- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 4.66
Terkejut. Thisva terkesiap sambil menutup mulutnya. Anak laki–laki yang duduk disampingnya juga melihat hal itu.
Dia berscru. “Mama, lihat!”
Mobil Elan pun berhenti di samping truk itu. Setelah dia turun dari kursi pengemudi, dia membukakan pintu Tasya.
“Ayo,” ujar Elan sambil meminta Tasya turun dari mobil.
Masih dengan rasa terkejutnya, Tasya bertanya, “Apa ini hadiah darimu?”
“Ini hadiah yang kamu dapatkan dari kemenanganmu di perayaan tahunan!” ujar Elan sambil menatapnya dan
tersenyum. “Tentu saja, bos harus membuatnya menjadi kenyataan.”
Mendengar itu, wajah Tasya merona. Dia sangat bahagia sampai kehabisan kata–kata. Harus dia akui, Elan punya
caranya sendiri untuk membuat perempuan senang.
“Baiklah! Kalau begitu, akan saya terima dengan senang hati.” Ujar Tasya. Saat ini dia sudah tidak menolak
kebaikan Elan, karena dia yakin kalau Elan adalah laki–laki yang tepat. Dia bisa menerima hadiah darinya tanpa
perlu memberikan alasan atas apa yang dia lakukan.
“Mama, Om Elan sangat baik pada Mama!” ujar Jodi memuji Elan, sambil berharap kalau Ibunya akan terharu dan
segera menikah dengan Elan malam itu juga.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTasya turun dari mobil dan berdiri di depan kotak kaca itu untuk mengagumi mobil sport baru itu. Dia
mengeluarkan ponselnya dan memfotonya untuk kenang kenangan.
“Sekarang sudah malam. Saya akan menemanimu mencoba mobilnya besok,” ujar Elan.
Tasya menganggukkan kepala dan menjawab, “Baiklah!”
Mobil itu sama seperti yang dia idamkan, baik dari segi penampilan dan warnanya. Bisa dibilang, Tasya jatuh cinta
pada mobil itu.
Sementara itu, Alanna scdang berada di vila Lukas malam itu. Dia bertanya padanya dengan sedikit marah,
“Apakah Anda bertemu Rully diam–diam? Apa Anda tidak takut kalau Elan akan mengetahui hubungan kita?”
Wajah laki–laki itu tampak murung saat mendengar tuduhan Alanna. “Nona Alanna, saya sarankan kamu segera
menyelesaikan rencana Ayahmu secepat mungkin!”
“Ayah bilang apa?” tanya Alanna.
“Dia bilang kalau kamu tidak akan bisa keluar dari hal ini sampai kamu berhasil menyelesaikannya. Kita semua
akan mati karcnamu.”
Mendengar itu, hati Alanna berdegup. Dia tahu betul kalau Rully membesarkannya agar dia bisa menjalankan
rencana Rully. Hubungan Ayah dan anak diantara mereka berdua tidak ada artinya dan dia sendiri tidak bisa
menyelamatkan dirinya kalau dia gagal melakukan rencana itu.
Sambil menggertakkan giginya, Alanna memberitahu Lukas, “Saya sudah merencanakan semuanya. Saya tidak
akan membiarkan Ayah menunggu lama.”
Saat keluar dari vila Lukas, wajah Alanna tampak murung. Dia bertanya pada bawahan yang duduk di sampingnya,
“Bagaimana rencananya?”
“Kami sudah mempersiapkan hal–hal yang penting. Yang kami tunggu saat ini adalah waktu yang tepat untuk
menculik anak Tasya!
“Rencanakan dengan hati–hati.” ujar Alanna.
Tujuan utamanya kali ini adalah mengincar anak laki–laki Tasya, karena dia masih kecil dan mudah untuk diculik. Dia
tahu kalau menculik anak Tasya pasti akan membuat Tasya hancur dan kalau Elan mencintainya, Elan pasti akan
melakukan segala cara untuk menyelamatkan anak itu, apapun yang terjadi.
Rencana Lukas kali ini penuh dengan hal beresiko, tapi Alanna harus melakukannya agar Rully dikeluarkan dari
penjara secepatnya.
Sementara itu di vila Elan....
Elan menerima telepon dari seorang polisi tepat setelah dia baru selesai mandi.
“Pak Elan, perlu Anda ketahui kalau seorang teman dekat Ayah Anda, Lukas Danu, baru saja datang mengunjungi
Rully Prapanca siang tadi.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmElan tercengang mendengar perkataan petugas itu. Lukas dan Rully tumbuh besar bersama, tapi waktu berlalu dan
Lukas memutus hubungan mereka. Elan tidak menyangka kalau Lukas datang mengunjungi Rully.
Karena ingin tahu apa yang terjadi saat itu, Elan bertanya, “Bagaimana percakapan mereka?”
“Mereka tampak seperti teman lama. Mereka hanya saling menyapa tanpa membicarakan hal penting.”
“Terima kasih,” ujar Elan lalu menutup teleponnya. Dia mencoba mengingat–ingat apa yang terjadi di acara amal
yang diadakan Lukas. Dia terus berusaha mengingat minuman mana yang diberi obat. Butuh beberapa saat
sampai dia akhirnya bisa mengingat bagaimana minuman terakhir diberikan padanya oleh Lukas langsung.
Segelas alkohol itulah sumber masalahnya!
Elan tidak mengerti kenapa Lukas mau membantu anaknya untuk melakukan hal memalukan seperti itu. Dulu,
Lukas adalah orang hebat di dunia bisnis sampai anak laki–lakinya menyia–nyiakan dan kehilangan semua kekayaan
keluarga. Sejak saat itu. dia bisa bertahan hidup dari investasi dan kenalan yang dia miliki.
Elan berharap kalau Lukas tidak melibatkan dirinya dalam rencananya. Tapi, apakah Lukas benar-benar hanya
bersikap seperti teman lama saat dia mengunjungi Rully atau apakah dia punya rencana lain?
Elan pun segera menghubungi Roy. “Selidiki anak laki–laki Lukas yang ada di luar negeri dan cari tahu hubungan
Lukas dengan anak haramnya, Alanna Danu.”
Previous Chapter
Next Chapter