- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 682
5 mutiara
“Iya, benar! Dari apa yang saya dengar, mereka akan bertemu dengan keluarga mempelai laki–laki dan
membicarakan pertunangannya. Pak, apakah Anda keluarga beliau?
“Bukan.” Laki–laki itu berusaha tetap tenang dan tersenyum, tapi saat dia beranjak pergi, wajahnya tampak
murung.
Bagaimana mungkin Salsa tidak memberitahunya kalau dia akan bertunangan?
Arya mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi nomor Salsa.
Salsa sedang ada di dalam mobil yang dikendarai Choki. Ketika dia mendengar ponselnya berdering, dia
mengeluarkan ponselnya untuk mengecek. Saat dia membaca nama si penelepon, dia langsung mematikan
teleponnya.
“Kenapa kamu tidak mengangkat teleponnya?” tanya Choki ingin tahu.
“Ini tidak penting.”
Di lobi rumah sakit, laki–laki itu tidak percaya kalau Salsa mengabaikan teleponnya. Saat dia mengingat apa yang
dia dengar tadi, dia menggenggam ponselnya dengan erat.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Cari tahu dimana anak perempuan Donni bertunangan,” ujar Arya pada pengawal yang ada di belakangnya.
Para pengawal itu menghubungi petinggi di Perusahaan Anindito, yang menghubungkannya dengan sopir Donni.
Sopir itu memberitahu mereka alamat dan nomor ruangan di restoran.
Arya masuk ke dalam mobil dan berkata dengan tenang. “Ke restoran itu.”
Mobil Choki perlahan menepi di tempat parkir restoran saat itu. Ketika Salsa turun dari mobil, tiba–tiba Choki
memeluknya. Ini membuat Salsa terkejut, jadi dia menghindar dan berkata padanya, “Jangan lakukan ini. Kita tidak
mau orang lain melihat kita.”
“Kenapa memangnya? Lagipula setelah makan siang, kamu akan jadi istri saya.” Saat ini, ingin sekali rasanya dia
tinggal bersama Salsa.
Meskipun mereka nanti akan menikah, Salsa masih saja menolaknya.
“Baiklah! Tapi setidaknya, kita harus saling bergandengan tangan!” Choki mengabaikan Salsa yang menolaknya dan
memaksa untuk menggandeng tangannya.
Salsa tidak punya pilihan lain selain mengikutinya masuk ke restoran dengan Choki yang menggandeng tangannya.
Di restoran, Donni dan istrinya sedang berbincang dengan pasangan suami istri dari keluarga Yulius. Karena
mereka sama-sama pebisnis, ini adalah salah satu kesamaan di antara mereka. Percakapan mereka mengarah ke
insiden Perusahaan Anindito yang diakuisisi sampai Donni tidak punya siapa-siapa lagi saat itu terjadi.
Bisnis Donni berkembang pesat sampai terjadi sebuah akuisisi yang brutal, sampai membuatnya memiliki banyak
utang di bank. Semua ini karena anak perempuannya menghilangkan berlian warisan keluarga milik seorang laki–
laki muda.
“Ya sudah, masa lalu tinggal masa lalu. Tolong jaga kami karena sebentar lagi kita akan jadi besan,” ujar Donni.
“Tentu saja. Lagi pula, anak kami tergila–gila pada Salsa.”
Choki masuk sambil menggandeng tangan Salsa saat mereka sedang berbincang bersama.
Setelah duduk, kedua keluarga itu mulai memesan makanan. Sementara itu, Emma sedang memperhatikan anak
perempuannya yang duduk di samping Choki yang tembam. Dia merasa kasihan pada Salsa karena dia tidak
bahagia dalam pertunangan ini.
“Salsa! Saya akan menjagamu nanti. Setelah kamu menikah dengan Choki, cepatlah beri kami seorang cucu. Saya
benar–benar ingin secepatnya punya cucu.” Ujar Margareta. Saat sedang menatap wajah cantik Salsa, dia
membatin. Calon cucu saya nanti pasti akan cantik dan tampan.
“Kenapa kita tidak lewatkan pertunangannya dan langsung merencanakan pernikahan? Saat ini, kita bisa
membicarakan mahar pernikahannya dan apa yang harus dilakukan. Kami baik hati, jadi kami memutuskan untuk
memberikan empat miliar.” Endra Yulius sudah memutuskan apa yang akan dia lakukan.
“Kami tidak meminta mahar. Apapun itu tidak apa-apa, selama Salsa bahagia,” ujar Donni sambil menganggukkan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmkepalanya.
Endra seketika punya sebuah ide. “Oh! Donni, bagaimana kalau kami membantumu membayar setengah dari
utangmu agar lebih mudah dan kita bicarakan mahar lainnya?”
Donni dan istrinya saling bertatapan dalam diam. Karena kalau itu terjadi, mereka tidak punya pilihan lain karena
mereka sendiri sudah tidak punya harga diri yang tersisa untuk meminta lebih dari itu.
“Tapi kami juga berharap kalian bisa memberikan sesuatu sebagai hadiah pernikahan,” ujar Margareta tiba- tiba.
Saat Emma mendengarnya, dia berkata, “Tentu saja kami akan menyiapkan hadiah pernikahan dari keluarga
kami.”
“Kalau begitu, langsung saja. Donni, kami tertarik dengan tanah milikmu. Jadi, kami ingin tahu apakah kamu bisa
memberikan tanah itu sebagai hadiah pernikahan.”
Donni dan istrinya saling bertatapan. Tanah kami?! Tapi, harga tanah ini di pasaran mencapai 100 miliar. Bukan
karena mereka tidak mau memberikannya sebagai hadiah pernikahan, tapi karena itu adalah satu- satunya haita
mereka yang tersisa.
Salsa terkejut mendengarnya dan dia menatap keluarga Yulius. Mereka ingin tanah itu sebagai hadiah pernikahan?!
“Pak Donni, kami akan membangun sebuah rumah di tanah itu. Nanti, kami akan mengajak kalian tinggal bersama
kami.” ujar Choki. Dia menganggap kalau keluarganya layak mendapatkan keuntungan itu dari pernikahan ini.