- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 757
“Senang bertemu denganmu, Pak Prapanca.” Salsa merasa amat terhormat bisa menyapa Elan.
“Senang bertemu denganmu juga.” Elan tersenyum dan mengangguk.
Saat itulah Tasya kemudian menyelinap menjauh dari para tamu dan menghampiri Salsa yang menyapanya dengan
penuh semangat ketika melihatnya, “Halo, Presdir Merian!”
Sambil mendekati, Tasya memuji perempuan dalam balutan emas itu, “Kamu terlihat sangat cantik malam ini,
Salsa.”
“Terima kasih, Presdir Merian.” Salsa selalu merasa Tasya layaknya kakak perempuan yang tidak pernah
dimilikinya.
Walaupun berbeda usia beberapa tahun, kesamaan dalam kepercayaan membuat mereka begitu dekat.
“Resmi sekali kamu memanggil saya dengan ‘Presdir Merian‘. Panggil saja dengan nama saya mulai dari
sekarang!” Tasya menggenggam tangan Salsa dengan penuh kehangatan. “Kalian lanjutkan saja, Elan. Saya akan
berbincang dengan Salsa di tempat lain.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtArya kemudian berlalu bersama Elan untuk berbincang soal berbagai topik umum di antara lelaki sementara Tasya
membawa Salsa ke tempat di mana Felly dan yang lain berkumpul.
“Itu kekasihmu, bukan, Salsa?” Maya bertanya tanpa basa–basi.
Sambil tersipu, Salsa mengangguk. “Ya!”
“Wow! Dia begitu tampan! Kamu beruntung, Salsa!” Maya berkata dengan penuh cemburu.
Merasakan ditatap banyak mata, Salsa menggerakkan bibirnya dan tersenyum, sambil berpikir bahwa dirinya
memang beruntung telah bertemu Arya.
“Saya menunggu–nunggu konferensi pers di luar negeri, Tasya! Saya dengar banyak pesohor yang akan datang
membantu kita!” Maya mengatupkan kedua tangannya penuh harap.
“Bila ingin, ayo, silakan hadir. Saya bisa mensponsori tiket pesawat dan akomodasi,” Tasya mengajukan
tawaran.
“Yay! Presdir kita memang terbaik! Saya menyayangimu!” Maya menunjukkan jari tangan yang membentuk
hati.
Saat itu, seseorang muncul di belakang mereka dan bertanya tanpa malu–malu, “Tasya, bisa membawa saya
juga?” Ternyata dia adalah Kirana.
Sambil membalik badan, Tasya mengangguk. “Tentu.”
“Terima kasih sudah mengundang saya dan kakak saya ke acara ini, Tasya. Kami merasa sangat terhormat.” Kirana
mengangkat cangkirnya tanda menghargai.
Sebenarnya Tasya hanya mengundang Mason. Perempuan ini pasti telah masuk dengan menyamar sebagai
pasangan Mason.
“Saya tidak akan mengganggumu lagi sekarang.” Kirana berlalu atas kemauannya sendiri karena dia hadir di sini
hanya untuk bersenang–senang dan mengincar seseorang dengan status sosial lebih tinggi.
Setelah itu dia melihat Arya, laki–laki dalam sederet mimpinya saat mereka di pulau, yang juga berdiri di samping
Elan. Dia tidak pernah menyangka bertemu laki–laki itu di acara ini. Dengan sekali pandang, dia dapat melihat
bahwa laki–laki itu berasal dari kelompok satu persen laki–laki teratas dan sekalangan dengan
Elan.
Bila berhasil menggodanya, maka saya tidak perlu cemas sepanjang sisa hidup ini.
Kirana menyasar Arya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDi saat bersamaan, penampilan Salsa menarik perhatian laki–laki bernama Jeremi. Karena ini adalah acara yang
diadakan oleh Grup Prapanca, semua anggota penting dalam keluarga diundang. Dengan begitu Jeremi tidak
pernah menyangka akan bertemu dengan Salsa di sini.
Malam ini, dia benar–benar terlihat cantik memikat hati. Dia seperti kijang yang tersesat di hutan yang
membuatnya seperti hadiah tertinggi yang ingin diraih oleh siapapun.
Tanpa sadar Jeremi membenahi setelannya dan merapikan rambutnya. Tentu saja, dia tahu bahwa Salsa datang
bersama Arya, tetapi masih bertekad untuk memperlihatkan pesonanya.
Sampai saat ini, Jeremi tidak tahu siapa Arya sebenarnya. Dia hanya dapat berasumsi bahwa Arya datang dari
keluarga terpandang dan sangat menutupi latar belakangnya. Itulah sebabnya dia beranggapan bahwa latar
belakang Salsa tidak akan cocok dengan sosok seperti itu,
Oleh karena itu, Jeremi merasa masih memiliki kesempatan.
Setelah menarik napas dalam–dalam, Jeremi berjalan menghampiri Salsa sambil memutuskan untuk mengajaknya
minum di balkon.
Namun yang tidak diketahuinya adalah bahwa Salsa sudah berada dalam fokus perhatian seorang laki–laki
sepanjang malam itu yang secara langsung dapat mendeteksi siapapun yang berani mendekatinya.
“Permisi sebentar,” Arya berkata pada Elan sebelum berjalan menghampiri Salsa.