- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Ruang Untukmu
Bab 384
Elan tertegun. “Bukankah seharusnya kamu mengurus klicnmu sendiri?”
“Tidak! Aku diberitahu Felly kalau klien tersebut awalnya ditangani oleh Alanna saat aku temui dan bertanya
padanya sebelumnya, tetapi karena desainku disukai klien, aku diminta untuk mengambil alih negosiasi itu. Tak
lama setelahnya, aku diculik kaki tangan Rully di Kafe Rindang, tempat seharusnya aku akan bertemu dengan
klien.” Sorot mata Tasya penuh kebingungan. “Bagaimana mereka bisa tahu aku akan berada ke kafe itu dan parkir
kendaraan di tempat tertentu?”
Elan mengernyit dan menjawab, “Alanna adalah anak perempuan tidak syah sahabat mendiang Ayahku, Lukas
Danu. Dia membesarkannya di luar negeri. Bagiku Lukas adalah senior yang aku hormati. Aku dengar dari dari
nenek bahwa mereka berdua adalah sahabat sewaktu masa mudanya.”
“Dia anak tidak syah Lukas?” Tasya menautkan alisnya, meskipun tidak ada rasa benci padanya.
“Lukas memintaku untuk menjaga Alanna, tetapi aku berjanji akan menyelidiki masalah ini dengan klienmu.” Elan
tidak ingin mengambil risiko dan menepatkan Tasya dalam bahaya.
Stora
“Baiklah.” Tasya mengangguk, merasa lapar tepat ketika melirik jam tangannya, dan menyadari kalau sudah
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtwaktunya makan siang. “Ada restoran dekat sini. Kita bisa makan siang di sana, tetapi kamu harus kembali bekerja
setelah kita selesai makan siang, oke?” tanya Tasya seakan tidak sabar melihatnya pergi.
Menghadapi semburat keengganan pada perempuan itu, Elan tersenyum masam dan berkata, “Baiklah, aku akan
pergi setelah kita selesai makan siang.”
Saat keduanya pergi, Romi menyaksikannya melalui jendela kantor di lantai tiga. Ketika melihat mobil Elan melaju,
Romi mengencangkan kepalannya karena menurutnya Tasya bukan lagi orang yang sama dengan yang pernah ia
kenal.
Kurasa Elsa benar; Tasya hanya menyukai laki-laki kaya raya. Tidak heran bila dia tidak merasa perlu
memandangku.
Setibanya di restoran, Tasya membuat beberapa catatan rinci ketika memesan makanan untuk Elan, yang secara
tidak langsung menunjukkan perhatian alam bawah sadarnya pada laki-laki itu. Di saat yang sama, Elan tampak
sangat senang dengan reaksi Tasya, matanya penuh dengan kelembutan dan cinta,
Sesaat setelah pelayan keluar dari ruang, Tasya menoleh ke laki-laki di sisinya dan beradu pandang dengannya,
menangkap wajah tersenyumnya yang sedang memandanginya. Seketika itu, Tasya terdiam selama beberapa
deuk, terpesona dengan matanya yang magis dan menawan.
“Jangan memandangiku seperti itu ahh.” Tasya menutupi wajahnya.
“Kenapa? Apakah aku tidak boleh menatap calon istriku?” Elan tergelak.
“Kamu harus henukan gombalanmu itu. Aku tidak senang mendengarnya.” Tasya merasa jengkel. Namun, terlepas
dari perasaannya, tidak ada yang bisa dia perbuat untuk menghentikan rayuan laki-laki di sisinya.
“Aku mau mengajak Jodi ke suatu tempat yang menyenangkan akhir pekan ini. Bolehkah aku meminjam anakmu
untuk satu hari saja?” tanya Elan.
“Ke mana kamu akan mengajaknya?” Tasya paham bahwa Elan juga mengajaknya, karena sebenarnya dia tengah
mengandalkan anaknya agar Mama juga ikut.
“Ada sebuah perkumpulan yang memiliki beberapa program baru untuk anak-anak, dan kudengar dari teman
cukup layak untuk kita coba. Aku ingin mengajak Jodi ke sana agar dia bisa bersenang-senang.”
Tasya sempat ragu sejenak dan kemudian setuju, seraya menimbang bahwa inilah saat yang tepat untuk anaknya
melakukan kegiatan di luar setelah berdiam diri di rumah sekian lama. “Baiklah, silakan kalau begitu. Ajak Jodi.”
“Bagaimana denganmu?”
“Aku akan menghabiskan liburanku di rumah saja.” Tasya sangat waspada untuk tidak jatuh ke dalam jebakan laki-
laki ini.
Meskipun begitu, Elan tidak merasa putus asa sama sekali untuk memenangkan hatinya, tetapi tahu betul bahwa
mendapatkan dukungan dari anaknya bisa lebih cepat mewujudkan tujuannya yang ingin dia capai. “Apakah kamu
menyadari kalau Jodi dan aku sebenarnya sangat mirip? Kami tampak seperti ayah dan anak, bukan?” tanya Elan
dengan sengaja.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSekuat ketidakrelaan untuk mengakuinya, Tasya tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa anaknya memang sangat
mirip dengan Elan. “Ya, karena orang-orang tampan itu memang mirip satu sama lain.” Jawab Tasya, memuji
anaknya dan Elan bersamaan.
Sesuai dugaan, Elan tersenyum lebar mendengar pujian itu. Mereka segera meninggalkan restoran setelah selesai
makan siang, kemudian Elan mengantar Tasya kembali ke Perusahaan Konstruksi Merian. Sebelum turun dari mobil,
dia mengingatkannya untuk menjaga jarak dari Romi. “Jangan dekat-dekat dengan Romi.”
Tasya hanya bisa memandangi Elan dengan kesal, karena merasa udak berdaya dengan sikap posesif dan
cemburunya.
Apakah dia pikir semua laki-laki lain suka mendekati perempuan menarik seperti dirinya? Aku hanya ingin
mengambil alih perusahaan ayahku secepat mungkin agar dia bisa segera pensiun dan menikmati sisa hidupnya.
“Hati-hati mengemudi,” ucap Tasya, mengingatkan Elan untuk berhati-hati di jalan, lalu membuka pintu dan turun
dari mobil.
Sementara itu, Elan tahu pasti kalau Tasya masih menempatkan dirinya di sudut hati terdalamnya walaupun tidak
membalas ucapan terakhirnya.
Previous Chapter
Next Chapter