- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 640
“Apakah ini ibu baptis saya?” tanya Jodi sambil tersenyum dan menatap Salsa di sebelah Arya.
Salsa tersedak saat hendak menyesap teh untuk menghilangkan dahaganya. “Tidak, tidak. Kamu salah paham,
Nak,” katanya sambil batuk ringan.
Arya hanya tersenyum kecil tanpa berkata apa–apa.
“Kami hanya berteman,” Salsa berusaha menjelaskan.
“Papa dan Mama juga hanya berteman sebelum mereka jatuh cinta dan menikah.” Menurut Jodi, teman bisa
menjadi suami istri.
Salsa mengarahkan pandangannya pada Jodi. Dia memang menarik seperti ayahnya, dan wajah kecilnya yang
manis membuatnya ingin mencubitnya.
“Saya tidak layak untuk menjadi pasangan ayah baptismu!” dia cemberut.
“Jangan khawatir. Kamu sangat cantik. Kamu akan menjadi pasangan yang cocok untuk ayah baptis saya,” kata
Jodi, kembali menatap Arya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMendengar itu, Salsa tidak tahu harus tertawa atau menangis. Seseorang justru tidak bisa melihat kecantikannya
dan selalu merasa dia jelek.
Terima kasih atas pujianmu.” Salsa tersenyum sambil mengangkat alisnya.
Arya duduk dan menempatkan Jodi di sebelahnya. Sahabatnya akan menikah, dan dia harus menjaga
putranya.
Pengantin baru itu menyampaikan pidato di atas panggung. Elan menjelaskan dengan sangat rinci tentang
pertemuannya dengan istrinya. Kata–katanya singkat, tetapi datang dari lubuk hatinya yang terdalam. Jelas sekali
bahwa cintanya pada Tasya sangat dalam.
Hana yang hadir di antara hadirin juga berpidato dengan singkat. Dia dengan tulus mengucapkan selamat kepada
mereka dan berkata kepada cucunya melalui mikrofon. “Elan, tolong perlakukan Tasya dengan baik dan jangan
mengecewakannya.”
“Nenek, saya hanya mencintainya dalam hidup ini, dan saya tidak akan mengecewakannya,” jawab Elan sambil
menatap wanita di sebelahnya.
Luna menatap Elan di atas panggung dan tampak tidak senang ketika mendengar kata–katanya. Bibirnya
tersenyum masam seperti sedang menantang sesuatu.
Upacara pernikahan berlangsung dengan lancar dan khidmat. Mereka saling bertukar cincin setelah pembacaan
sumpah. Selama sesi ciuman, Elan hanya mencium keningnya karena Tasya yang memintanya terlebih dahulu.
Penonton bertepuk tangan adegan itu.
Salsa sedikit tidak percaya saat menyaksikan pernikahan yang indah dan megah dari pasangan yang berbahagia
ini, padahal dia bukan tamu resmi disini.
Dia bisa merasakan cinta mereka satu sama lain dan itu adalah pertama kalinya dia melihat cinta selain cinta
orang tuanya.
Dia pun mulai menghayal tentang pria seperti apa yang akan dia nikahi di masa depan. Apa dia akan selembut dan
semenarik pengantin pria di atas panggung itu? Apa sikapnya akan selembut Elan kepada istrinya?
Dia sangat berharap bisa bertemu jodoh seperti itu dan akan mengabdikan seluruh hidupnya untuk pria itu.
Salsa tidak menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikannya dari samping saat dirinya melihat ke atas
panggung. Salsa tersenyum lebar dan matanya berbinar kagum. Senyuman itu sangat menyentuh hati.
Arya terus menatapnya. Wajahnya begitu halus dan bulu matanya yang lentik tampak berkedip–kedip. Dengan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmcahaya yang menyinari wajahnya, dia tampak memancarkan aura yang indah dan menawan. Sinar matanya
mengingatkan Arya pada embun pagi yang segar.
Mata adalah portal menuju jiwa. Orang yang bermata jernih seperti itu pasti memiliki jiwa yang jernih dan
baik hati.
Meskipun telah melihat ribuan wanita cantik, ini adalah pertama kalinya Arya melihat jiwa yang begitu murni.
“Apa kamu iri pada mereka?” tanya Arya dengan santai.
“Ya, tentu saja. Setiap gadis sangat menginginkan pernikahan seperti ini.” Salsa menghela napas. Kemudian dia
menyadari betapa cepatnya dia bereaksi terhadap pertanyaannya.
Arya tidak menjawab. Sebaliknya, dia memperhatikan pengantin baru di atas panggung dan berpikir, siapa yang
tidak iri pada pengantin pria tiu?
Dia juga tidak yakin kapan dia bisa bertemu cinta dalam hidupnya, seperti yang dialami Elan.
Upacara pernikahan berakhir jam sebelas kurang. Acara makan pun akan segera dimulai. Tasya memasuki ruang
tunggu melalui pintu samping dan berganti menjadi gaun malam merah cerah dengan bordir dua burung phoenix
di permukaannya. Dia juga memiliki hiasan menjuntai di rambutnya dan memancarkan aura seorang wanita kuno
yang akan menikah.