- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Ruang Untukmu
Bab 420
Apa lagi yang bia dia lakukan jika dia bisa mcmnicahkan Tasya dan Elan?
Saat itu ponsel Elu berbunyi kouka dia mengambiliya, dia melihat pesan dari Rompi yang berbunyi. Datanglah ke
tempatku malam ini.
Sciclah membaca pesan itu, dia tersenyum dan menjawab, “Tentu!‘
Sekarang, setelah dia dan Romi berhubungan, hubungan mereka semakin jauh. Mereka bahkan pernah vidur
bersama sebelumnya.
Helen pergi udur begitu Elsa pergi, tetapi sebelum tidur, dia mengeluarkan arloji dari mejanya. Baginya, itu adalah
satu–satunya hal yang dia miliki yang dimiliki oleh Elan sebelumnya.
Arloji itu berisi kehadiran Elan dan bisa memberikan kenyamanan pada kekosongan hatinya.
Setelah mematikan lampu, arloji itu tiba–tiba bersinar dengan warna hijau teduh dalam gelap dan berliannya
menyinari seluruh layar. Bentuk kepala serigala juga terlihat di tengah arloji.
Arloji ini memang indah.
Sama seperti pemiliknya, arloji itu bersinar dalam kegelapan dan memamerkan keanggunannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtKilau hijau tua yang dipasangkan dengan kepala serigala adalah totem dari Keluarga Prapanca.
Itu adalah arloji yang Hana rancang khusus untuk Elan, jadi hanya ada satu di dunia.
Di rumah Elan, Tasya berbaring di tempat tidur memikirkan janjinya kepada Elan untuk menghadiri perjamuan
keluarganya pada hari Minggu. Namun, dia tidak ingin membawa
putranya.
Oleh karena itu, dia memutuskan untuk bertanya apakah ayahnya bisa menjaga putranya selama satu hari.
Dalam mimpinya, Tasya tanpa sadar kembali ke malam lima tahun lalu. Dia merasa ada sepasang tangan yang
menggenggam erat di sekelilingnya. Saat dia berjuang, lampu hijau samar melintas di depannya. Itulah satu–
satunya sumber cahaya di tengah kegelapan.
Itu adalah arloji yang bersinar hijau. Tasya masih mengingat dengan jelas kepala serigala yang terukir di arloji. Di
saat putus asa, dia berjuang untuk melihat sumber cahaya yang dipancarkan dari hewan iblis itu. Sayangnya, dia
tidak bisa melihat pria itu dengan jelas.
Keesokan paginya, Tasya menghubungi ayahnya. Frans yang tidak bertemu dengan cucunya dalam beberapa hari
sangat ingin bertemu Jodi lagi.
Di sisi lain, Elan setuju dengan keputusan Tasya. Dia bahkan menugaskan pengawalnya untuk mengirim Jodi.
“Nenekku menyayangi Jodi. Dia bilang Jodi mirip denganku saat aku masih muda.” Saat Elan melihat mobil itu pergi,
dia menghela napas.
Tasya harva lycrusala melindungi pulanya Jika lodi menghadiri aran yang ramas, dia mungkin dipandang rendah
sebagai anak dengan orang tua tunggal
“Maat. Aku udak bermaksud uniuk ridak membawa Jodi. Aku harap kamu mengerti,” jelas Tasya sambil
mengangkat kepalanya,
*Aku nichgerti kamu udak perlu meminta maaf.” Kemudian, Elan memegang tangannya “Kamu udak bolch
berpakaian seperti ini hari ini.”
Serclah mclinik pakaiannya, Tasya menyadari pakaiannya agak polos. “Apa yang harus aku kenakan?”
“Avo kembali ke kamar. Aku akan memilih pakaianmu.” Sambil mengatakan itu, Elan menariknya ke ruang tamu.
Sesampainya di kamar Tasya, keduanya berdiri di depan lemari. Elan telah membelikannya banyak pakaian modis
dengan merek terbaru, tetapi Tasya tidak pernah memakainya. Setelah jari–jarinya yang ramping menyusuri
deretan pakaian wanita itu, Elan akhirnya memilih gaun renda yang elegan. “Pakai ini.”
Setelah itu, dia mengambil mantel panjang dan berkata, “Dan ini.”
Tasya merasa pria ini memiliki selera yang bagus, dia pun setuju, “Baiklah, aku akan memakainya nanti.”
“Pakai sekarang,” Elan melipat tangannya di depan dada. “Aku ingin melihat bagaimana seleraku.”
Tasya pun mengambil gaun itu dan masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa saat, dia keluar dengan gaun itu dan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmeminta tolong dengan tatapan tak berdaya, “Apa kamu bisa membantuku menutup resletingnya?”
Sambil tersenyum, Elan berjalan ke punggungnya dan menarik resletingnya. Pada saat yang sama, dia mematuk
leher indah Tasya.
Tasya merasa malu dan dengan cepat masuk ke kamar mandi lalu mengambil mantelnya. Benar saja, pakaian itu
tampak modis dan elegan di dirinya. Penampilannya menjadi menarik dan menyenangkan untuk dilihat.
“Itu terlihat bagus untukmu,” puji Elan. Dia kemudian menambahkan, “Itu karena kamu selalu terlihat cantik
dengan apapun yang kamu kenakan.”
Tasya menerima pujiannya dengan baik. Dia melihat jam dan bertanya, “Kita pergi sekarang?‘
“Tentu! Ayo pergi!”
“Kamu tidak mengundang Helen, kan?” Tasya uba–uba bertanya.
“Aku tidak akan mengundangnya.” Elan udak ingin melihat Helen sekarang ataupun selamanya.
Di kediaman Keluarga Prapanca, Helen yang datang tanpa diundang membuat Hana terkejut. Namun, mengingat
apa yang dilakukan cucunya pada Helen saat itu, Hana menyapanya seperti biasa dengan sopan.
Previous Chapter
Next Chapter