- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 449 “Benarkah? Aku bisa membantumu. Apa kamu ingin berbicara di telepon?” tanya Romi.
“Waktuku sedang luang, Aku akan mentraktirmu kopi sambil kita membicarakannya.” Helen berinisiatif mengajak
Romi keluar.
“Baiklah. Dimana kamu sekarang? Aku akan segera kesana!” Romi setuju tanpa berpikir dua kali.
Setelah Helen mengirim lokasinya ke Romi, matanya berkilat dengan ekspresi puas. Lihat itu? Prianya Elsa
menggigit umpan dengan mudah. Semua berkat wajahku ini.
Kemudian, Helen berbalik dan berjalan ke pusat perbelanjaan di belakangnya. Dia menemukan toko kosmetik dan
duduk di depan cermin lalu merias wajahnya dengan satu set alat make up untuk contoh. Dulu dia belajar make up,
jadi dia bisa dengan mudah meniru make up mirip Tasya.
Setelah Helen selesai merias wajahnya, dia menatap dirinya di cermin. Matanya tajam seperti akan memburu
seorang mangsa dan Romi akan menjadi mangsanya malam ini.
Sementara itu, Elsa menelepon Romi ketika dia sedang dalam perjalanan pulang. Dia ingin bermalam di rumahnya
malam ini, tetapi Romi menolak dan mengatakan bahwa dia bekerja lembur dan tidak akan pulang sampai larut
malam.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMendengar itu, Elsa hanya bisa mempercayainya. Dia tidak tahu bahwa Romi sedang dalam perjalanan untuk
bertemu Helen.
Setengah jam kemudian, Helen yang telah menunggu di kafe selama beberapa saat melihat Romi berjalan melalui
pintu masuk. Dia mengenakan jaket hitam dan tingginya kira–kira 1,8 meter. Meskipun dia tidak setampan Elan, dia
tetap bisa dianggap tampan.
Detak jantung Romi bertambah cepat saat dia menatap Helen dalam cahaya redup. Wajahnya sangat mirip dengan
Tasya. Walaupun tidak semenawan Tasya, tetapi dia tetap memikat,
11 L
Baginya, wajah Helen sudah cukup membuat jantungnya berdebar. Namun, dia tetap mencari silat Tasya pada
wanita yang ada di hadapannya ini.
“Nona Helen, senang bertemu denganmu lagi. Sejak Romi duduk di kursi, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya
dari Helen
Helen sudah menduga bahwa Romi menyukainya, dia pun menopang dagunya dan bertanya, “Apa Elsa tidak akan
cemburu jika aku bertemu denganmu?”
“Tentu saja tidak.” Romi menggelengkan kepalanya. “Apa yang ingin kamu tanyakan padaku?”
“Tidak perlu terburu–buru. Malam masih sangat panjang dan aku ingin kamu menemaniku sebentar. Tidak apa-apa,
‘kan?” tanya Helen.
**Tidak masalah!” Dia tidak keberatan menghabiskan waktu bersama Helen.
Setelah mengobrol lama, Romi merasa lebih simpati pada Helen setelah melihat penampilannya yang lembut.
Akhirnya, hari semakin larut. Pukul 22.30, Helen bangkit dari kursinya dan ingin pulang. Romi pun memutuskan
untuk mengantarnya pulang.
Begitu mereka melangkah keluar, angin dingin bertiup di wajah Helen. Dia menguap dan merasa kedinginan, lalu
bersandar pada tubuh Romi. Seketika Romi melepas jaketnya dan menutupi tubuh Helen. Kemudian, dia
mengulurkan tangannya dan Helen pun jatuh ke pelukannya.
“Kamu benar–benar pria yang terhormat,” Helen memujinya.
Hati Romi sudah tersentuh tanpa perlu pujiannya. Dia menatap wajah seperti Tasya di pelukannya dan
membayangkan betapa indahnya jika wanita di pelukannya benar–benar Tasya.
“Ayo masuk ke mobil.” Kemudian Romi membawa Helen ke mobilnya.
Udara mobil yang hangat membuat Helen mengambil kesempatan untuk melepas jaketnya dan memperlihatkan
gaun rendanya yang seksi.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Romi, bolehkah aku bermalam di tempatmu: Aku tidak ingin pulang sendiri. Aku takut sendirian,” tanya Helen
sambil menatap Romi dengan mata berkaca–kaca dan langsung menyampaikan niatnya.
Mata Romi berbinar kaget seraya menjawab, “Baiklah. Selama kamu tidak keberatan dengan tempat tidurku, aku
akan membawamu ke rumahku.”
Di rumah Romi, Helen berinisiatif untuk memulai lebih dulu dan Romi tidak menolaknya. Dia membisukan ponselnya
yang ada di sofa dan tidak menghiraukan panggilan masuk dari Elsa. Sayangnya, pemilik ponsel sedang menikmati
waktu intimnya dengan wanita lain,
Di sisi lain, Elsa merasa gelisahı setelah lama menunggu Romi menyelesaikan pekerjaannya dan tidak dapat
menghubunginya.
Saat itu pagi–pagi sekali dan cuacanya sangat menyenangkan. Bagi studio Jewelia,
perayaan tahunan adalah malam untuk mereka menghilangkan penat sepanjang tahun.
Mereka telah mengundang beberapa penyanyi dan artis terkenal, serta mengatur sesi lotere, semuanya untuk
membuat acara tersebut menjadi meriah.
Previous Chapter
Next Chapter