- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 445
“Hai, aku Helen Sanjaya, teman Elsa,” ucap llelen.
“Teman Elsa? Oli hai, aku Romi Wijaya, dan aku bekerja sebagai manajer keuangan di sini di Perusahaan Konstruksi
Merian,” jawab Romi. Matanya masih tertuju ke wajah Helen yang sangat mirip Tasya.
Awalnya dia hampir mengira wanita ini Tasya. Mungkin karena dia jatuh cinta pada Tasya pada pandangan pertama,
dia pun memiliki kesan yang baik tentang Helen yang mirip Tasya.
Ketika Helen merasakan kekaguman di mata pria ini, sesuatu muncul di benaknya. Diapun tersenyum manis dan
bertanya, “Apa aku boleh minta nomor teleponmu? Dengan begitu, akan lebih mudah bagiku untuk mengajukan
pertanyaan terkait keuangan di masa depan.”
Awalnya Romi tercengang dengan permintaan tersebut, namun saat merasakan antusiasme Helen terhadapnya,
Romi tampak senang dan langsung mengeluarkan ponselnya untuk bertukar nomor dengannya.
“Aku harus menghadiri rapat sekarang. Kamu bisa datang kepadaku kapan saja jika kamu punya pertanyaan, Nona
Helen.” Setelah mengatakan itu, Romi pergi dengan senyum lembut.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHelen tersenyum licik saat melihat pria itu pergi. Dia adalah tangan kanan Frans. Tasya, perseteruan di antara kita
tidak akan berakhir dalam kehidupan ini. Kamu mati, atau aku mati!
Saat Romi membuka pintu dan masuk ke ruang rapat, dia melihat Tasya duduk di sebelah Frans dengan kepalanya
menunduk sedang membaca dokumen. Meskipun berada tepat di depannya, Tasya tampak tidak bisa didekati.
“Romi, di sini!” Elsa memanggilnya.
Namun, Romi menjawab, “Elsa, aku harus memimpin rapat. Aku akan duduk di sini.”
Setelah mengatakan itu, Romi duduk di samping Tasya sedangkan Elsa hanya bisa duduk di belakang karena dia
tidak diberi tempat duduk.
Emosi Elsa berkecamuk saat menyaksikan hal ini karena dia tahu Romi hanya mencari kesempatan untuk lebih
dekat dengan Tasya.
Dia merasa cemburu dan melirik ke arah Tasya dengan kesal. Dia sudah berkencan dengan Romi beberapa kali dan
tanpa sadar telah jatuh cinta padanya. Romi telah memperlakukannya dengan baik dalam segala hal dan
membuatnya merasa
dimanjakan. Hanya saja dia tidak cukup.
Dia makin menuduh Tasya merayu pria miliknya.
Ditambah lagi. Tasya memancarkan aura scorang pengambil keputusan. Dia duduk di sebelah ayahnya dengan
mengenakan setelan jas dan terlihat seperti calon direktur utama wanita Perusahaan Konstruksi Merian
Semua ini membuat Elsa makin cemburu terhadapnya.
Di ruang tunggu, Helen tampak bosan setengah mati, tetapi sosok Romi terus melayang di benaknya. Jika dia tidak
jatuh dalam kondisi seperti ini, dia tidak akan pernah merayu pria yang statusnya manajer itu.
Namun, dia tidak bisa pilih–pilih lagi. Saat ini, dia hanya ingin memanfaatkan wajahnya sebanyak yang dia bisa.
Meskipun Helen merasa kasihan pada Elsa, dia juga sadar bahwa Elsa hanya memanfaatkan Romi. Jadi, Helen bisa
menggunakan cara yang sama untuk merayunya. Dengan begitu, dia akan memiliki tangan ekstra ketika
berhadapan dengan Tasya di masa depan.
Sementara itu, Frans yang duduk di kursi utama menatap Tasya di sampingnya menandatangani beberapa
dokumen internal perusahaan untuknya.
Mata Romi tertarik dengan gestur tangan Tasya yang apik. Ini membuatnya iri pada Elan. Kenapa Elan bisa
memilikinya?
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmJika tidak ada Elan, dia pasti akan mengejar Tasya dengan sepenuh hati. Namun, dengan adanya pria seperti Elan di
sisi Tasya, Romi tidak memiliki kesempatan itu sama sekali.
Elsa mengira dia ada di sini untuk berpartisipasi dalam rapat, namun dia justru harus menyaksikan Tasya
menandatangani dokumen di sisi ayahnya dan Romi yang selalu melirik wanita itu dari waktu ke waktu. Elsa bahkan
tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dan tidak terlibat sama sekali dalam rapat ini seperti orang bodoh.
Pada akhirnya, Elsa tidak tahan lagi dan menyelinap keluar. Kemudian, dia menemui Helen dan ingin meninggalkan
kantor.
“Kamu harus tetap disini,” saran Helen pada Elsa.
“Apa gunanya? Untuk melihat bagaimana Tasya belajar mengelola perusahaan ayahku! Belum lagi penampilannya
yang menggoda. Dia tidak tahu apa–apa selain bagaimana merayu seorang pria! Balkan Romi meliriknya beberapa
kali!” Elsa merengek.
“Benarkah? Pacarmu juga ada di sana? Kalau begitu, Tasya benar–benar tidak masuk akal,” kata Helen dengan
ekspresi puas melintas di matanya.
Helen pun teringat bagaimana Romi memandangnya. Dia tidak peduli sekalipun Romi tertarik padanya karena dia
tidak bisa mendapatkan Tasya, Helen akan tetap mendekatinya.
Previous Chapter
Next Chapter