- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 928
Anita dilempar ke sofa oleh Raditya dengan kejam. Meskipun Anita tidak terluka oleh sofa empuk, tatapan Anita
menjadi berkunang-kunang. Tak hanya dia menjadi basah kuyup, rambutnya pun juga basah. Pemandangan itu,
ditambah wajahnya yang pucat, membuatnya tampak sengsara dan menyedihkan.
“Pergi sana mandi.” Raditya membungkuk dan meminta Anita kemudian menyandarkan diri ke sofa dengan satu
tangan dan kaki di atas meja.
Anita menatap pria itu dengan mata merah dan bengkak, kemudian merasa geram dan sakit, karena masih ada
rasa sakit di hati ketika melihat Raditya basah kuyup juga.
“Saya tidak akan pergi. Kamu yang pergi sana!” Anita menyilangkan lengan dan memalingkan muka. Dia hanya
bisa menelan kesedihan meskipun sedang merasa kesal.
“Kamu mau sakit?” Raditya menanyainya dengan suara berat.
Anita yang mendengar kata-kata itu, kemudian menggigil dan merasakan kulitnya kaku dan anggota tubuhnya
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsedingin es. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Tidak usah ikut campur.”
Ekspresi Raditya menjadi suram begitu mendengar kata-kata Anita. “Apa kamu mau saya memandikanmu?”
Raditya bertanya.
Anita terkejut dengan kata-kata Raditya sementara wajah Anita memerah. “A-Apa yang kamu bilang?” Anita
tergagap.
Anita yang melihat ekspresi serius Raditya, mengetahui kalau dia tidak bercanda. Jika memang harus, Raditya pasti
akan menyeretnya ke kamar mandi dan memandikannya langsung.
“Saya akan pergi… saya akan mandi.” Anita tahu kalau Raditya merupakan pria yang teguh dengan perkataannya.
Dia bergegas dari sofa dan menuju ke kamar mandi.
Raditya yang melihat sosok Anita, menghela napas lega hanya untuk menyadari kalau Anita sangat ketakutan
sampai-sampai dia tidak membawa pakaian apa pun saat masuk ke kamar mandi. Begitu Raditya bangkit dan
membuka pintu, Raditya melihat empat pria berdiri di dekat tiang di luar pintu. Keempat pria itu memandang
Raditya dengan khawatir.
“Kamu tidak bertengkar dengan Nona Anita, kan, Pak Raditya?” tanya Teddy dengan buru-buru.
“Apa Nona Anita terluka?” tanya Sandro menambahkan.
“Tidak usah ikut campur,” jawab Raditya sambil berjalan menuju kamar Anita.
Di dalam kamar mandi, Anita berdiri di bawah pancuran saat air jatuh membasahinya, tidak tahu apa itu air atau
air mata yang berlinang di wajahnya. Dia tidak repot-repot melepas pakaian dan hanya duduk di lantai sambil
memejamkan mata, merasakan air hangat mencairkan kulitnya yang dingin. Anita tak pernah berpikir kalau dia
akan bertindak seperti ini untuk menyakiti Ani. Meskipun Ani tidak tahu tentang semua yang terjadi pada dia dan
Raditya, namun dia merasa bersalah karena hal ini. Saat ini, Anita merasa malu seakan sudah melakukan
kesalahan yang tak termaafkan.
“Maafkan saya, Ani,” bisik Anita sambil memeluk dirinya sendiri.
Saat itu, pintu terbuka dan Raditya masuk sambil membawa pakaian dan bahkan pakaian dalam. Dia berjalan
menuju pintu kamar mandi dan mengetuk pintu. Saat itu, Anita menyadari kalau dirinya masih duduk di lantai. Dia
berteriak ke arah pintu, “Saya akan keluar sebentar lagi.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Saya meninggalkan pakaianmu di luar. Setelah selesai, keluar dan gantilah pakaianmu,” Raditya
mengingatkannya.
Anita yang menyadari kalau dia tidak membawa pakaian apa pun menjawab, “Baik.”
Dia menenangkan diri, menanggalkan pakaiannya yang basah, lalu mandi. Setelah selesai, dia melihat satu-
satunya handuk yang tergantung di sana sambil memejamkan mata dengan putus asa. Handuk itu yang sering
digunakan Raditya dan dia akan mengambil handuk sendiri kalau dia sudah ada di kamar Raditya. Sekarang,
sepertinya dia hanya bisa menggunakan handuk Raditya sekarang.
Anita yang menyelimuti dirinya dengan handuk mengira Raditya pasti telah meninggalkan kamar. Oleh karena itu,
dia bisa segera mengambil pakaian dan berganti di dalam kamar mandi. Anita berpikir sambil membuka pintu
kamar mandi dan memakai sandal jepit yang ada di sana. Mulai sekarang dan seterusnya, dia merasa kalau semua
yang dilakukan saat ini semakin menyakiti Ani. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk tidak lagi memasuki kamar
Raditya dan akan mengambil barang-barang yang ditinggalkannya di kamar ini setelah hari ini.
Begitu dia berjalan keluar dari koridor yang menuju ke kamar mandi dan memasuki ruang tamu, dia terkejut. Hal
yang mengejutkannya, yaitu Raditya tidak pergi seperti yang diperkirakan dan duduk di dekat meja, menatap Anita
bak patung yang basah kuyup. Anita ketakutan setengah mati dan segera ingin bersembunyi kembali ke dalam
kamar mandi karena dia hanya setengah berpakaian, tetapi sandal jepitnya terlepas dan dia terpeleset karena
lantai yang basah.