- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Ruang Untukmu
Bab 406
Tasya berusaha melepaskan diri dari kedua penjaga keamanan, namun ketika dia melihat Alanna berjalan menaiki
tangga, dia bertanya–tanya apakah Elan juga berada di lantai dua.
Lagipula, Alanna selalu mendekat kepada Elan ke mana pun pria itu pergi. Tasya menduga pria itu berada di lantai
dua, maka dia naik ke atas. Namun, bahkan ketika dia tiba di koridor, dia tidak yakin dari mana harus mulai
mencari; semua ruang duduk di lantai ini identik, dan pintu pintunya tertutup rapat.
Saat itu, dia melihat seseorang diseret keluar dari ruang duduk di ujung koridor. Ketika dia berbalik, dia bisa melihat
dengan jelas bahwa sosok yang dibawa oleh dua penjaga keamanan itu
tak lain adalah Elan.
Ada apa dengan dia? Tasya langsung cemas dan jantungnya seakan–akan melompat ke tenggorokannya. Elan
tampak lemah dan kehabisan tenaga, dan dia tidak bisa berjalan tanpa ditopang oleh kedua penjaga itu.
Deuk berikutnya, dia melihat Alanna muncul dari ruang duduk sebelum wanita itu mengikuti kedua para penjaga
menuju lift. Seketika, perut Tasya bergejolak. Apa–apaan? Apa Alanna membiusnya?
Kemarahan yang membara menguasai Tasya saat dia bergegas menuju lobi lift, di mana dia melihat bahwa lift
yang mungkin dinaiki oleh Alanna dan anak buahnya telah berhenti di lantai lima belas. Aula perjamuan tempat
pelelangan diadakan berada di lantai delapan, yang artinya ada tujuh lantai yang menghalangi misi penyelamatan
Tasya.
Dia menekan tombol di panel berulang kali, namun tidak ada lift yang turun untuknya. Sekarang, satu–satunya hal
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtyang membanjiri pikirannya adalah pemikiran tentang bagaimana Alanna hampir menjadikan Elan sebagai
miliknya.
Tasya tidak begitu paham dari mana sikap posesifnya yang tiba–tiba itu berasal, namun dia bersikeras untuk
menjauhkan prianya dari cengkeraman wanita lain. Dengan pemikiran itu, dia menjadi semakin bertekad untuk naik
dan menghenukan Alanna melakukan sesuatu yang tercela kepada Elan. Ada apa dengan Elan? Kenapa dia terus
dibius? Bukankah sudah cukup buruk dia tidur bersama Helen secara tidak sengaja lima tahun lalu? Kini dia hampir
menjadi korban Alanna!
Akhirnya, sebuah lift uba di lantai tempat dia berada. Dia bergegas melewati pintu yang terbuka itu dan menatap
cemas pada nomor lantai yang ditampilkan di layar kecil di lift, merasa seakan akan empedu naik di
tenggorokannya. Dia udak pernah membayangkan bahwa lift bisa bergerak begitu lambat. Dia tidak percaya
bahwa lantai lima belas terasa begitu jauh. Apa sekarang Alanna sudah menyentuh Elan?
Sementara itu, Elan telah dibawa ke sebuah kamar suite dan dibaringkan di atas sofa. Penjaga keamanan telah
pergi, dan saat ini, Alanna duduk di sisi lain sofa dengan sebuah seringai di bibirya selagi dia mengamau pria yang
sedang tidur itu.
Pria ini adalah sebuah karya seni. Dia menyentuh sudut dan garis wajah tampannya, dan ketika tatapannya jatuh
pada lekukan sempurna bibimya, dia menelan ludah. Dia hanya ingin menciumnya saat ini juga dan mengetahui
bagaimana rasanya.
Namun, dia tidak terburu–buru untuk melakukan sesuatu padanya, mengetahui bahwa pria itu
111
udak akan bisa menolak untuk mencarinya dan menariknya ke dalam pelukannya saat dia bangun. Yang kini harus
dia lakukan adalah menunggu Elan untuk kembali sadar, dan dia ingin memastikan bahwa hal pertama yang Elan
lihat ketika dia membuka matanya adalah dirinya
dalam pakaian yang sugestif.
Dia memasuki ke kamar tidur yang merupakan bagian dari suite untuk mengenakan gaun malam yang telah dia
persiapkan untuk malam ini. Begitu dia mengenakannya, tidak ada pria yang bisa menahan godaan untuk
menidurinya.
III
Keuka Tasya uba di lantai lima belas setelah waktu yang terasa begitu lama, dia melangkah keluar dari pintu lift dan
mengamati lorong yang sunyi dan menakutkan itu. Dia tidak tahu di kamar mana Alanna berada, namun dia cukup
nekat untuk mengetuk setiap pintu sampai dia mengetahuinya.
Dia akan melakukan semua yang dia bisa untuk menghentikan tindakan mengerikan Alanna sebelum dia berhasil
melakukannya. Aku harus menyelamatkan Elan bagaimanapun caranya!
Meskipun pemikiran ini konyol, itu tidak mengubah fakta bahwa pria itu perlu diselamatkan malam ini. Dia akan
menjadi ksatria berbaju zirah demi sebuah perubahan.
Tasya mulai mengetuk setiap pintu di sepanjang lorong. Karena ada beberapa kamar kosong malam itu, dia tidak
mendapat jawaban setelah mengetuk beberapa pintu. Sesekali, dia akan menemukan sebuah ruangan yang terisi,
dan saat ini, wanita yang membuka pintu itu keheranan
saat melihatnya. “Ada yang bisa saya bantu?”
“Maaf, saya pasti salah kamar. Saya minta maaf karena mengganggu malam Anda,” jawab Tasya dengan sopan.
Kemudian, dia terus mengetuk pintu satu per satu. Dia tidak peduli tentang rasa malu, dan setiap kali dia
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmengetuk, dia akan menghindar ke sisi pintu, takut Alanna tidak akan membuka jika wanita itu melihatnya melalui
lubang intip.
Akhimya, ketika dia berhenti di kamar terakhir, Tasya menarik napas dalam–dalam dan mengetukkan buku–buku
jarinya ke pintu beberapa kali.
UL
Ini adalah kamar Alanna. Wanita itu mengemyitkan kening ketika dia mendengar ketukan, dan dia bertanya–tanya
dengan cukup kesal siapa yang mengganggunya pada saat–saat genting ini. Kemudian, dia berpikir bahwa mungkin
salah satu anak buahnya perlu berbicara dengannya, jadi dia melintasi ruangan untuk membukakan pintu
Dia melihat melalui lubang inup, namun ketika dia melihat tak ada orang di seberang sana, dia berbalik pergi. Saat
itu, serangkaian ketukan kembali datang, dan kali ini dia dengan kesal membuka pintu tanpa memeriksa.
Hanya satu orang yang berdiri di lorong:
Tasya menghela napas lega keuka dia melihat Alanna di pintu, mengenakan gaun tidur sugestif. Aku
menemukanmu.
Alanna memerah saat dia mendesak dengan marah, “Apa yang kamu lakukan di sini, Tasya?” Begitu kata–kata itu
keluar dari mulutnya, dia akhimya menyadari apa yang sedang terjadi dan dengan cepat mengulurkan tangan
untuk menutup pintu.
Namun, Tasya lebih cepat. Dia menghantamkan telapak tangannya ke pintu sebelum pintu itu menutup sepenuhnya
dan berjalan memasuki kamar.
Previous Chapter
Next Chapter