- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 477
Roy mengajak Tasya ke ruangan lain. Setclah mereka duduk, Roy memberitahunya sesuatu
“Pak Elan memiliki dua orang teman baik. Keduanya adalah orang yang sangat kuat dan hebat. Sekarang, mereka
sedang menyelamatkan beliau. Kita tinggal menunggu kabar baiknya saja.”
“Siapa mereka?” tanya Tasya karena dia merasa khawatir.
“Nama keluarga mereka adalah Laksmana dan William. Saya tidak begitu mengenal latar belakang mereka, tapi
Pak Elan pernah bercerita pada saya kalau Nyonya Prapanca mengirim beliau ke sebuah pelatihan rahasia ketika
beliau berusia delapan tahun sampai beliau berusia enam belas tahun. Selama pelatihan itu, beliau bertemu
dengan dua orang Tuan Muda dari dua keluarga dan mereka sudah berlatih bersama selama delapan tahun.
Hubungan mereka sangat dekat, sama seperti saudara sendiri. Kalau salah satu dari mereka dalam bahaya, dua
orang lainnya akan datang membantu.”
Tasya terkejut. Dia tidak begitu mengerti latar belakang Elan.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Ditambah lagi, mereka memiliki sistem pelacak mereka sendiri yang sangat akurat hasilnya. Selama mereka
sudah sampai di Bekasi, mereka bisa segera menemukan lokasi Pak Elan dan menyelamatkannya.” jelas Roy. Dia
yakin kalau mereka pasti bisa menyelamatkan Elan kalau Elan belum mati saat mereka datang.
Mendengar ini, Tasya merasa sedikit tenang.
Sementara itu, sebuah pesawat pribadi mendarat di bandara di Bekasi. Tiga mobil SUV berwarna hitam terparkir di
dekat lapangan pesawat. Mobil itu segera keluar dan menuju ke satu arah.
Kurang dari dua puluh menit setelah mereka pergi, pesawat pribadi lainnya mendarat. Kegelapan menyelimuti
cahaya lampu di dekat bandara. Dari belakang, dua buah mobil melaju dalam kegelapan.
Sementara itu, Alanna sama sekali tidak tau siapa yang sedang dia hadapi. Dia meminta anak buahnya untuk
mencari Elan di tengah hutan belantara.
“Cari dia sekarang! Jangan biarkan dia kabur seru Alanna. Dia tidak mau rencananya gagal karena dia sudah
menghabiskan banyak uang untuk ini.
Kalau hari ini dia gagal, tidak akan ada lagi kesempatan untuk menyelesaikan ICIKanya
“Nona Alanna, hutan belantara ini terlalu luas.” Ujar anak buahnya. Mereka merasa tugas ini sangat mustahil
“Saya tidak peduli bagaimana kalian mclakukannya, tapi kalian harus mencarinya. Cepat!” seru Alanna sambil
duduk di mobil. Lalu, dia turun dari mobil dan mengambil senter lalu ikut mencari.
kemana Elan pergi? Dia ditusuk di bagian kaki dan pasti lukanya mengeluarkan banyak darah, jadi itu akan
menguras tenaganya. Dia tidak bisa kabur terlalu jauh dengan luka seperti itu.
Sebenarnya, Elan ada di dekat mereka. Dia sedang berbaring di bawah sebuah pohon besar untuk sementara. Dia
merobek pakaiannya dan mengikat kakinya untuk menghentikan pendarahan. Dia merasa kekuatannya perlahan
melemah. Tapi, anak buah Alanna tidak bisa menemukannya.
Kalau perhitungan saya tepat, sebentar lagi dua orang itu akan datang. Saya hanya perlu bersembunyi di satu
tempat yang aman dan menunggu sampai mereka datang menyelamatkan saya. Pikir Elan.
Mencari seseorang di tengah malam adalah tugas yang sulit. Lusinan anak buah Alanna sudah mencoba untuk
mencari Elan, tapi tidak berhasil.
Jadi, mereka kembali dan mencoba mengikuti jejak Elan. Mereka memulai dari tempat Elan melompat ke dinding,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmlalu mengikuti jejak darah Elan yang bercucuran. Sambil mengikuti jejak darah itu, Alanna berpikir kalau Elan pasti
kehilangan banyak darah dan pingsan karena kehabisan darah.
Salah seorang anak buahnya melaporkan, “Ada bekas sobekan pakaian disini. Dia pasti sudah merobek pakaiannya
untuk menghentikan pendarahan. Ada banyak darah disini, jadi dia pasti belum pergi terlalu jauh.”
Mata Alanna berbinar kegirangan. “Ayo, bawa dia pada saya! Dokternya sudah datang.”
Saat itu, mereka mendengar deru sebuah helikopter mendekat. Deru helikopter itu begitu kencang
Sekeuka wajah Alanna menegang. Anak buahnya juga memiliki firasat buruk. Kenapa tiba–tiba ada helikopter
datang tengah malam begini?
“Jangan khawatir. Lanjutkan pencarian Elan!” Scru Alanna. Dia hanya bisa berharap helikopter itu tidak datang
untuk menyelamatkan Elan.
Beberapa menit kemudian, helikopter itu berhenti di atas mereka dan mendarat di
lapangan yang ada di dekat mereka.
Previous Chapter
Next Chapter