- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 454
Ketika Luki sedang mengatur tempat duduk tamu, dia memastikan kalau Elan dan
Tasya duduk di barisan paling depan. Bahkan juru bicara jewelia, Sania Agata, yang duduk di samping Elan sangat
gugup sampai dia sibuk mclakukan ini dan itu untuk menarik perhatian Elan.
Tasya akhirnya tahu bagaimana rasanya menjadi Elan–semua mata perempuan di acara itu akan tertuju padanya
sepanjang malam. Dia bisa merasakan tatapan penuh rasa iri, scolah tatapan mereka bisa menusuknya kapan
saja.
“Halo, Pak Elan. Saya Sania Agata, juru bicara Jewelia. Senang bisa bertemu Anda.” Ujar Sania saat menyapa Elan.
Elan menganggukkan kepalanya perlahan dan membalas, “Halo.”
Awalnya Sania mengenakan sebuah rompi. Tapi saat dia berbicara dengan Elan, tanpa sadar dia menarik rompi itu
agar kulitnya yang mulus dan model pakaian dengan kerah berbentuk huruf V yang dia pakai itu bisa terlihat.
Hanya dengan sekali tatapan saja, Tasya tahu apa yang sedang direncanakan perempuan itu. Dia terhenyak saat
melihatnya, tapi dia akui kalau Sania memiliki selera pakaian yang cukup ‘berani. Tentu saja, Sania sengaja
memakainya untuk menarik perhatian Elan dan bukan orang lain.
Saat itu, si pembawa acara naik ke atas panggung. Setelah dia memberikan ucapan pembukaan acara, Luki naik ke
panggung dan menjelaskan susunan acara sekaligus mengenalkan rencana perkembangan Jewelia yang
selanjutnya.
Tapi, selain penampilan pengisi acara malam itu, yang ditunggu–tunggu oleh semua orang adalah sesi pengundian
hadiah. Kabarnya, hadiah uangnya sangat besar dan kesempatan untuk menang juga tinggi.
Akhirnya, pertunjukkan malam itu dimulai pukul 7 malam. Orang pertama yang tampil adalah penyanyi favorit
Tasya yang bernama Haris Sadewa. Haris tampil bak seorang pangeran tampan. Semua tamu bertepuk tangan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdengan meriah. Begitu juga dengan Tasya yang bertepuk tangan dengan gembira.
Meskipun begitu, Elan sama sekali tidak melihat penampilan penyanyi itu karena dia sama sekali tidak bisa
melepaskan pandangannya dari perempuan yang duduk di sampingnya sambil bertepuk tangan dengan bahagia.
Tatapan Elan pada Tasya tampak penuh makna.
Sedangkan Tasya, dia tersihir dengan penampilan Haris di atas panggung. Kebetulan sekali, lagu yang dia bawakan
adalah lagu favorit Tasya.
Elan menatap penyanyi yang ada di atas panggung itu dengan tatapan dingin lalu
kembali menatap Tasya yang tampak bahagia. Jadi ini alasan Tasya ingin datang ke pesta? pikir Elan. Apa karena
penyanyi itu?
Saat itu. Tasya bisa merasakan tatapan Elan padanya dan itu membuatnya gugup. Dia menatap Elan dan bertanya,
“Ada apa?”
Perempuan itu benar–benar membuat suasana hati Elan menjadi buruk, tapi dia berani untuk bertanya padanya
apa yang terjadi!
“Kamu sangat menyukainya?” cibir Elan tiba–tiba.
Meskipun lampu ruangan cukup redup, Tasya bisa merasakan aura keangkuhan dari Elan. Tatapan mata Elan yang
dingin itu bahkan terasa jauh lebih dingin dari udara di luar ruangan. Tasya hanya bisa menelan ludah ketakutan.
Elan pasti akan marah kalau saya bilang saya suka dengan Haris! pikir Tasya.
Untunglah Tasya cukup pintar dalam menjawab pertanyaan Elan. “Saya suka lagu lagunya,” jawab Tasya.
“Itu berarti kamu menyukainya, kan?” Rasa tidak suka terdengar dari Elan yang sedang mengerutkan keningnya.
Tasya tidak punya pilihan lain selain membuat Elan tenang sambil menggenggam tangan Elan di bawalı meja.
Perlahan, kernyitan Elan menghilang dan dia menggenggam tangan Tasya dengan erat.
Tasya merasakan cengkraman tangan Elan di antara jari–jarinya. Dia bahkan mulai merasa terganggu meskipun dia
sedang melihat penampilan Haris secara langsung. Tasya hanya bisa fokus pada tangan besar Elan yang terus
menggenggam tangannya di bawah meja.
