- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Ruang Untukmu
Bab 866
Di sisi lain, Jodi dan Teddy rupanya menyaksikan keakraban antara Anita dan Sandro, sambil berpikir mereka
berdua akan menjadi pasangan sempurna. Setelah sarapan, Sandro pergi untuk bekerja sedangkan Anita
memutuskan untuk berjalan-jalan di luar menikmati dan mengagumi keindahan alam. Sesampainya di ruang rapat,
Sandro terlihat bersenandung sambil membawa laptop ketika Teddy dan Jodi berkedip jahil ke arahnya.
“Lihat siapa yang datang! Sandro tampak dalam suasana hati bahagia.” Jodi menggoda temannya itu.
“Bagaimana tidak, dia baru saja melewati saat-saat manis sarapan bersama Nona Maldino. Jadi bagaimana
mungkin momen itu tidak membuatnya senang?”
“Apa yang kalian bicarakan?!” Sandro merasa kesal.
“Kalian berdua mengobrol dan tertawa bersama. Selain itu, kamu juga mengupas cangkang telur untuk Nona
Maldino, bukan? Tetapi jangan khawatir, kami, sebagai temanmu, tentu akan membantumu memenangkan
hatinya,” ujar Teddy penuh percaya diri.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Tepat sekali! Kami pasti akan memberikan semua bantuan yang kamu perlukan, apapun itu.” Jodi berjanji, sambil
mengepalkan tangan.
“Ayolah. Berhenti mengolok-olok saya!” Sandro mencoba mengabaikan dukungan kedua temannya dengan
semburat malu terlukis di wajahnya. “Nona Maldino bahkan tidak menganggap saya.”
“Tetapi saya melihat ekspresi wajahnya yang penuh perhatian dan kehangatan pagi ini ketika menatapmu.” Teddy
menunjukkan rasa irinya kepada Sandro.
Sementara itu, Raditya sedang berdiri di pintu di luar ruang rapat, diam-diam mencuri dengar obrolan anak
buahnya, sampai mendengar sebuah suara bertanya dari belakang. “Kenapa kamu tidak masuk ke dalam,
Raditya?” tanya Wilmar.
Tepat setelah itu Raditya akhirnya membuka pintu dan mengejutkan mereka bertiga, yang merasa kesal karena
kemunculan atasannya yang selalu tidak terduga itu.
“Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Wilmar penasaran. “Apakah ada kabar baru mengenai tugas kita?”
“Oh, bukan apa-apa. Kita sedang membicarakan Nona Maldino dan Sandro,” ucap Jodi terang-terangan.
Setelah itu dengan cepat Teddy melirik ke atasan mereka karena menangkap ekspresi acuh tak acuh di wajahnya.
Kemudian, Raditya berbalik dan menulis sesuatu di papan tulis, memamerkan punggungnya yang berotot yang
membelakangi mereka. “Kalian hanya boleh membicarakan pekerjaan di sini. Tidak ada yang lain, termasuk
masalah pribadi.” Laki-laki itu menulis di papan tulis dan memastikan perintahnya didengar dan dipatuhi.
Dalam sekejap, keempat laki-laki itu menutup mulut rapat-rapat, merasa tidak bisa berbuat apa-apa tetapi juga
heran karena atasan menuntut mereka untuk mengontrol pikiran, meskipun hal itu sering dilakukan selama ini.
Dengan begitu, mereka semua akhirnya fokus pada pekerjaan tanpa berani berkata satu patah kata pun. Saat tiba
giliran untuk menyampaikan pekerjaannya, Sandro membuat kesalahan kecil tetapi justru dikritik pedas oleh
Raditya. Walaupun kesal, dia hanya memendam perasaannya, menganggap kesalahannya tidak begitu parah
sampai harus dikritik secara begitu kasar.
Sementara itu, Anita sedang duduk di samping air mancur sambil memain-mainkan rerumputan dengan penuh
kebosanan. Di waktu yang bersamaan, dia mengamati sekeliling, dari langit ke rumput, sampai akhirnya
pandangannya jatuh pada ikan-ikan kecil yang berenang di kakinya. Ketika itu, dia tergoda untuk menangkapnya,
maka segera saja menjulurkan tangannya untuk menangkap ikan itu. Namun, ikan itu seperti sedang
mempermainkannya, menghindar dari tangkapan Anita dan memaksanya untuk membungkuk lebih rendah lagi
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmagar bisa manjangkau.
Namun, tiba-tiba dia kehilangan pijakan dan tidak sengaja jatuh ke dalam kolam yang dalam. “Ah…” Perempuan itu
mendapati dirinya basah kuyup sekujur tubuh dan kusut. Di saat yang sama, dia sudah tidak tertarik lagi untuk
menangkap ikan itu, tetapi ketika melihat kembali ke kolam, dia merasa seperti dikecoh oleh hewan kecil itu. Ikan
ini mencoba mempermainkan saya. “Lihat saja nanti. Saya akan kembali membawa jaring.” Anita merasa kesal lalu
pergi ke gerbang masuk markas.
Dia ingin segera mandi karena tubuhnya basah kuyup. Namun, ketika melihat keadaannya seperti itu, orang- orang
di sana menunjukkan kekhawatiran dan bertanya apa yang sudah terjadi padanya. Dia menjelaskan kalau dirinya
sudah tercebur ke dalam kolam. Ketika Anita sudah tiba di kamarnya untuk berganti pakaian, Salah seorang anak
buah Raditya masuk ke dalam ruang rapat untuk mengantar sejumlah berkas dan dengan santai menyampaikan
apa yang baru saja dia dengar kepada lima laki-laki di sana. “Nona Maldino tadi tercebur ke dalam kolam ikan.”
“Apa? Apakah dia terluka?”
“Saya tidak tahu pasti, tetapi dia basah kuyup dari kepala sampai kaki.”
Sedetik kemudian, Raditya langsung bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu, keluar dari ruang rapat
dengan terburu-buru. Sementara itu, anak buahnya bertanya-tanya ke mana dia pergi sambil saling memandang.