Harap ikuti aku.” Manajer itu menunjuk ke arah sebuah mobil dan membuka pintu jok belakang agar Tasya bisa
masuk Wanita itu merasa jauh lebih tenang setelah memasuki mobil. Seharusnya aku menolak undangan ini sejak
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmawal. Aku seharusnya tidak datang:
Tasya berhasil meninggalkan acara itu, namun dia telah menyinggung beberapa orang malam itu. Dia tidak hanya
memantik amarah Helen; dia juga membuat Lia geram. Lia berkeliling sembari menanyakan informasi tentang
Tasya–dia ingin mengumpulkan semua informasi yang bisa dia peroleh tentang Tasya.
Tidak lama kemudian, salah seorang tamu wanita di tempat itu memberi tahu Lia bahwa Tasya hanyalah perancang
perhiasan biasa dari keluarga normal. Tasya sama sekali bukan tipe gadis yang dapat memenuhi standar Keluarga
Sofvan. Informasi tersebut memperkuat keyakinan Lia bahwa pada akhirnya dialah yang akan menikah dengan
Nando. Dia tidak akan membiarkan gadis lain merebut pria itu darinya.
Helen, di sisi lain, gemetar karena marah. Ketika dia memikirkan bagaimana Tasya dan Elan saling bermesraan, dia
merasa seakan–akan seseorang telah menikam dadanya.
Sementara itu, Hana menatap cucunya, Nando, dengan raut wajah terkejut. Keduanya sedang berbincang di dalam
salah satu ruangan. “Apa Tasya benar–benar telah menyelamatkan nyawamu, Nando?
“Ya! Aku tidak akan berada di sini hari ini jika bukan karena dia, Nek kecelakaan itu terlalu berbahaya. Aku akan
hancur berkeping–keping jika dia tidak menyeretku keluar dari mobil.” Nando menjawab dengan suara tegas.
Previous Chapter
Next Chapter