Alanna, yang duduk di baris ketiga sama sekali tidak memedulikan penampilan penyanyi di atas panggung. Dia
terus mencari kesempatan untuk mendekati Elan. Tapi, saat ini sedang ada yang tampil di atas panggung. Pasti
akan memalukan kalau dia tiba–tiba datang mendekati Elan dan pasti Elan akan mengusirnya saat itu juga. Alanna
harus mencari waktu yang tepat agar dia bisa berduaan bersama Elan.
Kebetulan sekali, Helen juga memiliki rencana yang sama dengan Alanna, yaitu bertemu berduaan saja dengan
Elan. Itu adalah satu–satunya kesempatan bagi Helen. Tapi dia juga khawatir kalau Tasya akan melihatnya. Jadi, dia
hanya bisa bersembunyi di balik tubuh Maria.
Sampai tiba saatnya undian pertama setelah Haris menyanyikan dua lagu berturut turut.
“Selanjutnya, kami akan mengundi 50 nama yang mendapatkan hadiah hiburan!”
kembali menatap Tasya yang tampak bahagia. Jadi ini alasan Tasya ingin datang ke pesta? pikir Elan. Apa karena
penyanyi itu?
Saat itu, Tasya bisa merasakan tatapan Elan padanya dan itu membuatnya gugup. Dia menatap Elan dan bertanya,
“Ada apa?”
Perempuan itu benar–benar membuat suasana hati Elan menjadi buruk, tapi dia berani untuk bertanya padanya
apa yang terjadi!
“Kamu sangat menyukainya?” cibir Elan tiba–tiba.
Meskipun lampu ruangan cukup redup, Tasya bisa merasakan aura keangkuhan dari Elan. Tatapan mata Elan yang
dingin itu bahkan terasa jauh lebih dingin dari udara di luar ruangan. Tasya hanya bisa menelan ludah ketakutan.
Elan pasti akan marah kalau saya bilang saya suka dengan Haris! pikir Tasya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Untunglah Tasya cukup pintar dalam menjawab pertanyaan Elan. “Saya suka lagu lagunya,” jawab Tasya.
“Itu berarti kamu menyukainya, kan?” Rasa tidak suka terdengar dari Elan yang sedang mengerutkan keningnya.
Tasya tidak punya pilihan lain selain membuat Elan tenang sambil menggenggam tangan Elan di bawah meja.
Perlahan, kernyitan Elan menghilang dan dia menggenggam tangan Tasya dengan erat.
Tasya merasakan cengkraman tangan Elan di antara jari–jarinya. Dia bahkan mulai merasa terganggu meskipun dia
sedang melihat penampilan Haris secara langsung. Tasya hanya bisa fokus pada tangan besar Elan yang terus
menggenggam tangannya di bawah meja.
Alanna, yang duduk di baris ketiga sama sekali tidak memedulikan penampilan penyanyi di atas panggung. Dia
terus mencari kesempatan untuk mendekati Elan. Tapi, saat ini sedang ada yang tampil di atas panggung. Pasti
akan memalukan kalau dia tiba–tiba datang mendekati Elan dan pasti Elan akan mengusirnya saat itu juga. Alanna
harus mencari waktu yang tepat agar dia bisa berduaan bersama Elan.
Kebetulan sekali, Helen juga memiliki rencana yang sama dengan Alanna, yaitu bertemu berduaan saja dengan
Elan. Itu adalah satu–satunya kesempatan bagi Helen. Tapi dia juga khawatir kalau Tasya akan melihatnya. Jadi, dia
hanya bisa bersembunyi di balik tubuh Maria,
Sampai tiba saatnya undian pertama setelah Haris menyanyikan dua lagu berturut turut.
“Selanjutnya, kami akan mengundi 50 nama yang mendapatkan hadiah hiburan!”
Nama–nama yang beruntung ditampilkan di sebuah layar besar dan nama mereka diundi secara otomatis. Mereka
harus rela tidak mendapatkan hadiah utama.
Penampilan kedua dimulai setelah pengundian 50 nama selesai. Kali ini, yang tamp adalah seorang penyanyi
perempuan yang sangat sensual. Dan setelah dia selesai bernyanyi, 30 nama diundi lagi untuk hadiah ketiga.
Sania juga sudah menyiapkan penampilannya untuk acara itu. Dia naik ke atas panggung dan menyanyikan sebuah
lagu romantis. Matanya terus tertuju pada Elan selama dia tampil, seolah dia sedang merayu Elan seorang.
Previous Chapter
Next Chapter