- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 137
“Baguslah. Kalau begitu, kamu harus pergi dulu. Aku akan di sini menunggu pacarku makan siang denganku.”
Kedua pria itu lalu melambaikan tangan mereka. Roy baru saja masuk ke lobi kantor saat dia melihat Tasya keluar
dengan tasnya. Pria itu segera bertanya pada Tasya, “Mau pergi makan
siang, Nona?”
“Iya!” seru si wanita dengan muka berseri–seri pada Roy.
Setelah itu, Roy naik lift ke lantai delapan. Saat dia melihat Elan duduk di dekat meja, dia memberi tahu Elan apa
yang baru dia lihat tadi dan berkata, “Saya tadi bertemu dengan Pak Nando di bawah, Pak Elan. Dia datang untuk
mengajak Nona Tasya makan siang di luar.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtElan sedang menandatangani beberapa dokumen, tetapi goresan penanya langsung berubah menjadi bengkok. Dia
mengerutkan keningnya begitu dia menyelesaikan tanda tangannya.
Sementara itu, setelah Nando dan Tasya tiba di restoran, Nando menceritakan tentang renovasi yang sedang
berlangsung di kantornya.
“Aku sudah menyiapkan ruangan bagimu. Tasya. Nantinya, kamu selalu bisa pergi ke kantorku kalau kamu
membutuhkan inspirasi saat bekerja. Aku akan memastikan desain tempat itu benar benar trendi dan estetis,” kata
Nando.
Tasya hampir memuntahkan teh yang dia minum dari mulutnya. Wanita itu mendongak dan menatap si pria
dengan raut muka yang terlihat sedikit tak berdaya.
“Kenapa kamu menyiapkan ruangan untukku?” pinta si wanita.
“Kalau kamu tidak lagi mau menjadi desainer ke depannya, kamu bisa bekerja denganku saja. Aku akan
memberimu pekerjaan bergaji tinggi.” kata Nando yang sudah merencanakan masa depan.
“Apa kamu mencoba merekrutku sekarang? Mendesain itu satu–satunya pekerjaan yang bisa kukerjakan. Aku tidak
tahu bagaimana melakukan hal selain mendesain.”
“Bukan masalah besar, Tasya. Aku baru saja membeli sebuah toko perhiasan, jadi kamu bisa selalu bekerja di
sana,” kata Nando sambil menatap Tasya sebelum matanya tiba–tiba berbinar.
“Ah, iya! Kenapa aku tidak terpikirkan dari tadi?”
“Tolong berhentilah bersikap keras keras kepala, Nando. Aku tidak yakin kita akan bisa terus berteman kalau kamu
terus bersikap begini. Aku hanya mau kita menjadi teman – aku tidak mau kamu memberiku apa pun lagi.”
Selama mereka makan–makan, Nando terus mencari cara untuk meyakinkan Tasya untuk bekerja di
perusahaannya yang membuat si wanita akhirnya benar–benar kesal. Setelah makan siang, Tasya kembali ke
kantornya tepat pada waktunya saat Arsi menerobos masuk ke ruangannnya sambil menyeringai dengan dingin.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Kudengar kamu mengembalikan pialamu. Semua orang di perusahaan tahu kalau kamu memenangkan kompetisi
sekarang. Apa kamu tidak malu masih terus berada di sini?” tanya Arsi
Thea hanya menatap pesaingnya itu, “Kaulah yang membuat seseorang meneleponku pagi ini,
Na tidak menyangka Tasya cukup cerdas menyadari hal ini, tetapi Arsi tidak lagi repot–repot Incumbundanpa pun.
“Ah, dunia ini memang dipenuhi dengan orang–orang yang tidak memiliki keterampilan dan
a n
TNI mbil tertawa terbahak–bahak
Previous Chapter
Next Chapter